1, 2. Apa yang Yehuwa inginkan bagi keluarga?

ALLAH YEHUWA menyelenggarakan perkawinan yang pertama. Alkitab menceritakan bahwa Yehuwa menciptakan wanita pertama dan ”mengantarnya kepada pria itu”. Adam sangat bahagia dan berkata, ”Inilah akhirnya tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” (Kejadian 2:22, 23) Jadi, Yehuwa ingin agar pasangan yang menikah berbahagia.

² Sayangnya, kebanyakan orang tidak pernah merasakan keluarga yang bahagia. Tapi, Alkitab mengajarkan prinsip-prinsip yang bisa membantu semua anggota keluarga agar mereka bahagia. (Lukas 11:28) Alkitab juga mengajarkan tentang sifat-sifat Yehuwa dan Yesus. Jika semua anggota keluarga meniru sifat-sifat ini, keluarga mereka akan harmonis.​—Efesus 5:1, 2.

3, 4. (a) Bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan istrinya? (b) Mengapa suami dan istri perlu saling mengampuni?

³ Menurut Alkitab, suami yang baik akan memperlakukan istrinya dengan kasih sayang dan respek. Bacalah Efesus 5:25-29. Seorang suami akan selalu memperlakukan istrinya dengan lembut. Dia akan melindungi serta mengurus istrinya dan tidak akan menyakitinya dengan cara apa pun.

⁴ Tapi, bagaimana jika istri berbuat salah? Para suami diberi tahu, ”Teruslah kasihi istri kalian, dan jangan geram terhadap mereka.” (Kolose 3:19) Para suami perlu ingat bahwa mereka pun bisa berbuat salah. Dan jika mereka ingin diampuni Allah, mereka harus mengampuni istri mereka. (Matius 6:12, 14, 15) Jika suami dan istri rela mengampuni satu sama lain, perkawinan mereka akan bahagia.

5. Mengapa seorang suami tidak boleh memperlakukan istrinya dengan buruk?

⁵ Yehuwa ingin agar suami memperhatikan istrinya. Seorang suami perlu memikirkan cara membantu istrinya. Dia perlu menyediakan kebutuhan pokok istrinya. Dia perlu mengobrol dengannya dan memahami perasaannya. Hal-hal ini sangat penting. Jika suami memperlakukan istrinya dengan buruk, Yehuwa tidak akan mendengarkan doanya. (1 Petrus 3:7) Yehuwa tidak menganggap pria lebih tinggi daripada wanita. Siapa pun berharga bagi-Nya jika orang itu menyayangi-Nya.

6. Apa artinya suami istri ”bukan lagi dua, tapi satu”?

⁶ Yesus menjelaskan bahwa suami dan istri ”bukan lagi dua, tapi satu”. (Matius 19:6) Artinya, mereka akan saling setia dan tidak akan selingkuh. (Amsal 5:15-21; Ibrani 13:4) Mereka juga tidak boleh egois. Mereka perlu memenuhi kebutuhan seksual pasangannya. (1 Korintus 7:3-5) Seorang suami perlu ingat bahwa ”tidak pernah ada orang yang membenci tubuhnya sendiri. Dia malah memberinya makan dan menyayanginya”. Jadi, dia perlu menyayangi dan menghargai istrinya. Yang paling diinginkan istri adalah suami yang baik dan sayang kepadanya.​—Efesus 5:29.

7. Mengapa harus ada kepala dalam suatu keluarga?

⁷ Setiap keluarga membutuhkan kepala, yaitu seseorang yang akan membimbing keluarga sehingga semua anggotanya bisa bekerja sama. Alkitab mengatakan di 1 Korintus 11:3, ”Kepala setiap laki-laki adalah Kristus, kepala setiap perempuan adalah laki-laki, dan kepala Kristus adalah Allah.”

8. Bagaimana cara istri menghormati suaminya?

⁸ Tidak ada suami yang sempurna. Mereka bisa berbuat salah. Tapi, jika seorang istri tetap mendukung keputusan suaminya dan rela bekerja sama, seluruh keluarga akan mendapat manfaat. (1 Petrus 3:1-6) Alkitab mengatakan, ”Istri harus benar-benar menghormati suaminya.” (Efesus 5:33) Bagaimana jika agama suami berbeda dengan istrinya? Istri perlu tetap menghormati suaminya. Alkitab mengatakan, ”Kalian para istri, tunduklah kepada suami kalian, supaya kalau mereka tidak taat pada firman, mereka bisa menjadi taat karena tingkah laku kalian, tanpa kalian mengatakan apa pun, karena mereka melihat bahwa tingkah laku kalian murni dan penuh hormat.” (1 Petrus 3:1, 2) Teladan istri bisa membuat suaminya merespek agamanya. Ini juga bisa membuat suami sadar bahwa agama istrinya itu penting bagi sang istri.

9. (a) Apa yang perlu dilakukan seorang istri jika dia tidak setuju dengan suaminya? (b) Nasihat apa bagi para istri yang ada di Titus 2:4, 5?

⁹ Apa yang bisa dilakukan seorang istri jika dia tidak setuju dengan suaminya? Dia bisa mengungkapkan pendapatnya dengan cara yang sopan. Sebagai contoh, Sara pernah mengatakan sesuatu yang membuat Abraham tidak senang. Tapi, Yehuwa berkata kepada Abraham, ”Dengarkanlah dia.” (Kejadian 21:9-12) Ketika seorang suami membuat keputusan yang tidak bertentangan dengan Alkitab, istrinya perlu mendukung keputusan itu. (Kisah 5:29; Efesus 5:24) Seorang istri yang baik akan merawat keluarganya. (Baca Titus 2:4, 5.) Ketika suami dan anak-anaknya melihat bahwa dia bekerja keras, mereka akan semakin menyayangi dan menghormatinya.​—Amsal 31:10, 28.

10. Apa kata Alkitab tentang perpisahan dan perceraian?

¹⁰ Ada suami istri yang langsung memutuskan untuk berpisah atau bercerai saat ada masalah. Tapi, Alkitab mengatakan bahwa ”istri tidak boleh berpisah dari suaminya” dan ”suami juga tidak boleh meninggalkan istrinya”. (1 Korintus 7:10, 11) Kadang, ada situasi tertentu yang sangat buruk yang bisa membuat suami istri berpisah. * Tapi, keputusan ini tidak boleh dianggap enteng. Lalu, bagaimana dengan perceraian? Alkitab mengatakan bahwa satu-satunya alasan untuk bercerai adalah jika suami atau istri berhubungan seks dengan orang lain.​—Matius 19:9.

11. Apa yang paling dibutuhkan anak-anak?

¹¹ Orang tua perlu sesering mungkin meluangkan waktu bersama anak-anak mereka. Anak-anak membutuhkan perhatian orang tua, dan yang paling mereka butuhkan adalah orang tua yang akan mengajar mereka tentang Yehuwa.​—Ulangan 6:4-9.

12. Apa yang perlu orang tua lakukan untuk melindungi anak-anak mereka?

¹² Dunia Setan semakin lama semakin jahat. Ada orang-orang yang ingin memanfaatkan anak-anak kita dan bahkan melecehkan mereka secara seksual. Kadang, orang tua merasa sulit untuk membicarakan hal ini. Tapi, orang tua perlu memperingatkan anak-anak dan mengajarkan caranya melindungi diri dari orang-orang seperti itu. Orang tua harus melindungi anak-anak. *—1 Petrus 5:8.

13. Bagaimana seharusnya orang tua mengajar anak mereka?

¹³ Orang tua perlu mengajar anak mereka sopan santun. Bagaimana caranya? Anak-anak perlu dididik. Tapi, orang tua tidak boleh kasar atau kejam sewaktu mendidik anak mereka. (Yeremia 30:11) Jadi, jangan pernah mendidik atau mendisiplin anak saat sedang marah. Kata-kata orang tua tidak boleh seperti ”tikaman-tikaman pedang” yang menyakiti anak-anak. (Amsal 12:18) Ajar anak-anak alasannya mereka perlu taat.​—Efesus 6:4; Ibrani 12:9-11; lihat Catatan No. 30.

14, 15. Mengapa anak-anak perlu taat kepada orang tua?

¹⁴ Yesus selalu mematuhi Bapaknya, bahkan pada saat-saat yang sulit. (Lukas 22:42; Yohanes 8:28, 29) Yehuwa juga ingin agar anak-anak mematuhi orang tua.​—Efesus 6:1-3.

¹⁵ Anak-anak, kalian mungkin merasa bahwa mematuhi orang tua itu sulit. Tapi jika kalian tetap taat, Yehuwa dan orang tua kalian akan senang. *—Amsal 1:8; 6:20; 23:22-25.

16. (a) Apa yang bisa Setan gunakan untuk membujuk anak muda melakukan yang salah? (b) Mengapa kalian perlu memilih teman yang menyayangi Yehuwa?

¹⁶ Iblis bisa menggunakan teman kalian dan anak muda lainnya untuk membujuk kalian melakukan apa yang salah. Dia tahu bahwa kalian mungkin kesulitan menolak tawaran ini. Contohnya, putri Yakub yang bernama Dina punya teman-teman yang tidak menyayangi Yehuwa. Akibatnya, dia dan keluarganya terkena banyak masalah. (Kejadian 34:1, 2) Jika teman-teman kalian tidak menyayangi Yehuwa, mereka mungkin akan membujuk kalian untuk melakukan sesuatu yang Yehuwa benci. Tindakan ini akan menyakiti kalian, keluarga, dan Allah. (Amsal 17:21, 25) Jadi, kalian harus mencari teman yang menyayangi Yehuwa.​—1 Korintus 15:33.

17. Apa tanggung jawab setiap anggota keluarga?

¹⁷ Jika semua anggota keluarga mengikuti perintah Allah, mereka akan terhindar dari banyak masalah. Jadi, suami perlu menyayangi istrinya dan memperlakukan dia dengan lembut. Istri perlu merespek dan tunduk kepada suaminya serta mengikuti nasihat bagi para istri dalam Amsal 31:10-31. Orang tua perlu mengajar anak-anak untuk mengasihi Allah. (Amsal 22:6) Seorang ayah perlu ”memimpin keluarganya dengan baik”. (1 Timotius 3:4, 5; 5:8) Dan, anak-anak perlu mematuhi orang tua. (Kolose 3:20) Ingatlah bahwa setiap anggota keluarga bisa berbuat salah, jadi semua perlu rendah hati dan saling meminta maaf. Jelaslah, Alkitab berisi bimbingan dari Yehuwa untuk setiap anggota keluarga.