Hujan angin yang deras mengguyur Kerala, India, dan mengakibatkan 25 longsor dan telah menelan setidaknya 75 korban. Menurut Badan Meteorologi India, pergantian arah angin di bagian barat daya India telah menyebabkan tingginya curah hujan. Ini tercatat sebagai hujan terlebat di daerah ini dalam sejarah.

Kita berduka karena ada sepasang suami-istri Saksi yang berusia 60-an dan seorang pelajar Alkitab yang tewas akibat longsor. Menurut laporan kantor cabang India, dua orang pelajar Alkitab juga mengalami luka parah dan sedang dirawat di rumah sakit. Selain itu, seorang saudara, 17 tahun, tenggelam saat berusaha untuk menolong tetangganya.

Panitia Penanggulangan Bencana telah dibentuk untuk memeriksa kerugian yang terjadi dan mengatur bantuan kemanusiaan. Beberapa Balai Kerajaan digunakan sebagai pusat pemberian bantuan. Menurut laporan awal, ada 46 rumah saudara kita yang rusak atau hancur. Sekitar 85 keluarga (475 penyiar) untuk sementara ditampung di rumah saudara seiman atau keluarga mereka. Beberapa Balai Kerajaan juga dilaporkan terendam sebagian oleh banjir. Panitia ini terus memantau situasi karena hujan deras diperkirakan akan terus turun selama beberapa hari ke depan.

Wakil dari kantor cabang serta pengawas wilayah dan penatua sidang jemaat setempat telah mengunjungi saudara-saudari kita untuk menghibur dan menguatkan mereka berdasarkan Alkitab.

Kita semua ikut sedih dan mendoakan semua yang menjadi korban dari bencana ini. Kita menantikan saatnya semua bencana alam dihapus dari bumi. Pada waktu itu, tangisan akibat bencana alam juga tidak akan ada lagi.—Wahyu 21:3, 4.