Carilah Kekayaan yang Sesungguhnya

Carilah Kekayaan yang Sesungguhnya

”Jalinlah persahabatan dengan menggunakan kekayaan yang tidak adil-benar.”​—LUK. 16:9.

NYANYIAN: 32, 154

1, 2. Di sistem ini, mengapa orang miskin akan selalu ada?

SISTEM ekonomi di dunia ini kejam dan tidak adil. Misalnya, banyak anak muda zaman sekarang sulit mencari pekerjaan. Ada juga yang mempertaruhkan nyawa untuk pindah ke negeri yang kaya. Tapi bahkan di negeri seperti itu, ada banyak orang miskin. Di seluruh dunia, orang kaya menjadi semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Menurut survei baru-baru ini, jumlah kekayaan 1 persen penduduk di dunia sama dengan jumlah kekayaan 99 persen penduduk dunia lainnya. Jelaslah, walaupun ada segelintir orang yang hartanya cukup sampai tujuh turunan, ada miliaran orang lainnya yang sangat miskin. Yesus mengakui hal ini saat dia berkata, ”Orang miskin selalu ada bersamamu.” (Mrk. 14:7) Mengapa ini bisa terjadi?

2 Yesus tahu bahwa hanya Kerajaan Allah yang bisa menghapus sistem perdagangan dunia. Alkitab mengatakan bahwa ”para saudagar keliling”, atau sistem perdagangan, dan juga sistem politik dan agama adalah bagian dari dunia Setan. (Pny. 18:3) Umat Allah bisa sepenuhnya terpisah dari politik dan agama palsu. Tapi, kebanyakan dari mereka tidak bisa benar-benar terpisah dari sistem perdagangan di dunia Setan.

3. Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas?

3 Sebagai orang Kristen, kita perlu memeriksa pandangan kita terhadap sistem perdagangan dunia. Jadi coba pikirkan, ’Bagaimana saya bisa menggunakan harta benda untuk menunjukkan bahwa saya setia kepada Allah? Bagaimana agar saya tidak terlalu terikat dengan dunia perdagangan? Pengalaman apa saja yang menunjukkan bahwa umat Allah benar-benar mengandalkan Yehuwa?’

KISAH TENTANG PENGURUS YANG TIDAK ADIL-BENAR

4, 5. (a) Apa yang dialami pengurus dalam kisah Yesus? (b) Yesus ingin para pengikutnya melakukan apa?

4 Baca Lukas 16:1-9. Kisah Yesus tentang pengurus yang tidak adil-benar perlu kita pikirkan dengan sungguh-sungguh. Pengurus ini dituduh melakukan pemborosan, dan majikannya memutuskan untuk memecat dia. * Tapi, pengurus ini mempunyai ”hikmat yang praktis”. Sebelum keluar dari pekerjaannya, dia menjalin persahabatan dengan orang-orang yang bisa membantunya nanti. Tapi, Yesus menceritakan kisah ini bukan agar para pengikutnya bertindak dengan cara yang licik untuk bertahan hidup, seperti yang dilakukan banyak orang sekarang. Sebaliknya, Yesus menggunakan cerita ini untuk mengajarkan suatu pelajaran yang sangat penting.

5 Seperti pengurus yang tiba-tiba mengalami kesulitan ini, Yesus tahu bahwa kebanyakan pengikutnya juga akan kesulitan mencari nafkah di dunia yang tidak adil ini. Jadi dia berkata, ”Jalinlah persahabatan dengan menggunakan kekayaan yang tidak adil-benar.” Mengapa? Karena persahabatan yang kita jalin dengan Yehuwa dan Yesus akan menjadi jaminan bagi kita. Jadi saat kekayaan itu habis, mereka ”akan menerima [kita] di tempat-tempat tinggal yang abadi”. Apa yang bisa kita pelajari dari nasihat Yesus?

6. Dari mana kita tahu bahwa sistem perdagangan sekarang bukanlah keinginan Allah?

6 Yesus memang tidak menjelaskan mengapa kekayaan, atau harta benda, disebut ”tidak adil-benar”. Tapi, Alkitab jelas-jelas menunjukkan bahwa sistem perdagangan bukanlah keinginan Allah. Sebagai contoh, Yehuwa menyediakan semua kebutuhan Adam dan Hawa dengan berlimpah dan gratis. (Kej. 2:15, 16) Belakangan, sewaktu Allah memberikan roh kudusnya kepada kaum terurap, ”tidak seorang pun mengatakan bahwa apa pun yang ia miliki adalah miliknya sendiri; tetapi segala sesuatu menjadi milik mereka bersama”. (Kis. 4:32) Nabi Yesaya juga mengatakan bahwa pada saatnya nanti, semua manusia akan bebas menikmati hasil-hasil bumi. (Yes. 25:6-9; 65:21, 22) Tapi sebelum itu terjadi, para pengikut Yesus perlu memiliki ”hikmat yang praktis”. Mereka perlu mencari nafkah di dunia yang tidak adil ini dan pada saat yang sama berusaha menyenangkan Allah.

MENGGUNAKAN ”KEKAYAAN YANG TIDAK ADIL-BENAR” DENGAN BIJAKSANA

7. Nasihat apa yang Yesus berikan di Lukas 16:10-13?

7 Baca Lukas 16:10-13. Pengurus dalam kisah Yesus menjalin persahabatan dengan orang lain demi kepentingan sendiri. Tapi, Yesus ingin agar para pengikutnya menjalin persahabatan dengan Yehuwa dan dirinya, bukan untuk kepentingan sendiri. Dia ingin mengajarkan bahwa cara kita menggunakan ”kekayaan yang tidak adil-benar” bisa menunjukkan kesetiaan kita kepada Allah. Bagaimana caranya?

8, 9. Berikan beberapa contoh kesetiaan saudara-saudari dalam menggunakan ”kekayaan yang tidak adil-benar”.

8 Salah satu cara kita bisa menunjukkan kesetiaan kita adalah dengan menyumbangkan harta kita untuk pekerjaan pengabaran sedunia yang Yesus sebutkan. (Mat. 24:14) Seorang anak perempuan di India rajin menabung di sebuah celengan kecil. Dia bahkan rela tidak membeli mainan. Sewaktu celengannya penuh, dia menyumbangkan semuanya untuk pekerjaan pengabaran. Seorang saudara di India mempunyai perkebunan kelapa. Dia menyumbangkan banyak kelapa ke kantor penerjemahan bahasa Malayalam. Kantor penerjemahan ini memang membutuhkan kelapa, jadi saudara ini merasa bahwa jika dia memberi kelapa, ini lebih berharga daripada memberi uang. Saudara itu menunjukkan ”hikmat yang praktis”. Demikian pula, saudara-saudari di Yunani sering menyumbangkan minyak zaitun, keju, dan makanan lainnya untuk keluarga Betel.

9 Seorang saudara lain menyediakan bangunan miliknya di Sri Lanka untuk digunakan sebagai tempat perhimpunan, tempat kebaktian, dan tempat tinggal pelayan sepenuh waktu. Memang, saudara ini membuat pengorbanan secara ekonomi, tapi ini sangat membantu para penyiar di sana karena mereka kurang mampu. Di negeri-negeri yang membatasi pekerjaan kita, rumah saudara-saudari dijadikan sebagai Balai Kerajaan. Dengan begitu, para perintis dan mereka yang tidak punya banyak uang bisa mempunyai tempat perhimpunan tanpa perlu membayar uang sewa.

10. Apa saja manfaatnya jika kita murah hati?

10 Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa umat Allah ”setia dalam perkara kecil”. (Luk. 16:10) Mereka menggunakan harta benda demi kepentingan orang lain. Ini membuat mereka menjadi sahabat Yehuwa. Bagaimana perasaan mereka setelah berkorban untuk orang lain? Mereka sangat senang karena tahu bahwa mereka mendapatkan kekayaan yang sesungguhnya di surga. (Luk. 16:11) Seorang saudari secara rutin menyumbang uang untuk mendukung pekerjaan Kerajaan. Dia mengatakan bahwa lama-kelamaan ada perubahan unik yang terjadi. Dia menjelaskan, ”Semakin saya murah hati, kepribadian saya semakin baik. Saya jadi lebih mudah menerima nasihat, memaafkan, dan sabar, serta tidak cepat kecewa.” Ada banyak yang merasa bahwa kemurahan hati bermanfaat bagi mereka sendiri.​—Mz. 112:5; Ams. 22:9.

11. (a) Mengapa dengan menyumbang, Saudara menunjukkan ”hikmat yang praktis”? (b) Apa hasil dari sumbangan sukarela Saudara? (Lihat gambar di awal artikel.)

11 Jika kita menggunakan harta benda untuk mendukung pekerjaan pengabaran, itu berarti kita menunjukkan ”hikmat yang praktis”. Mengapa? Karena dengan menyumbang, kita tetap bisa mendukung dinas saudara-saudari lain walaupun kita tidak bisa melayani sepenuh waktu atau pindah ke tempat yang lebih membutuhkan. (Ams. 19:17) Misalnya, dengan menyumbang, banyak orang di daerah yang sangat miskin bisa mendapat publikasi dan akhirnya menerima kebenaran. Di negeri-negeri seperti Kongo, Madagaskar, dan Rwanda, harga Alkitab sangat mahal. Kadang, harga satu Alkitab sama dengan gaji pekerja selama satu minggu atau satu bulan. Selama bertahun-tahun, saudara-saudara harus memilih apakah mereka akan membeli makanan untuk keluarga mereka atau membeli Alkitab. Tapi, karena ada sumbangan dan ”penyamarataan” dana, organisasi Yehuwa bisa menerjemahkan dan membagikan Alkitab dengan gratis kepada setiap anggota keluarga dan pelajar Alkitab. (Baca 2 Korintus 8:13-15.) Jadi, baik yang memberi maupun yang menerima sama-sama menjadi sahabat Yehuwa.

CARA AGAR TIDAK TERLALU TERIKAT DENGAN DUNIA PERDAGANGAN

12. Apa yang Abraham lakukan untuk menunjukkan bahwa dia percaya kepada Allah?

12 Kita juga bisa menjadi sahabat Yehuwa jika kita mencari kekayaan yang sesungguhnya dan tidak terikat dengan dunia perdagangan. Itulah yang dilakukan Abraham. Dia menaati Yehuwa dengan meninggalkan kota Ur yang sangat makmur dan tinggal di kemah-kemah karena dia ingin menjadi sahabat Yehuwa. (Ibr. 11:8-10) Dia selalu mengandalkan Allah dan bukan harta benda. (Kej. 14:22, 23) Yesus ingin agar para pengikutnya memiliki iman seperti itu. Dia pernah berkata kepada seorang pemuda kaya, ”Jika engkau ingin sempurna, pergi dan juallah harta milikmu dan berikan kepada orang miskin dan engkau akan memperoleh harta di surga, dan mari jadilah pengikutku.” (Mat. 19:21) Pria muda itu tidak beriman seperti Abraham. Tapi, ada orang-orang lain yang percaya kepada Allah.

13. (a) Nasihat apa yang Paulus berikan kepada Timotius? (b) Bagaimana kita bisa menerapkan nasihat Paulus?

13 Timotius adalah seorang pria yang beriman. Paulus menyebutnya sebagai ”prajurit yang baik dari Kristus Yesus”. Lalu, Paulus berkata kepadanya, ”Tidak seorang pun yang berdinas sebagai prajurit melibatkan dirinya dengan urusan komersial dalam kehidupan, agar ia mendapat perkenan dari pribadi yang mendaftarkannya sebagai prajurit.” (2 Tim. 2:3, 4) Para pengikut Yesus sekarang, termasuk lebih dari satu juta pelayan sepenuh waktu, berusaha sebaik-baiknya untuk menerapkan nasihat Paulus ini. Mereka tidak termakan dengan iklan-iklan dari dunia yang serakah ini. Mereka ingat prinsip berikut: ”Si peminjam adalah hamba dari orang yang memberikan pinjaman”. (Ams. 22:7) Setan ingin agar kita menggunakan semua waktu dan energi kita untuk bekerja bagi dunia perdagangannya. Ada yang berutang dalam jumlah besar untuk membeli rumah atau mobil atau untuk membayar pendidikan atau bahkan pernikahan. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melunasi utang itu. Jadi, kita perlu menunjukkan ”hikmat yang praktis” dengan menyederhanakan kehidupan, menghindari utang, dan menghemat. Dengan begitu, kita akan bebas melayani Allah dan tidak diperbudak oleh sistem perdagangan sekarang.​—1 Tim. 6:10.

14. Apa hendaknya tekad kita? Berikan contoh.

14 Agar hidup kita tetap sederhana, kita harus bertekad untuk mendahulukan Kerajaan Allah. Ada sepasang suami istri yang mempunyai bisnis yang sukses. Tapi, mereka ingin kembali melayani sepenuh waktu. Jadi, mereka menjual bisnis, kapal, dan harta benda mereka. Lalu, mereka menjadi sukarelawan pembangunan di kantor pusat di Warwick, New York. Ini sangat istimewa karena mereka bisa melayani di Betel bersama putri dan menantu mereka. Mereka juga bisa bekerja sama dengan orang tua mereka selama beberapa minggu untuk proyek Warwick. Contoh lainnya adalah seorang saudari yang merintis di Kolorado, AS. Dia bekerja paruh waktu di sebuah bank. Hasil pekerjaannya sangat memuaskan sampai-sampai bosnya menawarkan dia bekerja sepenuh waktu dengan gaji tiga kali lipat. Tapi, jika dia menerimanya, dia akan sulit berdinas. Jadi, dia menolak tawaran yang menggiurkan itu. Ini hanyalah beberapa contoh dari banyak pengorbanan yang dibuat hamba-hamba Yehuwa. Demikian pula, jika kita mendahulukan kepentingan Kerajaan, itu berarti kita lebih menghargai persahabatan kita dengan Allah dan kekayaan yang sesungguhnya daripada harta benda.

HARTA BENDA AKAN MENJADI SIA-SIA

15. Harta apa yang benar-benar membuat kita bahagia?

15 Orang yang punya banyak harta tidak selalu berarti bahwa dia diberkati Allah. Yehuwa memberkati orang yang ”kaya dengan perbuatan baik”. (Baca 1 Timotius 6:17-19.) Contohnya, seorang saudari bernama Lucia tahu bahwa dibutuhkan lebih banyak penyiar di Albania. * Jadi pada 1993, dia pindah dari Italia ke sana. Dia tidak tahu akan bekerja apa di sana, tapi dia yakin bahwa Yehuwa akan mengurusnya. Dia belajar bahasa Albania dan membantu lebih dari 60 orang membaktikan diri kepada Yehuwa. Mungkin, kita tidak mendapat hasil seperti itu di daerah dinas kita. Tapi, apa pun upaya kita untuk membantu orang menjadi sahabat Yehuwa akan menjadi harta yang abadi dan membuat kita benar-benar bahagia.​—Mat. 6:20.

16. (a) Apa yang akan terjadi dengan sistem perdagangan? (b) Bagaimana kita seharusnya menggunakan harta benda?

16 Sewaktu Yesus berkata bahwa ”apabila kekayaan itu habis”, ini sebenarnya berarti bahwa kekayaan itu pasti akan habis. (Luk. 16:9) Pada hari-hari terakhir ini, banyak bank bangkrut dan banyak negeri mengalami krisis ekonomi. Dan tidak lama lagi, keadaannya akan semakin parah. Dunia Setan yang terdiri dari sistem politik, agama, dan perdagangan akan hancur. Emas dan perak yang dianggap sangat berharga dalam sistem perdagangan akan menjadi tidak bernilai, seperti yang dicatat Nabi Yehezkiel dan Zefanya. (Yeh. 7:19; Zef. 1:18) Coba bayangkan, jika di saat-saat terakhir kehidupan kita, kita baru menyadari bahwa selama ini kita telah mengorbankan kekayaan yang sesungguhnya demi mengejar ”kekayaan yang tidak adil-benar” dari dunia ini, bagaimana perasaan kita? Kita mungkin merasa seperti seseorang yang telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk mencari uang, tapi semua uang yang dia dapatkan ternyata palsu. (Ams. 18:11) Semua harta benda di dunia ini pasti akan menjadi sia-sia. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan untuk menggunakan harta benda Saudara untuk menjalin persahabatan dengan Yehuwa dan Yesus. Kita akan benar-benar bahagia jika kita memberikan yang terbaik untuk Yehuwa dan Kerajaan-Nya.

17, 18. Apa yang sangat dinantikan sahabat-sahabat Allah?

17 Saat Kerajaan Allah memerintah atas bumi, kita tidak perlu lagi membayar sewa atau cicilan. Akan ada banyak makanan, dan semuanya gratis. Kita tidak perlu minum obat ataupun pergi ke dokter. Sahabat-sahabat Yehuwa akan menikmati hasil-hasil terbaik dari bumi. Emas, perak, dan permata akan digunakan karena keindahannya, bukan untuk membuat seseorang menjadi kaya. Kita bisa membangun rumah yang indah dari kayu, batu, atau besi bermutu yang tersedia gratis. Teman-teman kita akan membantu kita karena mereka memang mau, bukan karena kita membayar mereka. Kita akan saling berbagi hasil-hasil bumi.

18 Itu baru sebagian dari berkat-berkat tak ternilai bagi mereka yang menjalin persahabatan dengan Yehuwa dan Yesus. Umat Yehuwa di bumi akan bersorak dengan gembira saat mereka mendengar Yesus berkata, ”Mari, kamu yang telah diberkati oleh Bapakku, warisilah kerajaan yang telah dipersiapkan bagimu sejak dunia dijadikan.”​—Mat. 25:34.

^ par. 4 Yesus tidak memberi tahu apakah pengaduan ini benar atau tidak. Malah kata ”diadukan” di Lukas 16:1 bisa berarti bahwa pengurus itu difitnah melakukan pemborosan. Tapi, yang Yesus fokuskan adalah reaksi pengurus ini, bukan alasan dia dipecat.

^ par. 15 Kisah hidup Lucia Moussanett ada di Sedarlah! 22 Juni 2003, hlm. 18-22.