Kisah Para Rasul 13:1-52
Catatan Kaki
Keterangan Tambahan
Herodes penguasa daerah itu: Lihat keterangan tambahan Mat 14:1.
melayani: Atau ”melayani kepentingan umum untuk”. Kata Yunani yang dipakai di sini, leitourgeo, dan juga kata-kata yang serupa, yaitu leitourgia (pelayanan bagi masyarakat) dan leitourgos (pelayan, atau pekerja, bagi masyarakat), dipakai oleh orang Yunani di zaman dulu untuk memaksudkan pelayanan atau pekerjaan yang dilakukan untuk Negara atau untuk pemerintah sipil dan demi manfaat banyak orang atau masyarakat umum. Misalnya, di Rm 13:6, pemerintah disebut sebagai ”pelayan . . . yang selalu melayani masyarakat” (bentuk jamak leitourgos) karena mereka memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi orang-orang. Di Luk 1:23 (lihat keterangan tambahannya), kata leitourgia dipakai untuk memaksudkan pelayanan Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis. Di ayat itu, kata tersebut diterjemahkan menjadi ”pelayanan suci” (atau bisa juga, ”pelayanan bagi masyarakat”). Dalam Septuaginta, kata leitourgia dan kata-kata yang serupa memang beberapa kali dipakai untuk memaksudkan pelayanan para imam dan orang Lewi di tabernakel (Kel 28:35; Bil 1:50; 3:31; 8:22) dan di bait (2Taw 31:2; 35:3; Yl 1:9, 13; 2:17). Itu cocok karena pelayanan mereka bermanfaat bagi banyak orang. Selain itu, pelayanan mereka juga kadang berhubungan dengan hal-hal suci, karena tugas para imam Lewi mencakup mengajarkan Hukum Allah (2Taw 15:3; Mal 2:7) dan mempersembahkan korban untuk pengampunan dosa umat Allah (Im 1:3-5; Ul 18:1-5). Di Kis 13:2 ini, kata leitourgeo dipakai dalam arti yang lebih umum, yaitu untuk memaksudkan pelayanan para nabi dan guru di sidang Kristen di Antiokhia Siria. Ini mencakup berbagai bentuk pelayanan dan ibadah kepada Allah, seperti berdoa dan mengajar. Pelayanan yang dilakukan para nabi dan guru ini juga pasti mencakup pengabaran kepada umum.—Kis 13:3.
melayani Yehuwa: Kata Yunani yang diterjemahkan ”melayani” di sini adalah leitourgeo. Dalam terjemahan Septuaginta, kata itu sering digunakan dalam ayat-ayat yang memuat nama Allah dalam teks asli Ibraninya. Misalnya, di 2Taw 13:10 terjemahan Septuaginta, ungkapan Yunani yang digunakan di Kis 13:2 ini dipakai sebagai terjemahan dari ungkapan Ibrani untuk ”melayani bagi Yehuwa”. Di 2Taw 35:3, ungkapan Yunani yang sama dipakai untuk menerjemahkan ungkapan Ibrani ”layanilah Yehuwa”.—1Sam 2:11; 3:1; Yeh 45:4; Yl 2:17; lihat pengantar Lamp. C3; Kis 13:2.
Seleukia: Kota berbenteng di tepi Laut Tengah yang menjadi pelabuhan untuk kota Antiokhia Siria. Seleukia terletak sekitar 20 km di sebelah barat daya Antiokhia Siria. Kedua kota itu dihubungkan oleh sebuah jalan dan oleh Sungai Orontes yang bisa dilewati dengan perahu, yang mengalir melewati Antiokhia dan bermuara di Laut Tengah, tidak jauh dari sebelah selatan Seleukia. Seleukus I (Nikator), salah seorang jenderal Aleksander Agung, adalah pendiri kota itu, dan dia menamai kota itu mirip dengan namanya sendiri. Bersama Barnabas, Paulus berlayar dari Seleukia pada awal perjalanan utusan injilnya yang pertama, sekitar tahun 47 M. Di peta modern, Seleukia terletak di sebelah utara kota Süveydiye, atau Samandag, di Turkiye. Karena adanya endapan lumpur dari Sungai Orontes, pelabuhan Seleukia kuno kini telah berubah menjadi rawa-rawa.—Lihat Lamp. B13.
berlayar ke Siprus: Ini adalah pelayaran sejauh kurang lebih 200 km. Kalau kondisi anginnya menguntungkan, sebuah kapal di abad pertama bisa menempuh perjalanan sekitar 150 km dalam satu hari. Tapi jika cuacanya buruk, perjalanan bisa berlangsung jauh lebih lama. Siprus adalah kampung halaman Barnabas.—Lihat Lamp. B13..
Salamis: Karena terletak di bagian timur Pulau Siprus, masuk akal kalau Salamis menjadi kota pertama yang dikabari di pulau itu oleh Paulus dan rekan-rekannya, yang berangkat dari sekitar Antiokhia Siria. Ibu kota Siprus, yaitu Pafos, letaknya lebih jauh, karena ada di bagian barat pulau tersebut. Salamis juga merupakan pusat budaya, pendidikan, dan perdagangan di Siprus. Selain itu, di sana ada komunitas orang Yahudi yang besar, dan ada lebih dari satu sinagoga. Karena berasal dari Siprus, Barnabas pasti menjadi pemandu di kelompok utusan injil itu. Bergantung rute yang mereka pilih, mereka mungkin harus berjalan sejauh setidaknya 150 km untuk mengabar di seluruh pulau itu.—Lihat Lamp. B13.
Yohanes: Maksudnya, Yohanes Markus, salah satu pengikut Yesus, ”sepupu Barnabas” (Kol 4:10), dan penulis Injil Markus. (Lihat keterangan tambahan Judul Mrk.) Dia juga disebut Yohanes di Kis 13:13, tapi tiga ayat lain di buku Kisah yang menyebutkan namanya menambahkan keterangan bahwa dia juga ”disebut Markus”. Markus adalah nama Romawinya. (Kis 12:12, 25; 15:37) Bentuk Ibrani dari nama Yohanes adalah Yehohanan atau Yohanan, yang artinya ”Yehuwa Telah Berkenan; Yehuwa Telah Bermurah Hati”. Di beberapa ayat lain dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, dia hanya disebut Markus.—Kol 4:10; 2Tim 4:11; Flm 24; 1Ptr 5:13.
Markus: Nama Romawi yang menjadi nama belakang ”Yohanes” yang disebutkan di Kis 12:12. Ibunya adalah Maria, salah satu murid Yesus yang pertama, yang tinggal di Yerusalem. Yohanes Markus adalah ”sepupu Barnabas” (Kol 4:10) dan rekan seperjalanannya. Markus juga bepergian bersama Paulus dan para utusan injil Kristen lainnya di abad pertama. (Kis 12:25; 13:5, 13; 2Tim 4:11) Meski tidak ada catatan tentang siapa yang menulis Injil ini, para penulis abad kedua dan ketiga M menunjukkan bahwa penulisnya adalah Markus.
Gubernur: Atau ”Prokonsul”. Pada zaman itu, ada dua macam provinsi Romawi. Ada provinsi yang diawasi oleh Senat Romawi dan dikepalai oleh seorang prokonsul. Tapi ada juga provinsi yang diawasi langsung oleh kaisar dan dikepalai oleh seorang gubernur yang dilantik kaisar, misalnya Yudea. Pada tahun 22 SM, Siprus menjadi provinsi yang diawasi oleh Senat. Karena itu, Siprus dikepalai oleh seorang prokonsul. Di sebuah uang logam yang ditemukan di Siprus, ada gambar kepala dan tulisan gelar Kaisar Romawi Klaudius (dalam bahasa Latin) pada satu sisi. Di sisi lainnya, ada tulisan ”Di bawah pemerintahan Kominius Proklus, Prokonsul penduduk Siprus” (dalam bahasa Yunani).—Lihat Daftar Istilah.
Saul, yang juga disebut Paulus: Sejak peristiwa di ayat ini, Saul mulai disebut di Alkitab sebagai Paulus. Rasul Paulus adalah orang Ibrani yang punya kewarganegaraan Romawi sejak lahir. (Kis 22:27, 28; Flp 3:5) Jadi mungkin sejak kecil, dia sudah punya dua nama, Saul (Ibrani) dan Paulus (Romawi). Pada waktu itu, banyak orang Yahudi, terutama yang tidak tinggal di Israel, biasanya punya dua nama. (Kis 12:12; 13:1) Misalnya, beberapa kerabat Paulus punya nama Romawi atau nama Yunani. (Rm 16:7, 21) Sebagai ”rasul yang diutus kepada bangsa-bangsa lain”, Paulus ditugasi untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang bukan Yahudi. (Rm 11:13) Kelihatannya, Paulus sendirilah yang memutuskan untuk menggunakan nama Romawinya. Mungkin dia merasa itu bisa membuat orang-orang lebih mudah menerima dia. (Kis 9:15; Gal 2:7, 8) Ada yang berpendapat bahwa dia menggunakan nama Paulus untuk menghormati Sergius Paulus. Tapi, itu sepertinya tidak benar, karena dia tetap menggunakan nama Paulus bahkan setelah meninggalkan Siprus. Ada juga yang berpendapat bahwa Paulus memilih untuk tidak menggunakan nama Ibraninya karena kalau nama itu diucapkan oleh orang Yunani, itu terdengar mirip dengan kata Yunani yang memiliki arti yang kurang bagus.—Lihat keterangan tambahan Kis 7:58.
Paulus: Dalam teks asli Kitab-Kitab Yunani Kristen, nama Paulos, dari nama Latin Paulus (artinya ”Kecil”), digunakan 157 kali untuk memaksudkan Rasul Paulus dan satu kali untuk Sergius Paulus, seorang gubernur (prokonsul) Siprus.—Kis 13:7.
jalan Yehuwa: Beberapa ungkapan yang Paulus gunakan dalam jawabannya kepada Bar-Yesus, seorang pria Yahudi yang adalah ahli sihir (di ayat 10 dan 11), mirip dengan beberapa ungkapan di Kitab-Kitab Ibrani. Misalnya, ungkapan Yunani yang diterjemahkan menjadi ”mengubah-ubah jalan” juga dipakai di Ams 10:9 (”membuat jalannya bengkok”) terjemahan Septuaginta. Kata-kata Yunani yang dipakai dalam ungkapan ”jalan Yehuwa yang benar” juga dipakai di Hos 14:9 terjemahan Septuaginta. Di ayat itu, teks asli Ibraninya memuat nama Allah (”Jalan-jalan Yehuwa itu lurus”).—Lihat pengantar Lamp. C3; Kis 13:10.
tangan Yehuwa: Lihat keterangan tambahan Kis 11:21 dan pengantar Lamp. C3; Kis 13:11.
ajaran Yehuwa: Ungkapan ”ajaran Yehuwa” di ayat ini punya arti yang sama dengan ungkapan ”firman Allah” di Kis 13:5. Ayat itu mengatakan bahwa saat Paulus dan rekan-rekannya tiba di Pulau Siprus, mereka ”mulai memberitakan firman Allah di rumah-rumah ibadah orang Yahudi”. Itu membuat Gubernur Sergius Paulus ”ingin sekali mendengar firman Allah”. (Kis 13:7) Setelah Sergius Paulus melihat apa yang Paulus katakan dan lakukan, dia pun tahu tentang Allah Yehuwa dan ajaran-Nya, dan dia merasa kagum.—Lihat pengantar Lamp. C3; Kis 13:12.
Antiokhia di Pisidia: Kota kuno di Galatia, sebuah provinsi Romawi. Kota ini terletak di perbatasan wilayah Frigia dan Pisidia. Jadi sepanjang sejarah, kota ini pernah dianggap sebagai bagian dari Frigia dan pernah juga dianggap bagian dari Pisidia. Sekarang, reruntuhan kota ini ada di dekat kota Yalvaç, Turkiye. Kota Antiokhia Pisidia disebutkan di ayat ini dan di Kis 14:19, 21. Perjalanan dari kota Perga, yang ada di dekat Pesisir Laut Tengah, ke Antiokhia Pisidia sulit ditempuh dan berbahaya. Antiokhia Pisidia terletak sekitar 1.100 m di atas permukaan laut (lihat Lamp. B13), dan di sepanjang jalan yang menanjak itu, ada banyak perampok. ”Antiokhia di Pisidia” tidak sama dengan Antiokhia di Siria. (Kis 6:5; 11:19; 13:1; 14:26; 15:22; 18:22) Di buku Kisah, jika nama kota Antiokhia disebutkan, yang dimaksud biasanya adalah Antiokhia Siria, bukan Antiokhia Pisidia.
Taurat dan Tulisan Para Nabi dibacakan kepada hadirin: Pada abad pertama M, pembacaan seperti ini dilakukan pada ”setiap hari sabat” sebagai bagian dari ibadah di rumah ibadah Yahudi (sinagoga). (Kis 15:21) Salah satu bagian lain dari ibadah itu adalah diucapkannya Syema, atau pengakuan iman Yahudi. (Ul 6:4-9; 11:13-21) Sebutan Syema diambil dari ayat pertama yang mereka ucapkan: ”Israel, dengarkanlah [syemaʽ]: Yehuwa itu Allah kita; Yehuwa itu esa.” (Ul 6:4) Dalam teks asli Ibraninya, syemaʽ adalah kata pertama di ayat itu. Bagian terpenting dari ibadah di sinagoga adalah pembacaan Taurat, atau Pentateukh. Di banyak sinagoga, pembacaan Taurat diselesaikan dalam waktu satu tahun. Di beberapa sinagoga lainnya, pembacaan itu diselesaikan dalam waktu tiga tahun. Beberapa bagian dari Tulisan Para Nabi juga dibacakan dan dijelaskan. Setelah pembacaan selesai, biasanya ada khotbah yang disampaikan. Ayat di Kis 13:15 ini menunjukkan bahwa setelah pembacaan di sinagoga di Antiokhia Pisidia selesai, Paulus diminta untuk menyampaikan kata-kata yang bisa menguatkan hadirin.—Lihat keterangan tambahan Luk 4:16.
dalam waktu kira-kira 450 tahun: Di Kis pasal 13, Paulus membahas sejarah Israel dan hal-hal yang telah Allah lakukan bagi bangsa pilihan-Nya itu. Paulus memulainya dengan menyebutkan suatu peristiwa penting, yaitu ketika Allah ”memilih leluhur kita”. (Kis 13:17) Kemungkinan besar, yang Paulus maksudkan adalah kelahiran Ishak, keturunan yang dijanjikan. (Kej 17:19; 21:1-3; 22:17, 18) Sebelum Ishak lahir, tidak diketahui pasti siapa keturunan yang Allah maksudkan, karena pada waktu itu, Sarai (Sara) mandul. (Kej 11:30) Tapi, kelahiran Ishak menghapus keraguan itu. Jadi, jangka waktu ”kira-kira 450 tahun” kemungkinan besar dimulai sejak kelahiran Ishak pada tahun 1918 SM. Itu berarti jangka waktu tersebut berakhir sekitar tahun 1467 SM, atau 46 tahun setelah bangsa Israel keluar dari Mesir pada tahun 1513 SM. Dan memang, setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel tinggal di padang belantara selama 40 tahun lalu menghabiskan 6 tahun untuk menaklukkan Kanaan. (Bil 9:1; 13:1, 2, 6; Ul 2:7; Yos 14:6, 7, 10) Setelah itu, sesuai kata-kata Paulus di Kis 13:20 ini, Allah memberi mereka hakim-hakim sampai zaman Nabi Samuel.
keturunan: Lit.: ”benih”.—Lihat Lamp. A2.
tiang: Atau ”pohon”.—Lihat keterangan tambahan Kis 5:30.
makam: Atau ”makam peringatan”.—Lihat ”Makam peringatan” di Daftar Istilah.
melayani Allah: Atau ”melakukan kehendak Allah”.—Lihat keterangan tambahan Kis 20:27.
yang menyembah Allah: Ini adalah terjemahan dari kata Yunani sebomai, yang pada dasarnya berarti ”menyembah; memuliakan; menghormati”. Kata itu juga bisa diterjemahkan menjadi ”takut akan Allah; taat beragama”. (Lihat keterangan tambahan Kis 13:50.) Pesyita Siria menerjemahkan kata sebomai di ayat ini menjadi ”yang takut akan Allah”. Sebuah terjemahan bahasa Ibrani dari Kitab-Kitab Yunani Kristen (referensi J18 di Lamp. C4) memakai nama Allah di ayat ini dan menerjemahkan bagian ini menjadi ”yang takut akan Yehuwa”.
kebaikan hati Allah yang luar biasa: Paulus dulunya sangat menentang Yesus dan para pengikutnya. (Kis 9:3-5) Jadi, memang wajar kalau dia berulang kali menekankan kebaikan hati Yehuwa yang luar biasa. (Lihat ”Kebaikan hati yang luar biasa” di Daftar Istilah.) Paulus sadar bahwa tanpa kebaikan hati Allah yang luar biasa, dia tidak mungkin bisa menjalankan pelayanannya. (1Kor 15:10; 1Tim 1:13, 14) Ketika bertemu dengan para penatua di sidang Efesus, Paulus dua kali menyebutkan sifat Allah ini. (Kis 20:24, 32) Dalam ke-14 suratnya, Paulus menyebutkan sifat ini sekitar 90 kali, jauh lebih banyak daripada semua penulis Alkitab lainnya. Dalam salam pembuka semua suratnya, kecuali surat untuk orang-orang Ibrani, Paulus menyebut tentang kebaikan hati yang luar biasa dari Allah atau Yesus. Dia juga menyebutkan hal itu dalam salam penutup semua suratnya.
firman Yehuwa: Lihat keterangan tambahan Kis 8:25 dan pengantar Lamp. C3; Kis 13:44.
Yehuwa sudah memerintahkan kami dengan kata-kata: Kata-kata selanjutnya di ayat ini adalah kutipan dari Yes 49:6, dan teks asli Ibrani ayat itu menunjukkan dengan jelas bahwa yang berbicara adalah Yehuwa. (Yes 49:5; bandingkan Yes 42:6.) Kata-kata itu adalah nubuat tentang pekerjaan yang akan dilakukan oleh hamba Yehuwa, yang memaksudkan Yesus Kristus dan belakangan memaksudkan para pengikutnya.—Yes 42:1; lihat keterangan tambahan Luk 2:32 dan pengantar Lamp. C3; Kis 13:47.
ke ujung-ujung bumi: Atau ”ke bagian yang paling jauh di bumi”. Nubuat ini adalah kutipan dari Yes 49:6, dan dalam Septuaginta, ayat itu menggunakan ungkapan Yunani yang sama dengan yang dipakai di sini. Yesaya menubuatkan bahwa hamba Yehuwa (Yesus dan belakangan para pengikutnya) akan menjadi ”terang bagi bangsa-bangsa” dan bahwa keselamatan dari Allah akan ”sampai ke ujung-ujung bumi”. Sewaktu berbicara di Antiokhia Pisidia, Paulus dan Barnabas menunjukkan bahwa bagi para pengikut Yesus, nubuat di Yes 49:6 merupakan perintah dari Yehuwa agar mereka menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Kata-kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”ke ujung-ujung bumi” di ayat ini juga digunakan di Kis 1:8 (lihat keterangan tambahannya) untuk menunjukkan bahwa para pengikut Yesus akan menjadi saksinya sampai ke bagian yang paling jauh di bumi.
firman Yehuwa: Lihat keterangan tambahan Kis 8:25 dan pengantar Lamp. C3; Kis 13:48.
memiliki sikap yang benar untuk: Kata-kata ini dipakai untuk menggambarkan orang-orang dari bangsa lain yang menjadi percaya setelah mendengarkan apa yang disampaikan Paulus dan Barnabas. Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”memiliki sikap yang benar untuk” adalah salah satu bentuk dari kata kerja tasso. Kata itu bisa punya banyak arti, antara lain ”mengatur; menaruh dalam posisi; menempatkan; melantik”. Arti yang dimaksud bisa diketahui dari konteksnya. Kis 13:46 membandingkan orang-orang Yahudi di Antiokhia Pisidia dengan orang-orang dari bangsa lain yang disebutkan di ayat 48 ini. Sebelumnya, sewaktu berbicara di tempat ibadah Yahudi pada hari Sabat, Paulus memberikan kesaksian dengan bersemangat kepada dua kelompok itu. (Kis 13:16-41) Menurut Paulus dan Barnabas, orang Yahudi telah menolak firman Allah. Sikap dan tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka ”tidak layak hidup abadi”. (Kis 13:46) Tapi, sikap orang-orang dari bangsa lain di kota itu sangat berbeda. Menurut Kis 13:48 ini, setelah mendengarkan Paulus, mereka mulai bersukacita dan memuliakan firman Yehuwa. Jadi dalam konteks ini, kata Yunani tasso menunjukkan bahwa orang-orang dari bangsa lain yang tinggal di Antiokhia ”menempatkan diri mereka untuk” mendapat kehidupan abadi. Maksudnya, keadaan hati mereka membuat mereka cenderung menerima kabar baik, dan itu bisa membantu mereka untuk mendapat kehidupan abadi. Jadi, memang cocok kalau kata tasso di ayat ini diterjemahkan menjadi ”memiliki sikap yang benar untuk”. Tapi, banyak terjemahan Alkitab menerjemahkannya menjadi ”ditentukan untuk; ditunjuk untuk; dipilih untuk”. Ini bisa memberikan kesan bahwa orang-orang itu sudah ditakdirkan oleh Allah untuk mendapat kehidupan abadi. Ajaran seperti itu tidak pernah ada di Alkitab. Konteks ayat ini juga tidak pernah menunjukkan bahwa orang-orang dari bangsa lain di Antiokhia ditakdirkan untuk mendapat kehidupan abadi sedangkan orang Yahudi di kota itu ditakdirkan untuk tidak mendapat kehidupan abadi. Paulus sudah berupaya membantu orang-orang Yahudi untuk menerima kabar baik, tapi mereka memilih untuk menolaknya. Itu adalah pilihan mereka, bukan takdir. Yesus pernah mengatakan bahwa ada orang-orang yang menunjukkan melalui tindakan mereka bahwa mereka ”tidak cocok untuk Kerajaan Allah”. (Luk 9:62) Sebaliknya, orang-orang dari bangsa lain di Antiokhia mau menerima kabar baik. Jadi, mereka termasuk di antara orang-orang yang menurut Yesus akan menunjukkan melalui tindakan bahwa mereka ”layak” diselamatkan.—Mat 10:11, 13, ctk.
firman Yehuwa: Lihat keterangan tambahan Kis 8:25 dan pengantar Lamp. C3; Kis 13:49.
yang takut kepada Allah: Atau ”yang menyembah Allah”. Ini adalah terjemahan dari kata Yunani sebomai. Kata itu juga bisa diterjemahkan menjadi ”memuliakan; menghormati”. Pesyita Siria menerjemahkan kata sebomai di ayat ini menjadi ”yang takut akan Allah”. Beberapa terjemahan bahasa Ibrani dari Kitab-Kitab Yunani Kristen (referensi J7, 8, 10, 18 di Lamp. C4) memakai nama Allah di ayat ini dan menerjemahkan bagian ini menjadi ”yang takut akan Yehuwa”.
mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu: Paulus dan Barnabas melakukan apa yang Yesus perintahkan di Mat 10:14; Mrk 6:11; Luk 9:5. Setelah melewati wilayah bangsa lain, orang Yahudi yang sok saleh biasanya mengebaskan debu yang mereka anggap najis dari sandal mereka sebelum kembali memasuki wilayah Yahudi. Tapi tampaknya bukan itu maksud Yesus ketika dia memberikan petunjuk ini kepada muridnya. Para murid mengebaskan debu dari kaki untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas hukuman yang akan Allah timpakan. Di Korintus, Paulus juga pernah melakukan sesuatu yang mirip. Dia mengebaskan pakaiannya dan berkata, ”Kalian akan menanggung darah kalian sendiri. Saya bersih dari darah kalian.”—Lihat keterangan tambahan Kis 18:6.
Media
Antiokhia Siria adalah ibu kota Siria, salah satu provinsi Romawi. Kota ini adalah salah satu dari tiga kota terbesar di wilayah kekuasaan Romawi pada abad pertama. Dua kota lainnya adalah Roma dan Aleksandria. Kota Antiokhia dibangun di sisi sebelah timur Sungai Orontes (1) dan awalnya mencakup sebuah pulau (2). Beberapa kilometer dari kota itu ada pelabuhan Seleukia. Di Antiokhia ada hipodrom (3), yaitu stadion yang digunakan untuk pacuan kuda dan kereta kuda. Itu adalah salah satu hipodrom terbesar pada zaman itu. Kota Antiokhia dikenal karena memiliki jalan besar dengan pilar-pilar di kedua sisinya (4). Jalan itu dilapisi marmer oleh Herodes Agung. Belakangan, Kaisar Tiberius menambahkan pilar-pilar dan atap lalu menghiasi jalan itu dengan mosaik dan patung-patung. Penduduk Antiokhia berasal dari berbagai kebudayaan, dan di kota itu, ada sebuah komunitas orang Yahudi yang besar (5). Banyak dari orang-orang Yahudi itu menjadi orang Kristen. Di kota Antiokhia inilah murid-murid Yesus untuk pertama kalinya disebut orang Kristen. (Kis 11:26) Belakangan, banyak orang yang bukan Yahudi juga menjadi Kristen. Kira-kira pada tahun 49 M, terjadi perbedaan pendapat tentang sunat. Jadi Paulus, Barnabas, dan beberapa saudara lain diutus untuk menemui badan pimpinan di Yerusalem dan meminta arahan dari mereka. (Kis 15:1, 2, 30) Kota Antiokhia menjadi tempat tinggal tetap Rasul Paulus selama dia melakukan perjalanan utusan injilnya. (Kis 13:1-3; 15:35, 40, 41; 18:22, 23) Peta ini juga menunjukkan posisi tembok kota Antiokhia selama beberapa abad.
Ini adalah foto kota Antakya di Turkiye. Dulunya, ini adalah lokasi kota Antiokhia, yang adalah ibu kota Siria, sebuah provinsi Romawi. Pada abad pertama M, Antiokhia Siria disebut sebagai kota Romawi terbesar ketiga setelah Roma dan Aleksandria. Menurut perkiraan, ada setidaknya 250.000 orang yang tinggal di situ. Setelah Stefanus dibunuh oleh gerombolan massa di Yerusalem dan para pengikut Yesus mulai dianiaya, beberapa murid melarikan diri ke Antiokhia. Di sana, mereka memberitakan kabar baik kepada orang-orang Yunani, dan ada banyak yang mau mendengarkan mereka. (Kis 11:19-21) Antiokhia belakangan menjadi kota tempat tinggal tetap Rasul Paulus selama dia melakukan perjalanan utusan injilnya. Dan ”di Antiokhia, dengan bimbingan Allah murid-murid pertama kali disebut orang Kristen”. (Kis 11:26) Kota ini berbeda dengan kota Antiokhia di Pisidia (Turkiye bagian tengah), yang disebutkan di Kis 13:14; 14:19, 21, dan 2Tim 3:11.
Susunannya dibuat berdasarkan urutan peristiwanya
1. Barnabas dan Saul mendapat tugas sebagai utusan injil, dan mereka berangkat dari Antiokhia Siria.—Lihat Lamp. B13 untuk melihat rute dari tiga perjalanan utusan injil Paulus (Kis 13:1-3)
2. Barnabas dan Saul berlayar dari Seleukia ke Salamis, yang ada di Siprus; mereka memberitakan firman Allah di rumah-rumah ibadah orang Yahudi (Kis 13:4-6)
3. Di Pafos, untuk pertama kalinya, Saul disebut Paulus (Kis 13:6, 9)
4. Sergius Paulus, gubernur Siprus, menjadi percaya (Kis 13:7, 12)
5. Paulus dan rekan-rekannya tiba di Perga di Pamfilia; Yohanes Markus kembali ke Yerusalem (Kis 13:13)
6. Paulus dan Barnabas memberitakan kabar baik di rumah ibadah di Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-16)
7. Di Antiokhia, banyak orang berkumpul untuk mendengarkan Paulus dan Barnabas, tapi orang-orang Yahudi menganiaya kedua pria itu (Kis 13:44, 45, 50)
8. Paulus dan Barnabas mengabar di rumah ibadah di Ikonium; banyak orang Yahudi dan Yunani menjadi percaya (Kis 14:1)
9. Penduduk kota Ikonium terbagi karena ada beberapa orang Yahudi yang menentang Paulus dan Barnabas; para penentang itu berniat melempari Paulus dan Barnabas dengan batu (Kis 14:2-5)
10. Di Listra, sebuah kota di Likaonia, Paulus dan Barnabas dianggap sebagai dewa-dewa (Kis 14:6-11)
11. Orang-orang Yahudi yang datang dari Antiokhia dan Ikonium menghasut orang-orang Listra untuk menentang Paulus; Paulus dilempari batu tapi dia selamat (Kis 14:19, 20a)
12. Paulus dan Barnabas memberitakan kabar baik di Derbe; cukup banyak orang menjadi murid (Kis 14:20b, 21a)
13. Paulus dan Barnabas kembali untuk menguatkan sidang-sidang yang baru dibentuk di Listra, Ikonium, dan Antiokhia; mereka melantik para penatua di sidang-sidang itu (Kis 14:21b-23)
14. Paulus dan Barnabas kembali ke Perga untuk memberitakan firman, lalu mereka pergi ke Atalia (Kis 14:24, 25)
15. Dari Atalia, mereka berlayar ke Antiokhia Siria (Kis 14:26, 27)
Koin ini, yang ditemukan di Siprus, dibuat pada zaman pemerintahan Kaisar Romawi Klaudius. Kaisar inilah yang memerintah sewaktu Paulus dan Barnabas mengunjungi Siprus sekitar tahun 47 M. Di satu sisi koin ini, ada gambar kepala Klaudius dan tulisan gelarnya. Di sisi lainnya, ada tulisan dalam bahasa Yunani yang menyebutkan tentang ”prokonsul” di pulau Siprus. Tulisan itu menunjukkan bahwa kisah yang ditulis oleh Lukas, yaitu bahwa Sergius Paulus adalah gubernur (atau, prokonsul) Siprus, memang akurat.—Kis 13:4, 7 (lihat keterangan tambahannya).