Orang yang Murah Hati Itu Bahagia

Orang yang Murah Hati Itu Bahagia

”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”​—KIS. 20:35.

NYANYIAN: 25, 141

1. Apa buktinya bahwa Yehuwa itu murah hati?

AWALNYA, Yehuwa hidup sendirian. Belakangan, Dia menciptakan makhluk-makhluk cerdas di surga dan di bumi, lalu memberi mereka kehidupan. Yehuwa adalah ”Allah yang bahagia”, dan Dia suka memberi hal-hal baik. (1 Tim. 1:11; Yak. 1:17) Yehuwa ingin kita bahagia juga, jadi Dia mengajar kita untuk bermurah hati.​—Rm. 1:20.

2, 3. (a) Mengapa kita bahagia kalau kita murah hati? (b) Apa yang akan kita bahas?

2 Allah menciptakan manusia mirip dengan-Nya. (Kej. 1:27) Artinya, kita punya sifat-sifat yang Yehuwa miliki. Supaya kita bahagia dan diberkati Yehuwa, kita harus meniru-Nya. Kita perlu memperhatikan orang lain dan memberi dengan murah hati. (Flp. 2:3, 4; Yak. 1:5) Mengapa? Karena kita diciptakan seperti itu. Meski tidak sempurna, kita bisa meniru Yehuwa dan bermurah hati.

3 Kita akan membahas beberapa pelajaran dari Alkitab tentang bermurah hati. Kita akan belajar (1) mengapa Yehuwa senang kalau kita murah hati, (2) mengapa kita perlu bermurah hati supaya bisa melakukan tugas dari Yehuwa, (3) mengapa kita akan bahagia kalau kita murah hati, dan (4) mengapa kita perlu terus bermurah hati.

YEHUWA SENANG KALAU KITA MURAH HATI

4, 5. Teladan apa yang Yehuwa dan Yesus berikan dalam hal bermurah hati?

4 Yehuwa ingin kita bahagia. Buktinya, Dia menciptakan kita dengan luar biasa. Dia juga menciptakan bumi yang indah dan berbagai hal yang bisa kita nikmati. (Mz. 104:24; 139:13-16) Yehuwa ingin kita meniru-Nya. Jadi, Dia senang kalau kita murah hati seperti Dia. (Ef. 5:1) Kalau kita berupaya membuat orang lain bahagia, kita menghormati Yehuwa.

5 Kita juga mau meniru Yesus. Dia adalah contoh sempurna tentang bagaimana manusia bisa bermurah hati. Dia berkata, ”Putra manusia datang, bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang.” (Mat. 20:28) Rasul Paulus juga menganjurkan orang Kristen untuk memiliki ”pikiran dan sikap ini dalam diri [mereka], yang sama dengan yang dimiliki Kristus Yesus . . . Dia malah melepaskan segala yang dia miliki dan menjadi seperti budak”. (Flp. 2:5, 7) Jadi, pikirkan, ’Apakah saya bisa lebih berupaya meniru Yesus?’​—Baca 1 Petrus 2:21.

6. Apa yang Yesus ajarkan dalam cerita tentang orang Samaria yang baik hati? (Lihat gambar di awal artikel.)

6 Yehuwa senang kalau kita meniru teladan Dia dan Yesus. Kita menirunya dengan memperhatikan orang lain dan berupaya membantu mereka. Yesus mengajarkan pentingnya hal ini saat dia bercerita tentang orang Samaria yang baik hati. (Baca Lukas 10:29-37.) Dia mengajar para pengikutnya bahwa mereka harus membantu orang lain, tidak soal siapa orang itu dan dari mana asalnya. Apakah Saudara ingat mengapa Yesus menceritakan hal itu? Karena seorang Yahudi bertanya kepadanya, ”Sesama saya itu sebenarnya siapa?” Jawaban Yesus mengajarkan bahwa kalau kita mau menyenangkan Yehuwa, kita harus bermurah hati seperti orang Samaria itu.

7. Apa buktinya kita percaya bahwa cara Yehuwa melakukan segala sesuatu adalah yang terbaik?

7 Alasan lain kita perlu bermurah hati ada hubungannya dengan apa yang terjadi di Taman Eden. Setan mengatakan bahwa Adam dan Hawa akan lebih bahagia kalau mereka tidak menaati Yehuwa dan hanya memikirkan diri sendiri. Hawa egois dan mau menjadi seperti Allah. Adam juga egois dan lebih ingin menyenangkan Hawa daripada Allah. (Kej. 3:4-6) Akibatnya sangat buruk. Jelaslah, tidak seorang pun bisa bahagia kalau egois. Tapi kalau kita memikirkan orang lain dan murah hati, itu berarti kita percaya bahwa cara Yehuwa melakukan segala sesuatu adalah yang terbaik.

MELAKUKAN TUGAS YANG ALLAH BERIKAN

8. Mengapa Adam dan Hawa seharusnya memikirkan orang lain?

8 Meski awalnya Adam dan Hawa hanya hidup berdua di Taman Eden, seharusnya mereka memikirkan orang lain. Mengapa? Yehuwa memberi mereka tugas untuk memenuhi bumi dan menjadikannya Firdaus. (Kej. 1:28) Adam dan Hawa seharusnya ingin anak-anak mereka bahagia, sama seperti Yehuwa ingin mereka semua bahagia. Seluruh keluarga mereka akan bekerja sama dan membuat bumi menjadi firdaus. Itu adalah proyek yang besar!

9. Mengapa manusia pasti senang saat membuat bumi menjadi firdaus?

9 Seandainya Adam dan Hawa tetap taat, bumi pasti akan dipenuhi manusia sempurna. Semua manusia itu juga perlu bekerja sama dengan Yehuwa supaya bisa membuat bumi menjadi firdaus dan mewujudkan kehendak-Nya. Kalau mereka melakukannya, mereka akan masuk ke hari peristirahatan Allah. (Ibr. 4:11) Pekerjaan itu pasti memuaskan dan menyenangkan! Yehuwa pasti akan memberkati mereka dengan limpah kalau mereka peduli kepada orang lain dan tidak egois.

10, 11. Apa yang bisa menggerakkan kita untuk mengabar dan membuat murid?

10 Sekarang, Yehuwa memberi kita tugas istimewa. Dia ingin kita mengabar dan membuat murid. Supaya bisa melakukan tugas ini, kita harus peduli kepada orang lain. Malah, kita bisa terus melakukan tugas ini hanya kalau kita punya alasan yang benar, yaitu mengasihi Yehuwa dan orang lain.

11 Paulus mengatakan bahwa dia dan orang Kristen lain pada abad pertama adalah ”rekan sekerja Allah” karena mereka mengabar dan mengajarkan kebenaran. (1 Kor. 3:6, 9) Sekarang, kalau kita dengan murah hati memberi harta, tenaga, dan waktu untuk mengabar, kita juga akan menjadi ”rekan sekerja Allah”. Ini adalah suatu kehormatan bagi kita!

Kita akan sangat bahagia saat membantu orang mengenal kebenaran (Lihat paragraf 12)

12, 13. Apa manfaat yang kita dapatkan sewaktu membuat murid?

12 Kalau kita dengan murah hati memberi waktu dan tenaga untuk mengabar dan mengajar, kita akan bahagia. Itulah yang dirasakan saudara-saudari yang memandu pelajaran Alkitab. Kita sangat senang saat melihat pelajar Alkitab mengerti apa yang Alkitab ajarkan, benar-benar beriman, membuat perubahan dalam hidup mereka, dan mulai menceritakan apa yang mereka pelajari. Yesus juga sangat senang ketika 70 pemberita yang dia utus ”kembali dengan sukacita” karena mendapat pengalaman-pengalaman bagus.​—Luk. 10:17-21.

13 Saudara-saudari kita di seluruh dunia senang saat melihat bagaimana berita Alkitab membantu orang lain punya kehidupan yang lebih baik. Misalnya, seorang saudari muda bernama Anna ingin berbuat lebih banyak untuk Yehuwa. * Jadi, dia pindah ke daerah yang membutuhkan lebih banyak penyiar di Eropa Timur. Dia menulis, ”Saya senang sekali karena ada banyak yang mau belajar Alkitab. Saya bahagia bisa melayani di sini. Waktu pulang ke rumah, saya tidak punya waktu untuk memikirkan diri sendiri. Saya memikirkan masalah dan kekhawatiran para pelajar Alkitab. Saya memikirkan caranya membantu dan menguatkan mereka. Saya jadi lebih yakin bahwa ’lebih bahagia memberi daripada menerima’.”​—Kis. 20:35.

Kalau kita tidak melewatkan satu rumah pun sewaktu mengabar, kita memberi semua orang kesempatan untuk mendengar kabar baik (Lihat paragraf 14)

14. Bagaimana kita bisa tetap senang mengabar meski orang-orang tidak mendengarkan?

14 Meski orang-orang tidak mendengarkan sewaktu kita mengabar, kita bisa tetap bahagia karena telah memberi orang kesempatan untuk mendengar kabar baik. Yehuwa ingin kita melakukan hal yang sama seperti yang Dia minta dari Yehezkiel, ”Kamu harus menyampaikan kata-kata-Ku kepada mereka tidak soal didengarkan atau tidak.” (Yeh. 2:7; Yes. 43:10) Jadi, tidak soal tanggapan orang, Yehuwa menghargai upaya kita. (Baca Ibrani 6:10.) Seorang saudara mengatakan, ”Kami menanam, menyiram, dan berdoa agar Yehuwa membuat minat seseorang tumbuh.”​—1 Kor. 3:6.

YANG PERLU KITA LAKUKAN SUPAYA BAHAGIA

15. Apakah kita tetap perlu bermurah hati kepada orang yang tidak menghargai? Jelaskan.

15 Yesus ingin kita murah hati karena kita akan bahagia kalau melakukannya. Kalau kita murah hati, orang lain juga akan bermurah hati kepada kita. Jadi, dia menganjurkan kita, ”Teruslah memberi, dan kalian akan diberi. Orang akan mencurahkan satu takaran penuh ke dalam kantong jubah kalian, yang dipadatkan, diguncangkan, dan berlimpah. Sebab takaran yang kalian gunakan untuk orang juga akan digunakan untuk menakar kalian.” (Luk. 6:38) Memang, saat Saudara bermurah hati, mungkin ada yang tidak menghargainya. Tapi, meski Saudara tidak dihargai, teruslah memberi. Yakinlah bahwa pasti ada hasil yang baik kalau Saudara bermurah hati.

16. Kepada siapa saja kita perlu bermurah hati, dan mengapa?

16 Orang yang benar-benar murah hati memberi tanpa mengharapkan balasan. Yesus mengatakan, ”Kalau kamu membuat pesta, undanglah orang-orang yang miskin, cacat, pincang, dan buta. Kamu akan bahagia karena mereka tidak punya apa-apa untuk membalasnya.” (Luk. 14:13, 14) Alkitab juga mengatakan, ”Orang yang murah hati akan diberkati,” dan ”Bahagialah orang yang memperhatikan orang kecil.” (Ams. 22:9; Mz. 41:1) Jadi seharusnya, kita bermurah hati karena memang mau membantu orang lain.

17. Kita bisa bahagia dengan memberi apa saja?

17 Sewaktu Paulus mengutip kata-kata Yesus bahwa ”lebih bahagia memberi daripada menerima”, dia tidak hanya memaksudkan hal materi. Kita juga bisa memberi bantuan, anjuran, dan nasihat dari Alkitab. (Kis. 20:31-35) Melalui kata-kata dan teladannya, Paulus mengajar kita pentingnya untuk dengan murah hati memberi waktu, tenaga, perhatian, dan kasih kita kepada orang lain.

18. Apa yang para peneliti katakan tentang bermurah hati?

18 Para peneliti yang mempelajari tingkah laku manusia juga mengatakan bahwa memberi bisa membuat orang bahagia. Sebuah artikel menyebutkan bahwa orang-orang merasa jauh lebih bahagia setelah melakukan hal baik untuk orang lain. Para peneliti mengatakan bahwa saat kita membantu orang lain, kita merasa hidup kita lebih bermakna. Jadi, beberapa ahli menyarankan orang untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan supaya bisa lebih sehat dan bahagia. Tapi ini bukan hal baru bagi kita. Melalui Alkitab, Pencipta kita yang pengasih, Yehuwa, sudah mengatakan bahwa memberi bisa membuat kita bahagia.​—2 Tim. 3:16, 17.

TERUSLAH BERMURAH HATI

19, 20. Mengapa Saudara ingin terus bermurah hati?

19 Kalau orang-orang di sekitar kita egois, itu membuat kita sulit untuk terus bermurah hati. Tapi, Yesus mengingatkan kita akan dua perintah yang paling penting: kita harus mengasihi Yehuwa dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, seluruh pikiran, dan seluruh kekuatan, dan kita harus mengasihi sesama seperti diri sendiri. (Mrk. 12:28-31) Dalam artikel ini, kita telah belajar bahwa orang yang mengasihi Yehuwa akan meniru-Nya. Yehuwa dan Yesus sangat murah hati. Mereka menganjurkan kita untuk bermurah hati juga. Mereka tahu bahwa itu akan membuat kita bahagia. Kalau kita murah hati sewaktu melakukan sesuatu bagi Allah dan sesama, kita menghormati Yehuwa. Selain itu, kita dan orang lain akan mendapat manfaat.

20 Saudara pasti sudah berupaya bermurah hati dan membantu orang lain, khususnya saudara-saudari seiman. (Gal. 6:10) Kalau Saudara terus melakukannya, orang-orang akan menghargai dan mengasihi Saudara, dan Saudara akan bahagia. Alkitab mengatakan, ”Orang yang murah hati akan makmur, dan siapa pun yang menyegarkan orang lain akan disegarkan.” (Ams. 11:25) Dalam kehidupan dan pelayanan kita, ada banyak cara untuk memberi dengan murah hati dan tidak mementingkan diri. Kita akan membahas beberapa cara lain di artikel berikutnya.

^ par. 13 Nama telah diubah.