ARTIKEL PELAJARAN 22

Harta-Harta yang Berharga Meski Tak Terlihat

Harta-Harta yang Berharga Meski Tak Terlihat

’Perhatikan hal-hal yang tidak kelihatan, . . . karena yang kelihatan itu hanya sementara, tapi yang tidak kelihatan itu abadi.’​—2 KOR. 4:18.

NYANYIAN 52 Jagalah Hatimu

YANG DIBAHAS *

1. Apa yang Yesus katakan tentang harta di surga?

TIDAK semua harta bisa kita lihat. Malah, harta-harta yang paling berharga sebenarnya tidak terlihat. Dalam Khotbah di Gunung, Yesus menyebutkan tentang harta di surga, yang jauh lebih berharga daripada harta materi. Kita bisa mengumpulkan harta di surga dengan berupaya untuk mendapat perkenan Allah. Yesus mengatakan bahwa harta seperti itu tidak bisa rusak atau dicuri. Yesus juga mengatakan, ”Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Mat. 6:19-21) Jadi, kalau kita menganggap harta di surga itu sangat berharga, kita pasti akan berupaya mendapatkannya.

2. (a) Di 2 Korintus 4:17, 18, Paulus menasihati kita untuk melakukan apa? (b) Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

2 Rasul Paulus menasihati kita untuk ”memperhatikan hal-hal yang tidak kelihatan”. (Baca 2 Korintus 4:17, 18.) Hal-hal yang tidak kelihatan ini adalah harta yang kita dapatkan, yang mencakup berkat-berkat yang akan kita nikmati di dunia baru yang Allah janjikan. Tapi di artikel ini, kita akan membahas empat harta yang tidak kelihatan yang bisa kita nikmati sekarang. Keempat harta itu adalah persahabatan dengan Allah, doa, bantuan kuasa kudus Allah, serta dukungan dari surga. Kita juga akan membahas caranya kita menunjukkan bahwa kita menghargai harta-harta tersebut.

PERSAHABATAN DENGAN YEHUWA

3. Apa harta tak terlihat yang paling berharga, dan mengapa kita bisa mendapatkannya?

3 Harta tak terlihat yang paling berharga adalah persahabatan dengan Allah Yehuwa. (Mz. 25:14) Mengapa Allah yang kudus bisa bersahabat dengan manusia yang berdosa? Karena korban tebusan Yesus telah ”menghapus dosa dunia”. (Yoh. 1:29) Bahkan sebelum Yesus mengorbankan dirinya, Yehuwa tahu bahwa Yesus akan setia sampai mati sehingga manusia bisa diselamatkan. Karena itulah Allah bisa bersahabat dengan manusia yang hidup sebelum Kristus meninggal.​—Rm. 3:25.

4. Sebutkan beberapa contoh orang yang bersahabat dengan Allah sebelum Yesus datang ke bumi.

4 Sebelum Yesus datang ke bumi, ada orang-orang yang sudah menjadi sahabat Allah. Salah satu contohnya adalah Abraham. Dia adalah pria yang sangat beriman. Lebih dari 1.000 tahun setelah Abraham meninggal, Yehuwa menyebut Abraham sebagai sahabat-Nya. (Yes. 41:8) Yehuwa tidak pernah melupakan Abraham. Jadi, kalau kita bersahabat dengan Yehuwa, Dia tetap akan menganggap kita sebagai sahabat-Nya meski kita sudah meninggal. (Luk. 20:37, 38) Sahabat Allah yang lain adalah Ayub. Sewaktu para malaikat berkumpul di surga, Yehuwa dengan bangga berbicara tentang Ayub. Yehuwa mengatakan bahwa Ayub itu ”lurus hati, berintegritas, takut kepada-[Nya], dan menjauhi apa yang buruk”. (Ayb. 1:6-8) Daniel juga bersahabat dengan Allah. Selama kira-kira 80 tahun, dia tinggal di negeri yang orang-orangnya tidak melayani Allah. Meski begitu, dia terus melayani Allah dengan setia. Bagaimana perasaan Allah terhadap Daniel? Tiga kali malaikat mendatangi Daniel yang sudah lanjut usia dan meyakinkan dia bahwa dia ”sangat disayangi” oleh Allah. (Dan. 9:23; 10:11, 19) Kita yakin bahwa Yehuwa sangat ingin membangkitkan semua sahabat-Nya yang sudah meninggal.​—Ayb. 14:15.

Dengan cara apa saja kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai harta-harta yang tak terlihat? (Lihat paragraf 5) *

5. Apa yang harus dilakukan seseorang agar bisa bersahabat dengan Yehuwa?

5 Sekarang ini, ada banyak manusia tidak sempurna yang bersahabat dengan Yehuwa. Jutaan pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia menunjukkan dari tindakan mereka bahwa mereka benar-benar bersahabat dengan Allah. Yehuwa ”berteman akrab dengan orang yang lurus hati”. (Ams. 3:32) Jutaan orang itu bisa bersahabat dengan Yehuwa karena mereka beriman pada korban tebusan Yesus. Dengan adanya korban tebusan, seseorang bisa membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis. Sewaktu dia melakukan dua langkah penting itu, dia bergabung dengan jutaan orang Kristen terbaptis yang ”berteman akrab” dengan Pribadi yang terhebat di alam semesta.

6. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai persahabatan dengan Allah?

6 Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai persahabatan dengan Allah? Kita harus tetap setia kepada Yehuwa, tidak soal berapa lama kita sudah melayani Dia. Kita harus meniru Abraham dan Ayub, yang terus setia kepada Yehuwa selama lebih dari seratus tahun. Dan seperti Daniel, kita harus lebih menghargai persahabatan kita dengan Allah bahkan dibandingkan dengan nyawa kita sendiri. (Dan. 6:7, 10, 16, 22) Yehuwa akan terus membantu kita sehingga kita bisa bertekun meski menghadapi banyak tantangan. Dengan begitu, persahabatan kita dengan Dia bisa tetap akrab.​—Flp. 4:13.

HADIAH BERUPA DOA

7. (a) Menurut Amsal 15:8, bagaimana perasaan Yehuwa ketika mendengar doa kita? (b) Bagaimana Yehuwa menjawab doa kita?

7 Harta tak terlihat lain yang kita miliki adalah doa. Dua orang yang bersahabat biasanya senang bercerita tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Apakah persahabatan kita dan Yehuwa juga seperti itu? Ya! Yehuwa juga berbicara kepada kita. Melalui Firman-Nya, Alkitab, Yehuwa memberi tahu kita apa yang Dia pikirkan dan rasakan. Kita berbicara kepada Yehuwa melalui doa. Saat berdoa, kita bisa menceritakan pikiran dan perasaan kita yang terdalam. Yehuwa senang mendengarkan doa-doa kita. (Ams. 15:8.) Dan karena Yehuwa adalah Sahabat kita, Dia tidak hanya mendengarkan doa-doa kita tapi juga menjawabnya. Kadang, doa kita cepat dijawab. Tapi kadang, kita harus terus berdoa untuk mendapatkan jawabannya. Meski begitu, kita bisa yakin bahwa doa kita akan dijawab pada waktu yang tepat dan dengan cara yang terbaik. Memang, jawaban dari Yehuwa kadang berbeda dari apa yang kita harapkan. Misalnya, Yehuwa mungkin tidak langsung menyingkirkan kesulitan yang kita hadapi. Sebaliknya, Dia memberi kita hikmat dan kekuatan untuk ”bertekun menghadapinya”.​—1 Kor. 10:13.

(Lihat paragraf 8) *

8. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai hadiah berupa doa?

8 Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai hadiah berupa doa? Salah satu caranya adalah dengan menaati nasihat dari Alkitab untuk terus berdoa. (1 Tes. 5:17) Yehuwa tidak memaksa kita untuk berdoa. Dia menghargai kebebasan kita untuk memilih. Tapi, Dia menganjurkan kita untuk ’berdoa dengan tekun’. (Rm. 12:12) Jadi sepanjang hari, kita perlu sering berdoa. Dengan begitu, kita menunjukkan bahwa kita menghargai hadiah ini. Dan ingatlah bahwa saat berdoa, kita juga perlu bersyukur kepada Yehuwa dan memuji Dia.​—Mz. 145:2, 3.

9. Bagaimana perasaan seorang saudara tentang doa, dan bagaimana perasaan Saudara sendiri?

9 Selama kita melayani Yehuwa, kita bisa merasakan sendiri bagaimana Dia menjawab doa-doa kita. Jadi, semakin lama kita melayani Yehuwa, kita seharusnya semakin menghargai hadiah berupa doa. Itulah yang dirasakan Chris, seorang saudara yang sudah melayani sepenuh waktu selama 47 tahun. Dia mengatakan, ”Senang sekali rasanya bisa bangun pagi-pagi untuk berdoa kepada Yehuwa. Waktu saya berbicara kepada Yehuwa, biasanya matahari baru terbit dan embun mulai terlihat. Itu sangat menyegarkan. Saya pun tergerak untuk bersyukur kepada Yehuwa atas semua hadiah yang dia berikan, termasuk kehormatan untuk berdoa kepada-Nya. Di malam hari, setelah berdoa, saya merasa tenang karena bisa tidur dengan hati nurani yang bersih.”

HADIAH BERUPA KUASA KUDUS

10. Mengapa kita harus menghargai kuasa kudus Allah?

10 Hadiah lainnya yang harus kita hargai adalah kuasa kudus Allah. Yehuwa menggunakan kuasa kudus-Nya untuk memberi kita kekuatan ”yang melampaui apa yang normal”. (2 Kor. 4:7, catatan kaki; Kis. 1:8) Dengan bantuan kuasa kudus Allah, kita bisa bertekun menghadapi kesulitan apa pun. Karena itu, Yesus menasihati kita untuk terus berdoa meminta kuasa kudus.​—Luk. 11:9, 13.

(Lihat paragraf 11) *

11. Bagaimana kuasa kudus bisa membantu kita?

11 Kuasa kudus bisa meningkatkan bakat dan keterampilan kita sehingga kita bisa menjalankan berbagai tugas dalam organisasi Allah. Jadi, kalau kita mendapat hasil yang baik dalam tugas dan pelayanan kita, kita yakin itu bisa terjadi hanya karena bantuan kuasa kudus.

12. Menurut Mazmur 139:23, 24, apa yang bisa kita minta dari Yehuwa?

12 Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai kuasa kudus Allah? Salah satu caranya, kita bisa meminta Yehuwa membantu kita untuk menyadari apakah kita punya pikiran atau keinginan yang salah. (Baca Mazmur 139:23, 24.) Kalau kita meminta hal itu, Yehuwa bisa menggunakan kuasa kudus-Nya untuk membantu kita. Dan, kalau kita sadar bahwa kita punya pikiran atau keinginan yang salah, kita harus berdoa agar kuasa kudus Allah memberi kita kekuatan untuk melawannya. Dengan begitu, kita menunjukkan bahwa kita bertekad untuk tidak melakukan apa pun yang bisa membuat Yehuwa berhenti membantu kita dengan kuasa kudus-Nya.​—Ef. 4:30.

13. Bagaimana kita bisa lebih menghargai kuasa kudus?

13 Kita bisa lebih menghargai kuasa kudus dengan memikirkan peranan kuasa kudus di zaman kita. Sebelum naik ke surga, Yesus memberi tahu murid-muridnya, ”Kalian akan mendapat kuasa sewaktu kuasa kudus datang ke atas kalian, dan kalian akan menjadi saksiku . . . sampai ke bagian yang paling jauh di bumi.” (Kis. 1:8) Itulah yang terjadi pada zaman kita. Dengan bantuan kuasa kudus, lebih dari 8,6 juta orang dari seluruh dunia bisa menjadi penyembah Yehuwa. Selain itu, kuasa kudus Allah membantu kita untuk memiliki sifat-sifat baik, seperti kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kebaikan hati, kebaikan, iman, kelembutan, dan pengendalian diri. Sifat-sifat ini adalah bagian dari ”buah yang dihasilkan kuasa kudus”. (Gal. 5:22, 23) Hasilnya, kita bisa menikmati persaudaraan yang penuh damai. Ya, kuasa kudus adalah hadiah yang sangat berharga!

DUKUNGAN DARI SURGA

14. Siapa saja yang mendukung kita sewaktu kita melakukan pelayanan?

14 Hadiah berharga lainnya yang kita miliki adalah kesempatan untuk ”bekerja sama” dengan Yehuwa, Yesus, dan para malaikat. (2 Kor. 6:1) Kita bekerja sama dengan Yehuwa setiap kali kita melakukan pelayanan kita. Paulus menyebut dirinya dan orang-orang lain yang melakukan pelayanan ini sebagai ”rekan sekerja Allah”. (1 Kor. 3:9) Kita juga bekerja sama dengan Yesus sewaktu kita melakukan pelayanan. Setelah Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk membuat orang-orang dari segala bangsa menjadi muridnya, dia berjanji kepada mereka, ”Aku akan selalu menyertai kalian.” (Mat. 28:19, 20) Para malaikat juga mendukung kita dalam pelayanan. Kita sangat bersyukur karena mereka mengarahkan kita sewaktu kita memberitakan ”kabar baik yang abadi . . . kepada semua orang di bumi”.​—Why. 14:6.

15. Sebutkan sebuah contoh yang menunjukkan bahwa Yehuwa punya peranan penting dalam pelayanan kita.

15 Sewaktu kita menabur benih kebenaran, ada benih yang jatuh di hati yang baik dan bertumbuh. (Mat. 13:18, 23) Siapa yang membuat benih itu bertumbuh dan menghasilkan buah? Yesus menjelaskan bahwa tidak ada orang yang bisa menjadi pengikutnya ”kecuali dia ditarik oleh Bapak”. (Yoh. 6:44) Ada satu contoh di Alkitab tentang hal ini. Suatu kali, Paulus sedang mengabar kepada sekelompok wanita di luar kota Filipi. Perhatikan apa yang Alkitab katakan tentang salah satu wanita itu: ”Yehuwa membuka hati Lidia lebar-lebar untuk menerima kata-kata Paulus.” (Kis. 16:13-15) Sama seperti Lidia, jutaan orang lain juga telah ditarik oleh Yehuwa.

16. Siapa yang sebenarnya membuat kita berhasil dalam pelayanan?

16 Siapa yang sebenarnya membuat kita berhasil dalam pelayanan? Paulus menjawab pertanyaan itu sewaktu dia menulis surat kepada sidang di Korintus. Dia berkata, ”Saya menanam, Apolos menyiram, tapi Allah yang membuatnya tumbuh. Jadi, yang penting bukan yang menanam atau yang menyiram, tapi Allah yang membuatnya tumbuh.” (1 Kor. 3:6, 7) Seperti Paulus, kita harus selalu ingat bahwa Yehuwa-lah yang membuat kita berhasil dalam pelayanan.

17. Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai kesempatan untuk bekerja sama dengan Allah, Kristus, dan para malaikat?

17 Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai kesempatan untuk bekerja sama dengan Allah, Kristus, dan para malaikat? Kita bisa melakukannya dengan berupaya sebisa-bisanya untuk memberitakan kabar baik kepada orang lain. Ada banyak cara untuk memberitakan kabar baik, misalnya dengan mengabar di tempat umum dan dari rumah ke rumah. (Kis. 20:20) Banyak saudara-saudari juga senang melakukan kesaksian tidak resmi. Sewaktu bertemu dengan seseorang, mereka menyapa orang itu dengan ramah dan berupaya memulai percakapan. Kalau orang itu berminat, mereka akan menyampaikan kabar baik tentang Kerajaan Allah kepada orang tersebut.

(Lihat paragraf 18) *

18-19. (a) Bagaimana kita menyirami benih kebenaran? (b) Ceritakan sebuah pengalaman yang menunjukkan bagaimana Yehuwa membantu seorang pelajar Alkitab.

18 Sebagai ”rekan sekerja Allah”, tugas kita bukan hanya menanam benih kebenaran. Kita juga harus menyiraminya. Jadi, kalau seseorang berminat, kita harus berupaya sebisa-bisanya untuk mengunjungi kembali orang tersebut. Atau, kita bisa meminta penyiar lain untuk mengunjungi dia. Tujuan kita berkunjung kembali adalah memulai pelajaran Alkitab. Dan setelah orang itu mulai belajar Alkitab, kita bisa melihat bagaimana Yehuwa membantu dia untuk mengubah hati dan pikirannya. Ini pasti membuat kita sangat bersukacita.

19 Perhatikan pengalaman Raphalalani, seorang saudara di Afrika Selatan. Dulu, dia adalah seorang dukun. Setelah dia mulai belajar Alkitab, dia menyukai apa yang dia pelajari. Tapi, ketika dia mengetahui apa yang Alkitab katakan tentang berkomunikasi dengan leluhur yang sudah mati, dia merasa sulit menerimanya. (Ul. 18:10-12) Belakangan, dia mulai mengubah cara berpikirnya sesuai dengan yang Allah inginkan. Akhirnya, dia berhenti menjadi dukun meski sebenarnya dia tidak punya pekerjaan lain. Sekarang, dia sudah berusia 60 tahun. Dia mengatakan, ”Saya sangat bersyukur karena Saksi-Saksi Yehuwa sudah banyak membantu saya. Misalnya, mereka membantu saya mencari pekerjaan. Tapi yang terutama, saya bersyukur karena Yehuwa membantu saya untuk mengubah hidup saya. Berkat bantuan-Nya itu, saya bisa dibaptis dan sekarang bisa ikut mengabar.”

20. Apa tekad Saudara?

20 Di artikel ini, kita sudah membahas empat harta yang tak terlihat. Harta yang paling berharga adalah kehormatan untuk bersahabat akrab dengan Yehuwa. Karena bersahabat dengan Yehuwa, kita bisa mendapat harta-harta lainnya, yaitu kehormatan untuk berdoa kepada Yehuwa, merasakan bantuan kuasa kudus-Nya, serta mendapat dukungan dari surga untuk melakukan pelayanan kita. Kita pasti bertekad untuk semakin menghargai semua harta tak terlihat itu. Dan kita pasti ingin terus bersyukur kepada Yehuwa, karena Dia adalah Sahabat yang sangat baik.

NYANYIAN 19 Janji Allah tentang Firdaus

^ par. 5 Di artikel sebelumnya, kita membahas beberapa hadiah yang Allah berikan, yang bisa kita lihat. Hadiah-hadiah tersebut bagaikan harta yang berharga bagi kita. Di artikel ini, kita akan membahas beberapa harta yang tidak bisa kita lihat dan caranya kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai harta-harta tersebut. Artikel ini juga akan membantu kita lebih bersyukur kepada Yehuwa, yang memberikan semua harta itu.

^ par. 58 KETERANGAN GAMBAR: (1) Sewaktu mengagumi ciptaan Yehuwa, seorang saudari merenungkan persahabatannya dengan Yehuwa.

^ par. 60 KETERANGAN GAMBAR: (2) Saudari itu meminta keberanian kepada Yehuwa supaya bisa memberikan kesaksian.

^ par. 62 KETERANGAN GAMBAR: (3) Kuasa kudus membuat saudari itu berani untuk memberikan kesaksian tidak resmi.

^ par. 64 KETERANGAN GAMBAR: (4) Saudari itu memandu pelajaran Alkitab dengan orang yang sebelumnya dia kabari. Dia mendapat dukungan para malaikat untuk mengabar dan membuat murid.