Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Mengapa Menjaga Keperawanan?

Mengapa Menjaga Keperawanan?

PASAL 5

Mengapa Menjaga Keperawanan?

”Aku ingin sekali bereksperimen dengan seks.”​—Kelly.

”Aku merasa aneh karena belum pernah berhubungan seks.”​—Jordon.

”APAKAH kamu masih perawan?” Pertanyaan seperti itu bisa membuatmu kecut! Ya, di banyak tempat, anak muda yang masih perawan mungkin dianggap aneh. Tidak heran, begitu banyak anak muda berhubungan seks sejak remaja!

Dipikat oleh Hasrat, Didesak oleh Teman

Jika kamu seorang Kristen, kamu tahu bahwa Alkitab memerintahkanmu untuk ”menjauhkan diri dari percabulan”. (1 Tesalonika 4:3) Namun, kamu mungkin merasa sulit mengendalikan gejolak seksualmu. ”Kadang, pikiran tentang seks tahu-tahu muncul tanpa sebab atau alasan yang jelas,” demikian pengakuan seorang pemuda bernama Paul. Yakinlah, perasaan seperti itu normal.

Namun, menjadi korban ejekan dan pelecehan yang tak henti-hentinya karena masih perawan sama sekali tidak menyenangkan! Misalnya, bagaimana jika teman-temanmu mengatakan bahwa kamu bukan pria atau wanita sejati kalau belum pernah berhubungan seks? ”Teman-teman menceritakan seolah-olah seks itu asyik dan wajar,” kata Ellen. ”Kalau belum pernah tidur dengan siapa-siapa, kita dianggap aneh.”

Tetapi, ada sisi seks pranikah yang mungkin tidak diceritakan teman-temanmu. Misalnya, Maria, yang berhubungan seks dengan pacarnya, mengingat, ”Sesudahnya, aku merasa malu dan hina. Aku benci diriku sendiri dan aku benci pacarku.” Pengalaman seperti itu lebih umum daripada yang disadari kebanyakan anak muda. Kenyataannya, seks pranikah sering kali adalah pengalaman yang menyakitkan secara emosi​—dengan akibat-akibat yang buruk!

Akan tetapi, seorang remaja bernama Shanda bertanya, ”Mengapa Allah memberi kaum muda hasrat seksual, padahal Dia tahu bahwa mereka baru boleh menyalurkannya setelah menikah?” Itu pertanyaan yang bagus. Tetapi, pikirkan hal berikut ini:

Apakah dorongan seksual satu-satunya perasaan kuat yang kamu miliki? Sama sekali tidak. Allah Yehuwa menciptakan kamu dengan kesanggupan untuk merasakan berbagai keinginan dan emosi.

Apakah kamu harus menyalurkan setiap gejolak yang timbul dalam dirimu? Tidak, karena Allah juga memberimu kesanggupan untuk mengendalikan tindakanmu.

Kalau begitu, apa pelajarannya? Kamu mungkin tidak bisa mencegah munculnya suatu hasrat, tetapi kamu bisa mengendalikan reaksimu. Ya, melampiaskan setiap dorongan seksual itu sama salah dan bodohnya dengan memukul seseorang setiap kali kamu marah.

Faktanya, Allah tidak pernah bermaksud agar kita menyalahgunakan kemampuan kita untuk memiliki keturunan. ”Kamu masing-masing mengetahui bagaimana mengendalikan bejananya sendiri dengan mengingat kesucian dan kehormatan,” kata Alkitab. (1 Tesalonika 4:4) Sebagaimana ada ”waktu untuk mengasihi dan waktu untuk membenci”, ada waktu untuk menyalurkan dorongan seksual dan ada waktu untuk menahan diri. (Pengkhotbah 3:1-8) Yang terpenting, kamu-lah yang memegang kendali atas hasrat-hasratmu!

Namun, apa yang bisa kamu lakukan jika seseorang mengejekmu, mengatakan dengan nada tidak percaya, ”Apa benar kamu masih perawan?” Jangan terintimidasi. Kalau orang itu hanya mau menjatuhkan kamu, kamu bisa mengatakan, ”Ya, betul, dan tahu tidak? Aku senang aku masih perawan!” Atau, kamu bisa bilang, ”Itu soal pribadi, aku tidak membicarakannya dengan orang lain.” * (Amsal 26:4; Kolose 4:6) Di pihak lain, kamu mungkin merasa bahwa orang yang bertanya itu perlu mendapat lebih banyak informasi. Kalau begitu, kamu mungkin ingin menjelaskan pendirianmu yang berdasarkan Alkitab.

Apakah kamu punya jawaban lain untuk ejekan ”Apa benar kamu masih perawan?” Jika ya, tulislah di bawah ini.

․․․․․

Hadiah yang Berharga

Bagaimana perasaan Allah ketika seseorang memutuskan untuk berhubungan seks sebelum menikah? Nah, bayangkan jika kamu membeli hadiah untuk seorang teman. Tetapi, sebelum kamu bisa memberikannya kepada temanmu itu, dia​—hanya karena ingin tahu​—membukanya! Tidakkah kamu akan kesal? Sekarang, bayangkan bagaimana perasaan Allah jika kamu melakukan seks pranikah. Ia ingin agar kamu menunggu sampai menikah baru menikmati hadiah berupa hubungan seks.​—Kejadian 1:28.

Apa yang harus kamu lakukan dengan dorongan seksualmu? Singkatnya, belajarlah mengendalikannya. Kamu punya kekuatan untuk mengendalikannya! Berdoalah memohon bantuan Yehuwa. Roh-Nya dapat menambah kesanggupanmu untuk mengendalikan diri. (Galatia 5:22, 23) Ingatlah, Yehuwa ”tidak akan menahan sesuatu yang baik dari orang-orang yang berjalan tanpa cela”. (Mazmur 84:11) Remaja bernama Gordon berkata, ”Setiap kali terlintas dalam benakku bahwa seks pranikah sebenarnya tidak apa-apa, aku memikirkan akibat rohaninya yang buruk dan menyadari bahwa tidak ada dosa yang senilai dengan hilangnya hubunganku dengan Yehuwa.”

Faktanya, keperawanan itu tidak aneh atau abnormal. Justru seks yang amoral-lah yang merendahkan martabat, memalukan, dan menyakitkan. Jadi, jangan biarkan propaganda dunia ini memperdaya kamu untuk berpikir bahwa ada yang salah dengan dirimu jika kamu berpegang pada standar Alkitab. Dengan mempertahankan keperawananmu, kamu menjaga kesehatanmu, kesejahteraan emosimu, dan​—yang terpenting​—hubunganmu dengan Allah.

BACA JUGA JILID 1, PASAL 23

[Catatan Kaki]

^ par. 15 Yang menarik, Yesus memilih untuk diam ketika ditanyai Herodes. (Lukas 23:8, 9) Diam sering kali adalah cara bagus untuk menghadapi pertanyaan yang tidak pada tempatnya.

AYAT-AYAT KUNCI

”Jika seseorang . . . telah membuat keputusan ini di dalam hatinya, untuk mempertahankan keperawanannya, ia melakukan apa yang baik.”​—1 Korintus 7:37.

TIPS

Hindari pergaulan dengan orang-orang yang tidak mempunyai standar moral yang kuat, sekalipun mengaku seiman.

TAHUKAH KAMU . . . ?

Kecil kemungkinannya orang yang melakukan seks bebas mengubah kebiasaannya setelah menikah. Sebaliknya, orang yang loyal pada standar moral Allah sebelum menikah lebih besar kemungkinannya untuk loyal kepada teman hidupnya setelah menikah.

RENCANAKU!

Jika aku ingin tetap perawan sampai aku menikah, aku perlu ․․․․․

Jika teman-temanku mempersulit aku untuk berpegang pada tekadku, aku akan ․․․․․

Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

MENURUTMU . . .

Mengapa ada yang mengejek orang yang perawan?

Mengapa bisa jadi sulit untuk menjaga keperawanan?

Apa saja manfaatnya tetap perawan sampai kamu menikah?

Bagaimana kamu akan menjelaskan manfaat keperawanan kepada adikmu?

[Kutipan di hlm. 51]

”Aku termotivasi untuk menolak godaan seksual dengan selalu ingat bahwa ’orang yang melakukan percabulan atau orang yang najis tidak akan memperoleh warisan apa pun dalam kerajaan Allah’.” (Efesus 5:5)​—Lydia

[Kotak di hlm. 49]

Lembar Kerja

Apa yang Sesungguhnya Terjadi setelah Itu?

Teman-temanmu dan hiburan populer sering kali dengan cerdik menutupi kenyataan pahit seks pranikah. Perhatikan tiga skenario berikut ini. Menurutmu, apa yang sesungguhnya terjadi dengan remaja-remaja ini?

● Seorang teman sekolah membual bahwa dia sudah berhubungan seks dengan banyak gadis. Dia bilang itu asyik​—tidak ada yang sakit hati. Apa yang sesungguhnya terjadi kemudian​—dengan dia dan gadis-gadis itu? ․․․․․

● Di bagian akhir sebuah film, dua remaja yang belum menikah berhubungan seks untuk menyatakan cinta. Apa yang selanjutnya terjadi​—dalam kehidupan nyata? ․․․․․

● Kamu berkenalan dengan pemuda ganteng yang mengajakmu berhubungan seks. Katanya, tidak akan ada yang tahu. Jika kamu menyerah dan mencoba menutupinya, apa yang sesungguhnya terjadi setelah itu? ․․․․․

[Gambar di hlm. 54]

Melakukan hubungan seks pranikah itu seperti membuka hadiah yang belum diberikan kepadamu