Langsung ke konten

PERTANYAAN ANAK MUDA

Kenapa Orang Tuaku Suka Larang-Larang Aku?

Kenapa Orang Tuaku Suka Larang-Larang Aku?

 Kamu diajak kumpul-kumpul sama teman-temanmu malam Minggu nanti. Kamu minta izin sama orang tuamu, tapi mereka jawab, ”Gak boleh.” Kamu tidak kaget dengan jawaban mereka karena mereka selalu jawab begitu.

Artikel ini akan membahas:

 Kenapa orang tuaku gak pernah kasih izin?

 Kamu mungkin merasa tiap kali kamu minta izin sama orang tuamu, mereka tidak pernah kasih izin. Bisa jadi, kamu merasa bahwa mereka tidak mau kamu melakukan hal-hal yang seru.

 Itulah yang dirasakan seorang remaja bernama Marie waktu dia pertama kali punya HP. Dia bilang, ”Papaku bikin banyak aturan soal aplikasi apa aja yang boleh aku download, siapa aja yang boleh aku telepon atau chat, dan sampai jam berapa aku boleh ngobrol sama mereka. Padahal, teman-temanku gak pernah dikasih aturan kayak gitu!”

 Pikirkan: Apa memang papanya Marie tidak mau Marie melakukan hal-hal yang dia inginkan? Atau, apa yang mungkin dikhawatirkan papanya?

Seperti batas kecepatan di jalan, aturan orang tuamu mungkin membatasi kebebasanmu, tapi itu melindungimu dari bahaya

 Coba lakukan ini: Bayangkan kalau kamu yang jadi orang tua dan punya anak remaja yang baru punya HP. Kamu akan khawatir soal apa saja? Aturan apa saja yang akan kamu buat untuk melindungi dia? Kalau anakmu bilang, ’Papa Mama gak mau aku senang ya?’ apa yang akan kamu katakan?

 ”Papaku selalu bilang, ’Coba kamu bayangin rasanya jadi orang tua.’ Setelah aku lakukan itu, aku jadi ngerti bukan hanya manfaat dari aturan papaku tapi juga alasannya. Kalau aku punya anak, aku mau dia ikuti aturan yang sama seperti yang papaku buat.”​—Tanya.

 Gimana supaya aku dapat izin dari orang tuaku?

 Jangan lakukan ini: Mengambek, mengomel, atau membantah.

 ”Marah-marah itu gak ada gunanya. Malah, itu bikin kamu dan orang tuamu capek. Kalau kamu suka membantah, orang tuamu akan berpikir kamu itu belum dewasa dan belum siap dikasih lebih banyak kebebasan.”​—Richard.

 Coba lakukan ini: Jangan cepat-cepat bereaksi. Bayangkan apa yang orang tuamu pikirkan. Apakah mereka bikin aturan tertentu karena mereka ragu sama kamu? Atau, apakah mereka sebenarnya ragu sama tempat yang akan kamu datangi atau orang-orang yang akan kamu temui? Coba bicarakan hal itu baik-baik sama mereka supaya kamu bisa mengerti alasan dari aturan yang mereka buat.

 ”Biasanya, aturan dibuat demi kebaikan kita. Orang tuaku bukannya gak mau aku senang. Mereka mau aku menikmati kegiatan yang menyenangkan tapi gak bikin aku kena masalah.”​—Ivy.

 Kata Alkitab: ”Orang bodoh melampiaskan semua perasaannya, tapi orang berhikmat tetap tenang dan mengendalikan diri.”​—Amsal 29:11.

 Jangan lakukan ini: Diam-diam melanggar aturan.

 ”Aku diam-diam melanggar aturan papaku soal main HP. Aku coba chat teman-temanku malam-malam. Aku juga download aplikasi yang dilarang sama papaku. Tapi, akhirnya aku ketahuan. Gara-gara itu, papaku jadi sulit percaya sama aku dan bikin aturan yang lebih ketat. Intinya, gak usah deh coba-coba melanggar aturan.”​—Marie.

 Coba lakukan ini: Tunjukkan kepada orang tuamu bahwa kamu mau mengikuti aturan mereka dan bisa dipercaya.

 ”Kita harus sabar. Memang, orang tua kita gak akan langsung ubah aturan mereka. Tapi kalau kita selalu ikuti aturan mereka, mereka mungkin akan kasih kita lebih banyak kebebasan.”​—Melinda.

 Kata Alkitab: ”Taati orang tua kalian dalam segala hal.”​—Kolose 3:20.

 Jangan lakukan ini: Memaksa orang tuamu untuk kasih izin, mungkin dengan memberi tahu mereka apa yang dilakukan anak-anak seumuran kamu.

 ”Kalau kamu terus memaksa orang tuamu, keadaannya gak akan jadi lebih baik. Kamu juga akan sulit mendapatkan apa yang kamu inginkan.”​—Natalie.

 Coba lakukan ini: Gunakan lembar kegiatan ”Kamu Mau Ubah Peraturan di Rumah?” untuk membantu kamu bicara sama orang tuamu tentang aturan rumah.

 ”Setiap orang tua pasti mau anaknya buat keputusan yang benar. Jadi waktu aku jelasin pendapatku ke orang tuaku, aku berupaya lebih pakai logika daripada perasaan. Biasanya, aku jadi lebih gampang dapat izin.”​—Joseph.

 Kata Alkitab: ”Hormati ayah dan ibumu.”​—Efesus 6:2.