Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Kapan Yerusalem Kuno Dihancurkan?​—Bagian Dua

Kapan Yerusalem Kuno Dihancurkan?​—Bagian Dua

Kapan Yerusalem Kuno Dihancurkan?​—Bagian Dua

Apa yang Sebenarnya Ditunjukkan Dokumen Tanah Liat

Ini adalah artikel kedua yang membahas pertanyaan-pertanyaan akademis seputar tahun dihancurkannya Yerusalem kuno untuk pertama kalinya. Dua artikel dalam seri ini menyajikan jawaban berdasarkan Alkitab dan riset yang cermat atas pertanyaan yang kadang diajukan pembaca.

Kesimpulan dari Artikel Pertama:

▪ Sejarawan sekuler mengatakan bahwa Yerusalem dihancurkan pada 587 SM. *

▪ Kronologi Alkitab menunjukkan bahwa penghancuran itu terjadi pada 607 SM.

▪ Sejarawan sekuler mendasarkan kesimpulan mereka pada tulisan sejarawan era Yunani-Romawi dan kanon Ptolemeus.

▪ Tulisan sejarawan era Yunani-Romawi memuat kesalahan yang serius dan tidak selalu konsisten dengan catatan pada lempeng tanah liat. *

ALKITAB mengatakan bahwa orang Yahudi ditawan di Babilon ”hingga genaplah tujuh puluh tahun” sesuai dengan ”firman TUHAN yang diucapkan Yeremia”. Kapan mereka dibebaskan? Pada ”tahun pertama zaman [pemerintahan] Koresh, raja negeri Persia”. (2 Tawarikh 36:21, 22, Terjemahan Baru) Baik sejarah Alkitab maupun sekuler menunjukkan bahwa pembuangan di Babilon ini berakhir setelah Kores menaklukkan Babilon dan membebaskan orang Yahudi, yang kembali ke Yerusalem pada 537 SM. Karena Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa masa pembuangan ini berlangsung selama 70 tahun, pastilah itu berawal pada 607 SM.

Tetapi, kebanyakan pakar menunjuk 587 SM sebagai tahun dihancurkannya Yerusalem. Itu berarti masa pembuangannya hanya 50 tahun. Apa alasan untuk kesimpulan itu? Kalkulasi mereka didasarkan atas dokumen-dokumen kuno berhuruf paku yang memuat perincian tentang Nebukhadnezar II dan para penerusnya.1 Banyak di antaranya ditulis oleh orang yang hidup selama atau sekitar masa kehancuran Yerusalem. Tetapi, seberapa tepatkah kalkulasi yang menunjuk ke tahun 587 SM ini? Apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh dokumen-dokumen ini?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perhatikan tiga jenis dokumen yang sering dirujuk oleh para pakar: (1) tawarikh Babilonia, (2) lempeng perdagangan, dan (3) lempeng astronomis.

Tawarikh Babilonia.

Apa itu? Tawarikh Babilonia adalah sekumpulan lempeng yang berisi catatan peristiwa-peristiwa utama dalam sejarah Babilonia.2

Apa kata para pakar? R.H. Sack, pakar dokumen berhuruf paku yang terkemuka, menyatakan bahwa tawarikh ini tidak memuat catatan yang lengkap tentang peristiwa-peristiwa penting. * Ia menulis bahwa para sejarawan harus memeriksa ”sumber-sumber sekunder . . . dengan harapan dapat menentukan apa yang sebenarnya terjadi”.

Apa yang ditunjukkan dokumen ini? Tawarikh Babilonia tidak memberikan catatan sejarah yang lengkap.3 (Lihat  kotak di bawah ini.) Maka, masuk akal jika timbul pertanyaan: Seberapa andalkah kesimpulan yang didasarkan atas catatan seperti itu?

Lempeng perdagangan.

Apa itu? Lempeng perdagangan dari masa Neo-Babilonia kebanyakan berupa tanda terima yang sah. Pada lempeng itu tercantum tanggal terjadinya suatu transaksi​—hari, bulan, dan tahun pemerintahan raja yang berkuasa. Sebagai contoh, ”Nisan, hari ke-27, tahun ke-11 Nebukhadrezar [dikenal juga sebagai Nebukhadnezar II], raja Babilon”.4

Jika seorang raja meninggal atau disingkirkan lalu digantikan oleh raja baru, bulan-bulan yang tersisa dari ”tahun pemerintahan” raja lama dianggap sebagai ”tahun naik takhta” penguasa yang baru. *5 Dengan kata lain, peralihan dari satu raja ke raja berikutnya terjadi di tahun yang sama pada kalender Babilonia. Karena itu, lempeng yang memuat keterangan tentang ”tahun naik takhta” penguasa yang baru secara logis dibuat pada bulan-bulan setelah bulan terakhir raja lama bertakhta.

Apa kata para pakar? R.H. Sack meneliti banyak lempeng perdagangan dari masa Neo-Babilonia. Pada 1972, Sack menulis bahwa naskah-naskah baru dari British Museum yang ia selidiki ”menganulir” kesimpulan sebelumnya tentang peralihan kekuasaan dari Nebukhadnezar II ke putranya, Amel-Marduk (juga dikenal sebagai Ewil-merodakh).6 Mengapa demikian? Sebelumnya, Sack sudah mengetahui bahwa Nebukhadnezar II masih memerintah pada bulan keenam dari tahun pemerintahannya yang terakhir (yang ke-43). Tetapi, lempeng-lempeng yang baru itu mencantumkan keterangan bahwa raja berikutnya, Amel-Marduk, sudah mulai bertakhta pada bulan keempat dan kelima pada tahun yang sama.7 Jelaslah, ada ketidaksesuaian.

Apa yang ditunjukkan dokumen ini? Masih ada sejumlah ketidaksesuaian lain berkenaan dengan peralihan satu raja ke raja lain. Misalnya, sebuah dokumen menunjukkan bahwa Nebukhadnezar II masih memerintah pada bulan kesepuluh​—enam bulan setelah penerusnya diperkirakan mulai bertakhta.8 Ketidaksesuaian serupa ditemukan pada peralihan antara Amel-Marduk dan penerusnya, Neriglisar.9

Mengapa ketidaksesuaian ini signifikan? Sebagaimana telah disebutkan, tidak lengkapnya catatan sejarah dalam tawarikh Babilonia menyiratkan bahwa kita tidak memiliki catatan kronologis yang berurutan, tanpa terputus.10 Mungkinkah ada orang-orang lain yang memerintah di antara masa pemerintahan raja-raja ini? Kalau ada, masa Neo-Babilonia akan menjadi lebih panjang. Karena itu, baik tawarikh Babilonia ataupun lempeng perdagangan tidak dapat dijadikan dasar untuk memastikan bahwa Yerusalem dihancurkan pada 587 SM. *

Lempeng astronomis.

Apa itu? Lempeng berhuruf paku yang memuat uraian tentang posisi matahari, bulan, planet, dan bintang, yang disertai informasi sejarah seperti tahun pemerintahan raja tertentu. Sebagai contoh, catatan harian astronomis yang diperlihatkan di bawah menyebutkan gerhana bulan yang terjadi pada bulan pertama dari tahun pertama pemerintahan Raja Mukin-zeri.11

Apa kata para pakar? Mereka setuju bahwa orang Babilonia telah menyusun bagan dan skema yang ekstensif untuk memprediksi waktu terjadinya gerhana.12

Tetapi, mungkinkah orang Babilonia melakukan proyeksi mundur untuk mengetahui kapan terjadinya gerhana di masa lampau? ”Mungkin saja,” kata Profesor John Steele, ”bahwa beberapa prediksi paling awal dibuat dengan melakukan proyeksi mundur, sewaktu teks itu disusun.” (Cetak miring red.)13 Profesor David Brown berpendapat bahwa bagan-bagan astronomis itu mencakup prediksi yang dibuat tidak lama sebelum kejadiannya. Tetapi, ia mengakui bahwa mungkin saja beberapa prediksi ini adalah hasil ”penghitungan mundur yang dilakukan oleh para penulis pada abad ke-4 SM dan setelahnya”.14 Kalau benar demikian, apakah keterangan ini dapat diandalkan 100 persen kecuali ada bukti lain yang meneguhkannya?

Sekalipun ada gerhana yang terjadi pada tanggal tertentu, apakah itu berarti bahwa informasi sejarah yang disertakan sang penulis untuk tanggal itu akurat? Belum tentu. Pakar R.J. van der Spek menjelaskan, ”Para penyusunnya adalah astrolog, bukan sejarawan.” Ia menggambarkan catatan sejarah pada lempeng itu sebagai bagian yang ”tidak terlalu resmi”, dan ia memperingatkan bahwa informasi sejarah tersebut harus ”digunakan dengan hati-hati”.15

Apa yang ditunjukkan dokumen ini? Pertimbangkan contoh dari VAT 4956. Baris pembuka pada lempeng itu berbunyi, ”Tahun ke-37 Nebukadnezar, raja Babilon.”16 Setelah itu, ada uraian yang terperinci tentang posisi bulan dan planet dalam kaitannya dengan berbagai bintang dan konstelasi. Disebutkan juga tentang sebuah gerhana bulan. Para pakar mengatakan bahwa benda-benda langit itu berada di semua posisi tersebut pada 568/567 SM, yang berarti bahwa tahun ke-18 Nebukhadnezar II, ketika ia menghancurkan Yerusalem, adalah tahun 587 SM. Tetapi, apakah data-data astronomis ini secara mutlak menunjuk hanya ke tahun 568/​567 SM?

Lempeng itu menyebutkan sebuah gerhana bulan yang menurut kalkulasi terjadi pada hari ke-15 dari bulan ketiga Simanu (kalender Babilonia). Memang, ada sebuah gerhana bulan yang terjadi pada tanggal 4 Juli 568 SM (kalender Julius). Namun, ada juga gerhana 20 tahun sebelumnya, yaitu pada tanggal 15 Juli 588 SM.17

Jika 588 SM adalah tahun ke-37 Nebukhadnezar II, berarti tahun ke-18-nya jatuh pada 607 SM​—itulah tahun yang ditunjukkan kronologi Alkitab sebagai tahun dihancurkannya Yerusalem! (Lihat  garis waktu di bawah ini.) Tetapi, apakah VAT 4956 memberikan bukti lain yang meneguhkan tahun 607 SM?

Selain gerhana yang disebutkan tadi, ada juga 13 data observasi bulan dan 15 data observasi planet pada lempeng itu. Ini menggambarkan posisi bulan atau planet dalam kaitannya dengan bintang atau konstelasi tertentu.18 Ada juga delapan interval waktu antara terbit dan terbenamnya matahari dan bulan.18a

Karena posisi bulan paling dapat diandalkan, para peneliti telah dengan cermat menganalisis ke-13 data observasi bulan pada VAT 4956 itu. Mereka menganalisisnya dengan bantuan program komputer yang bisa memperlihatkan lokasi benda-benda langit pada waktu tertentu di masa lalu.19 Apa yang disingkapkan analisis mereka? Ternyata, tidak semua data di lempeng itu cocok dengan posisi-posisi bulan pada 568/​567 SM, tetapi ke-13 data itu semuanya cocok dengan posisi-posisi bulan 20 tahun sebelumnya, yaitu pada 588/​587 SM.

Salah satu data tentang observasi bulan yang lebih cocok dengan posisi bulan pada 588 SM ketimbang 568 SM terlihat pada lempeng yang fotonya ada di halaman 26. Pada baris ke-3, kita membaca bahwa bulan berada di posisi tertentu pada ”malam ke-9 [Nisanu]”. Tetapi, para pakar yang mula-mula mengatakan bahwa kejadian itu terjadi pada 568 SM (secara astronomis -567) menyatakan bahwa pada tahun itu, bulan berada pada posisi tersebut pada tanggal ”8 dan bukan 9 Nisanu”. Untuk mendukung gagasan bahwa lempeng itu menunjuk ke tahun 568 SM, mereka menegaskan bahwa si penulis secara keliru mencantumkan ”9” dan bukan ”8”.20 Tetapi, ada posisi bulan yang benar-benar cocok dengan posisi bulan yang disebutkan di baris 3, yaitu pada tanggal 9 Nisanu 588 SM.21

Jelaslah, banyak data astronomis pada VAT 4956 menunjuk tahun 588 SM sebagai tahun ke-37 Nebukhadnezar II. Jadi, hal ini mendukung 607 SM sebagai tahun dihancurkannya Yerusalem​—persis seperti yang ditunjukkan Alkitab.

Mengapa Memercayai Alkitab?

Sekarang ini, mayoritas sejarawan sekuler percaya bahwa Yerusalem dihancurkan pada 587 SM. Namun, penulis Alkitab Yeremia dan Daniel dengan jelas menyatakan bahwa orang Yahudi berada di pembuangan selama 70 tahun, bukan 50 tahun. (Yeremia 25:1, 2, 11; 29:10; Daniel 9:2) Pernyataan itu dengan tegas menunjukkan bahwa Yerusalem dihancurkan pada 607 SM. Sebagaimana diperlihatkan bukti di atas, ada dasar sekuler yang mendukung kesimpulan tersebut.

Para pakar sekuler telah berulang kali mempertanyakan keakuratan Alkitab. Namun, sewaktu lebih banyak bukti ditemukan, lagi-lagi catatan Alkitab dibenarkan. * Orang-orang yang memercayai Alkitab mendasarkan kepercayaan mereka atas bukti bahwa Alkitab akurat dari segi sejarah, sains, dan nubuat. Bukti itu membuat mereka percaya akan pengakuan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang terilham. (2 Timotius 3:16) Tidakkah sebaiknya Anda menyelidiki sendiri buktinya? Mungkin saja Anda akan mencapai kesimpulan yang sama.

[Catatan Kaki]

^ par. 5 Dalam artikel ini, SM berarti ”Sebelum Masehi”.

^ par. 14 Catatan: Tidak satu pun pakar sekuler yang dikutip dalam artikel ini berpendapat bahwa Yerusalem dihancurkan pada 607 SM.

^ par. 18 Tahun naik takhta seorang raja tidak dihitung sebagai tahun pemerintahannya. Tahun tersebut memaksudkan bulan-bulan yang tersisa pada tahun itu sebelum ia secara resmi memerintah pada awal tahun berikutnya.

^ par. 21 Ada lempeng-lempeng perdagangan yang ditemukan dari semua tahun yang diyakini sebagai masa pemerintahan raja-raja Neo-Babilonia. Apabila tahun-tahun itu dijumlahkan dan dilakukan penghitungan mundur dari raja Neo-Babilonia yang terakhir, Nabonidus, maka didapati bahwa Yerusalem dihancurkan pada 587 SM. Tetapi, metode ini bisa dianggap benar hanya jika peralihan setiap raja terjadi secara berurutan, tanpa ada penguasa lain yang memerintah di antara mereka.

^ par. 36 Untuk contoh-contoh spesifik, lihat pasal 4 dan 5 buku Alkitab​—Firman dari Allah atau dari Manusia? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

[Kotak/​Gambar di hlm. 23]

 (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

TAWARIKH BABILONIA​—SEJARAH YANG TIDAK LENGKAP

Tawarikh Babilonia hanya memuat keterangan tentang 35 tahun dari masa Neo-Babilonia, yang umumnya dianggap berlangsung selama 88 tahun.

TAHUN TANPA CATATAN TAWARIKH

TAHUN DENGAN CATATAN TAWARIKH

BM 21901

BM 21946

BM 35382

MASA NEO-BABILONIA

PERSIA

Nabopolasar

Nebukhadnezar II

Amel-Marduk

Nabonidus

Neriglisar

Labasyi-Marduk

BM 25127

BM 22047

BM 25124

[Keterangan]

BM 21901 and BM 35382: Photograph taken by courtesy of the British Museum; BM 21946: Copyright British Museum; BM 22047, 25124, 25127: © The Trustees of the British Museum

[Kotak/​Gambar di hlm. 24]

CATATAN HARIAN ASTRONOMIS BM 32238

Lempeng ini memuat catatan tentang gerhana-gerhana bulan, tetapi lempeng ini baru disusun setelah gerhana terakhir, yang terjadi kira-kira 400 tahun setelah gerhana yang pertama. Karena penulisnya tidak menyaksikan semua peristiwa itu, ia mungkin menggunakan kalkulasi matematis untuk menentukan kapan terjadinya gerhana-gerhana yang awal. Kecuali ada bukti tambahan yang mendukung kesimpulannya, hasil kalkulasi tersebut mungkin bukan sumber keterangan kronologis yang andal.

[Keterangan]

© The Trustees of the British Museum

[Kotak/​Gambar di hlm. 26, 27]

APA YANG SEBENARNYA TERTULIS DI VAT 4956?

Mengapa dipersoalkan? Baris ketiga pada lempeng ini menyatakan bahwa pada ”malam ke-9” di bulan pertama (Nisanu/​Nisan), ”bulan berada 1 hasta di depan ß Virginis”. Tetapi pada 1915, Neugebauer dan Weidner menulis mengenai tahun 568 SM (yang menunjuk 587 SM sebagai tahun dihancurkannya Yerusalem) bahwa ”bulan berada 1 hasta di depan bintang ini pada tanggal 8 Nisan, dan bukan 9 Nisan”. (Cetak miring red.) Namun, ada posisi bulan yang benar-benar cocok dengan posisi bulan tanggal 9 Nisan, yaitu pada 588 SM, yang menunjuk ke tahun 607 SM.

Mana yang benar—tanggal 9 atau 8?

(1) Foto ini jelas memperlihatkan lambang untuk angka 9 dalam bahasa Akad.

(2) Ketika mentransliterasi tulisan paku ini, Neugebauer dan Weidner mengubah ”9” menjadi ”8”.

(3) Hanya di catatan kaki ditunjukkan bahwa ada ”9” di teks aslinya.

(4) Bahkan dalam terjemahannya ke bahasa Jerman, mereka mencantumkan ”8”.

(5) Pada 1988, Sachs dan Hunger menerbitkan teks ini seperti aslinya, yaitu dengan ”9”.

(6) Tetapi dalam terjemahan bahasa Inggrisnya, mereka mempertahankan perubahan itu, dengan menyebut ”9” sebagai ”kesalahan, yang seharusnya 8”.

[Keterangan]

bpk/​Vorderasiatisches Museum, SMB/​Olaf M. Teßmer

[Kotak di hlm. 28]

Catatan untuk ”Kapan Yerusalem Kuno Dihancurkan?​—Bagian Dua”

1. Huruf paku adalah sejenis tulisan berbentuk baji. Sang penulis menggoreskan huruf-huruf itu pada permukaan lempeng tanah liat yang lunak dengan pena pengukir yang tajam dan ujungnya berbentuk segitiga.

2. Assyrian and Babylonian Chronicles, oleh A.K. Grayson, diterbitkan 1975, dicetak ulang 2000, halaman 8.

3. Masa Neo-Babilonia mulai pada abad ketujuh SM, kala dinasti Khaldea memerintah Imperium Babilonia. Penguasa pertamanya Nabopolasar, ayah Nebukhadnezar II. Masa ini berakhir saat raja terakhir, Nabonidus, digulingkan Raja Kores dari Persia pada 539 SM.

4. Neo-Babylonian Business and Administrative Documents, oleh Ellen Whitley Moore, diterbitkan 1935, halaman 33.

5. Archimedes, Volume 4, New Studies in the History and Philosophy of Science and Technology, ”Observations and Predictions of Eclipse Times by Early Astronomers”, oleh John M. Steele, diterbitkan 2000, halaman 36.

6. Amel-Marduk 562-560 B.C.​—A Study Based on Cuneiform, Old Testament, Greek, Latin and Rabbinical Sources. With Plates, oleh Ronald H. Sack, diterbitkan 1972, halaman 3.

7. Lempeng BM 80920 dan BM 58872 tertanggal bulan keempat dan kelima tahun naik takhta Ewil-merodakh. Teksnya diterbitkan oleh Sack dalam Amel-Marduk 562-560 B.C.—A Study Based on Cuneiform, Old Testament, Greek, Latin and Rabbinical Sources. With Plates, halaman 3, 90, 106.

8. Lempeng di British Museum (BM 55806) tertanggal bulan kesepuluh, tahun ke-43.

9. Lempeng BM 75106 dan BM 61325 tertanggal bulan ketujuh dan kesepuluh pada tahun yang dianggap tahun terakhir (kedua) pemerintahan Ewil-merodakh. Tetapi, lempeng BM 75489 tertanggal bulan kedua tahun naik takhta Neriglisar, penerusnya.—Catalogue of the Babylonian Tablets in the British Museum, Jilid VIII, (Lempeng dari Sippar 3) oleh Erle Leichty, J.J. Finkelstein, dan C.B.F. Walker, diterbitkan 1988, halaman 25, 35.

Catalogue of the Babylonian Tablets in the British Museum, Jilid VII, (Lempeng dari Sippar 2) oleh Erle Leichty dan A.K. Grayson, diterbitkan 1987, halaman 36.

Neriglissar​—King of Babylon, oleh Ronald H. Sack, diterbitkan 1994, halaman 232. Lempeng ini tertanggal bulan Ajaru (bulan kedua).

10. Perhatikan contoh Neriglisar. Sebuah inskripsi kerajaan menyebut dia ”putra Bêl-syum-iskun”, ”raja Babilon”. (Cetak miring red.) Inskripsi lain menyebut Bêl-syum-iskun ”pangeran bijaksana”. Kata asli untuk ”pangeran”, rubû, adalah gelar yang juga berarti ”raja, penguasa”. Karena ada ketidaksesuaian antara masa pemerintahan Neriglisar dan pendahulunya, Amel-Marduk, mungkinkah ”raja Babilon” ini, Bêl-syum-iskun, pernah berkuasa di antara pemerintahan kedua raja ini? Profesor R.P. Dougherty mengakui bahwa ”bukti tentang silsilah kebangsawanan Neriglisar tidak bisa diabaikan”.​—Nabonidus and Belshazzar—​A Study of the Closing Events of the Neo-Babylonian Empire, oleh Raymond P. Dougherty, diterbitkan 1929, halaman 61.

11. Astronomical Diaries and Related Texts From Babylonia, Jilid V, diedit oleh Hermann Hunger, diterbitkan 2001, halaman 2-3.

12. Journal of Cuneiform Studies, Jilid 2, No. 4, 1948, ”A Classification of the Babylonian Astronomical Tablets of the Seleucid Period”, oleh A. Sachs, halaman 282-283.

13. Astronomical Diaries and Related Texts From Babylonia, Jilid V, halaman 391.

14. Mesopotamian Planetary Astronomy-Astrology, oleh David Brown, diterbitkan 2000, halaman 164, 201-202.

15. Bibliotheca Orientalis, L N° 1/2, Januari-Maart, 1993, ”The Astronomical Diaries as a Source for Achaemenid and Seleucid History”, oleh R.J. van der Spek, halaman 94, 102.

16. Astronomical Diaries and Related Texts From Babylonia, Jilid I, oleh Abraham J. Sachs, dirampungkan dan diedit Hermann Hunger, diterbitkan 1988, halaman 47.

 17. Babylonian Eclipse Observations From 750 BC to 1 BC, oleh Peter J. Huber dan Salvo De Meis, diterbitkan 2004, halaman 186. Menurut VAT 4956, gerhana ini terjadi pada hari ke-15 bulan ketiga Babilonia; ini berarti bulan Simanu mulai 15 hari sebelumnya. Jika gerhana ini terjadi pada 15 Juli 588 SM (kalender Julius), hari pertama Simanu adalah 30 Juni/​1 Juli 588 SM. Karena itu, bulan pertama Babilonia (Nisanu) mulai pada 2/3 Mei, yaitu dua bulan sebelumnya. Meskipun bulan Nisanu pada tahun terjadinya gerhana itu biasanya mulai pada 3/4 April, VAT 4956 di baris 6 menyatakan bahwa satu bulan ditambahkan setelah bulan kedua belas (bulan terakhir, Adaru) ke tahun yang sebelumnya. (Lempeng itu berbunyi ”hari ke-8 bulan XII2 [bulan ke-13]”.) Maka, tahun yang baru sebenarnya mulai pada 2/3 Mei. Jadi, data pada lempeng ini sangat cocok untuk gerhana yang terjadi pada 588 SM.

18. Menurut Berichte über die Verhandlungen der Königl. Sächsischen Gesellschaft der Wissenschaften zu Leipzig (Laporan Diskusi Royal Saxonian Society of Sciences di Leipzig); Jilid 67; 1 Mei 1915; artikel ”Ein astronomischer Beobachtungstext aus dem 37. Jahre Nebukadnezars II” (Teks Observasi Astronomis tentang Tahun ke-37 Nebukhadnezar II), oleh Paul V. Neugebauer dan Ernst F. Weidner, halaman 67-76, memuat 13 data observasi posisi bulan dalam kaitannya dengan bintang atau konstelasi tertentu. Tercantum juga 15 data observasi planet. (Halaman 72-76) Huruf paku untuk bulan sangat jelas, tetapi beberapa huruf paku untuk nama planet dan posisinya tidak jelas. (Mesopotamian Planetary Astronomy​—Astrology, oleh David Brown, diterbitkan 2000, halaman 53-57) Karena itu, data observasi planet bisa menimbulkan spekulasi dan penafsiran yang berbeda. Karena posisi bulan mudah dipantau, posisi benda-benda langit lain yang disebutkan di VAT 4956 dalam kaitannya dengan bulan dapat diketahui dan ditentukan waktunya dengan cukup pasti.

18a. Interval waktu ini (lunar threes) adalah periode waktu yang diukur dari, misalnya, matahari terbenam hingga bulan terbenam pada hari pertama dan dua periode lain di bulan yang sama. Para pakar telah menggunakan kalkulasi ini untuk menentukan kapan benda-benda langit berada pada posisi tertentu. (”The Earliest Datable Observation of the Aurora Borealis”, oleh F.R. Stephenson dan David M. Willis, dalam Under One Sky​—Astronomy and Mathematics in the Ancient Near East, diedit John M. Steele dan Annette Imhausen, diterbitkan 2002, halaman 420-428) Pengamat di zaman kuno membutuhkan sejenis jam untuk mengukur periode waktu ini. Cara ini tidak dapat diandalkan. (Archimedes, Volume 4, New Studies in the History and Philosophy of Science and Technology, ”Observations and Predictions of Eclipse Times by Early Astronomers”, oleh John M. Steele, diterbitkan 2000, halaman 65-66) Sebaliknya, kalkulasi posisi bulan dalam kaitannya dengan benda langit lain dapat dilakukan dengan lebih pasti.

19. Analisis ini dilakukan dengan perangkat lunak TheSky6™ dan dilengkapi dengan program komprehensif Cartes du Ciel/Sky Charts (CDC), dan program konversi tanggal dari U.S. Naval Observatory. Karena huruf paku yang menggambarkan banyak posisi planet bisa menimbulkan spekulasi dan banyak penafsiran, posisi-posisi tersebut tidak digunakan dalam survei ini untuk menentukan tahun yang dimaksud dalam lempeng ini.

20. Berichte über die Verhandlungen der Königl. Sächsischen Gesellschaft der Wissenschaften zu Leipzig (Laporan Diskusi Royal Saxonian Society of Sciences di Leipzig); Jilid 67; 1 Mei 1915; ”Ein astronomischer Beobachtungstext aus dem 37. Jahre Nebukadnezars II, (-567/66)” (Teks Observasi Astronomis tentang Tahun ke-37 Nebukhadnezar II), oleh Paul V. Neugebauer dan Ernst F. Weidner, halaman 41.

21. VAT 4956 baris tiga berbunyi ”bulan berada 1 hasta [atau 2 derajat] di depan ß Virginis”. Analisis yang disebut sebelumnya menyimpulkan bahwa pada 9 Nisanu, bulan berada 2°04ʹ di depan dan 0° di bawah bintang ß Virginis. Posisi ini dianggap sangat cocok dengan posisi bulan pada tanggal itu.

[Bagan di hlm. 25]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

BERDASARKAN VAT 4956, KAPAN YERUSALEM DIHANCURKAN​—587 SM ATAU 607 SM?

▪ Lempeng ini menyebutkan peristiwa-peristiwa astronomis yang terjadi pada tahun ke-37 pemerintahan Raja Nebukhadnezar II.

▪ Nebukhadnezar II menghancurkan Yerusalem pada tahun ke-18 pemerintahannya.​—Yeremia 32:1.

Jika tahun ke-37 pemerintahan Nebukhadnezar II jatuh pada 568 SM, berarti Yerusalem dihancurkan pada 587 SM.

610 SM

600

590

580

570

560

Jika tahun ke-37 pemerintahannya jatuh pada 588 SM, berarti Yerusalem dihancurkan pada 607 SM, tahun yang ditunjuk oleh kronologi Alkitab.

▪ VAT 4956 lebih mendukung tahun 607 SM

[Keterangan Gambar di hlm. 22]

Photograph taken by courtesy of the British Museum