Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Roh Suci Aktif di Alam Surgawi yang Tak Kelihatan

Roh Suci Aktif di Alam Surgawi yang Tak Kelihatan

Pasal 2

Roh Suci Aktif di Alam Surgawi yang Tak Kelihatan

1. Mengapa penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana roh suci telah bekerja di alam surgawi yang tak kelihatan?

 BARANGKALI manusia merasa lebih tertarik kepada bagaimana caranya roh suci Allah berfungsi dalam alam yang berwujud dan kelihatan atau alam semesta yang dikenal manusia. Namun, apa yang telah terjadi di alam surga yang tidak kelihatan sangat mempengaruhi peri kehidupan manusia. Bagaimana caranya roh suci akan digerakkan di masa depan yang dekat, dalam generasi kita ini, berpautan dengan apa yang terjadi di alam tak kelihatan dan sangat penting bagi manusia. Maka hendaknya kita mengerti bagaimana caranya roh suci bekerja dalam hubungan ini yang sangat penting bagi kita.

2. Cara bagaimana Mazmur 104:29, 30 memperlihatkan betapa tergantungnya umat manusia pada alam surgawi yang tak kelihatan?

2 Orang-orang berpikiran modern barangkali tidak mau mengakuinya, tetapi umat manusia bergantung kepada alam surga yang tidak kelihatan. Andai kata Allah Pencipta memalingkan wajahNya dari kita di bumi, seolah-olah ”mati” terhadap kita, apa yang akan terjadi dengan kita? Tepat seperti yang dikatakan penulis mazmur dalam Alkitab, ”Apabila Engkau menyembunyikan wajahMu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.” (Maz. 104:29, 30) Maka obyek penyelidikan utama bagi manusia bukanlah manusia sendiri, melainkan, Allah Pencipta. Kalau Allah sudah berkenan untuk menyingkapkan kepada kita sesuatu mengenai alam surga yang tidak kelihatan, maka ini sepatutnya kita pelajari dengan teliti.

3. Mengapakah picik dan tidak berakal sehat jika kita membayangkan bahwa Allah tinggal sendirian dalam lingkungan yang kurang menyenangkan di surga?

3 Kita hendaknya selalu ingat bahwa ”Allah itu Roh”. (Yoh. 4:24) Maka Ia tentu berada di alam roh. Sendirian, dengan lingkungan yang kurang menyenangkan? Tidak! Picik dan tidak berakal sehat jika membayangkan bahwa Allah cuma dapat menciptakan benda-benda berwujud yang kelihatan pada mata kita dan belum pernah menciptakan sesuatu di alam surga yang tidak kelihatan. Perkara-perkara sedemikian yang terdapat di alam yang lebih tinggi terbuat dari bahan yang lebih unggul daripada ciptaan berwujud yang mencakup kita manusia.

4. Mengapakah alam surgawi yang tak kelihatan tidak bergantung kepada matahari kita untuk mendapat penerangan?

4 Apabila kita pikirkan perkara-perkara yang indah dan menakjubkan yang Allah telah buat di alam berwujud ini, kita menjadi terpesona apabila kita coba berpikir tentang perkara-perkara mulia dan menakjubkan yang Allah telah ciptakan di alam rohani. Di sana mereka tidak bergantung kepada matahari sebagai sumber cahaya. Tidak ada malam hari di sana! Pencipta segala matahari yang memancarkan cahaya itu sendiri adalah Matahari surgawi, sumber cahaya. Benarlah keterangan berikut, secara harfiah, kiasan maupun moral, ”Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” (1 Yoh. 1:5) Lama sebelum penulis Alkitab, Yohanes, mengucapkan ini, penulis mazmur melukiskan Pencipta bagaikan sinar matahari pagi yang disambut gembira; tulisnya, ”Sebab TUHAN [Yehuwa] Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.”—Maz. 84:11.

5. Pribadi-pribadi yang bagaimanakah ada bersama Allah di alam surgawi yang tak kelihatan, dan apa perbedaan mereka dengan manusia?

5 Kepercayaan ini bukan saja masuk akal, melainkan Alkitab sendiri bersaksi bahwa Allah mempunyai makhluk-makhluk cerdas yang terbuat dari bahan rohani dari alam roh yang tidak kelihatan. Dengan makhluk-makhluk ini Ia dapat mengadakan kontak langsung. Mereka dapat memandangNya seperti Ia memandang mereka. Karena terbuat dari bahan yang lebih luhur dan adimanusiawi, maka mereka tidak menjadi hancur tercerai-berai, dan mati binasa apabila memandang Dia. Mereka dapat bersentuhan langsung dengan Dia, melayani Dia di hadapanNya. (Luk. 1:19) Bukan kepada malaikat, melainkan kepada manusialah Allah berfirman begini, ”Engkau tidak tahan memandang wajahKu, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.” (Kel. 33:20) Allah mengatakan ini bahkan kepada nabiNya Musa.

6. Menurut Wahyu 4:11, bagaimana caranya sehingga makhluk-makhluk roh yang menjadi teman-teman Allah itu berada di sana?

6 Bagaimana caranya sehingga makhluk-makhluk rohani ini berada bersama-sama Allah di sana? Nah, bagaimanakah pasangan manusia pertama sampai ada di bumi? Kita akan mendapat jawaban yang diberikan oleh mereka yang dilihat penulis Alkitab, Yohanes, dalam penglihatannya, mereka yang menyembah Allah di surga. Kami kutip perkataan mereka, ”Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.”—Wahyu 4:11.

7, 8. Pada hari kebangkitannya, apa yang Yesus katakan tidak dimiliki oleh roh, dan apa yang ia lakukan dengan tubuh jasmani yang dimilikinya dahulu?

7 Allah menjadikan pasangan manusia pertama darah dan daging. Sebelum ini Allah telah menjadikan teman-teman surgawiNya roh, dari bahan yang lebih mulia daripada manusia. Mengenai pokok ini Yesus Kristus membuat penjelasan pada hari kebangkitannya dari antara orang mati. Ia menampakkan diri kepada murid-muridnya dalam sebuah kamar terkunci di Yerusalem. Untuk melakukan ini ia menjelma dalam tubuh seperti yang ia miliki ketika ia mati, tetapi mereka mengira bahwa yang mereka lihat itu suatu roh. Nah, apa katanya kepada mereka? Ini: ”Roh tidak berdaging dan bertulang seperti kamu lihat padaKu.”—Luk. 24:36-39, KAT.

8 Setelah bercakap-cakap dengan murid-murid yang tercengang itu, Yesus yang telah dibangkitkan itu tidak kelihatan lagi. Ia melenyapkan bentuk yang kelihatan itu atau menghilangkan tubuh manusia yang berbaju itu. Ia tidak membawa tubuh itu dan pakaiannya ke alam roh. Andai kata begitu, ini berarti makhluk roh di surga mempunyai darah dan daging, sedikitnya begitulah dalam hal Yesus Kristus yang telah dimuliakan.—1 Kor. 15:50.

9. Allah menciptakan rekan-rekan surgawiNya sebagai apa?

9 Mengingat semua fakta ini, Tuhan Allah menjadikan semua rekan surgawiNya roh. Ia tidak memindahkan makhluk manusiawi yang terdiri dari darah, daging dan tulang dari bumi untuk menemaniNya di alam surga yang tidak kelihatan. Untuk melukiskan makhluk macam apa yang Allah ciptakan langsung di surga, rasul Paulus menulis, ”[Ia] membuat malaikat-malaikatNya menjadi badai [roh, NW] dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api.” (Ibr. 1:7) Di sini rasul Paulus sedang mengutip perkataan Daud penulis mazmur ketika ia berkata tentang Allah Yehuwa yang ”membuat angin [roh, NW] sebagai suruhan-suruhanMu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayanMu.” (Maz. 104:4) Sesuai dengan ini, menurut kesaksian Firman Allah yang tertulis itu sendiri, Ia berkuasa untuk menciptakan makhluk roh maupun manusia.

10. Bagaimanakah Kejadian 1:26 menunjukkan bahwa penciptaan pribadi-pribadi roh mendahului penciptaan manusia?

10 Penciptaan makhluk roh mendahului penciptaan manusia. Firman Allah sendiri yang disingkapkan kepada kita dalam pasal pertama dari Alkitab menunjukkan ini. Di sini kita membaca, ”Berfirmanlah Allah: ’Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’” (Kej. 1:26) Nah, ketika Allah berkata, ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” Ia tidaklah berbicara kepada diriNya sendiri seolah-olah Ia allah tiga-menjadi-satu atau allah dua-menjadi-satu. Ia sedang berbicara sedikitnya dengan suatu pribadi lain di surga yang terpisah dan berbeda dengan Dia dan Dia sedang mengundang pribadi roh itu untuk menghasilkan suatu makhluk di bumi, yaitu manusia.

11. Bagaimanakah Ayub 38:1-7 menunjukkan bahwa memang ada lebih dari satu pribadi yang berada bersama Allah pada waktu manusia diciptakan?

11 Akan tetapi, pada saat pria dan wanita diciptakan, sudah ada lebih dari satu pribadi roh bersama-sama dengan Allah. Sudah ada pribadi-pribadi roh yang Allah ciptakan bahkan sebelum penciptaan bumi. Fakta ini ditunjukkan kepada Ayub yang setia dari tanah Uz ketika Allah berfirman kepadanya, ”Dimanakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? . . . dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?” (Ayub 38:1-7) Itu terjadi ribuan tahun sebelum bagian terakhir dari penciptaan Allah yang keenam, manakala Allah menciptakan pria dan wanita. (Kej. 1:27-31) Karena itu, ”semua anak Allah” yang bersorak-sorai itu bukanlah makhluk-makhluk yang pernah hidup di bumi sebagai manusia, kemudian dipindahkan ke hadirat Allah di surga. Mereka adalah makhluk roh ciptaan Allah dari mulanya. Allah tidak pernah memenuhi surga dengan penduduk bumi.

12. Bagaimanakah manusia dibandingkan dengan malaikat dalam hal tingkatan hidup dan kekuasaan?

12 ”Semua anak Allah” itu lebih tinggi tingkatannya daripada manusia. Maka setelah Daud mengakui betapa Allah jauh lebih tinggi daripada segala langit, ia berkata selanjutnya, ”Apakah manusia, maka Engkau sudi mengenangkannya, atau anak manusia, maka ia sudi Kaupelihara? Sedikitlah Kaususutkan dia dari pada Allah.” (Maz. 8:5, 6, KAT) Siapakah yang dimaksudkan dengan ”Allah” di sini? Ini adalah para malaikat, sebab seorang penulis Alkitab ketika mengenakan ayat Mazmur 8:6, berkata di Ibrani 2:6-9, ”Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat.” Jadi, dalam hal tingkatan hidup dan kekuasaan, manusia senantiasa lebih rendah daripada ”semua anak Allah”, malaikat-malaikat surga itu.

PERTEMUAN PRIBADI-PRIBADI ROH DI SURGA

13. Di manakah terdapat catatan yang pertama mengenai pertemuan-pertemuan di surga dan siapa yang memimpinnya?

13 Pertemuan dari ”semua anak Allah” itu berlangsung pada waktu-waktu tertentu dan Allah Yang Maha Tinggi memimpin pertemuan-pertemuan itu. Dia telah menyingkapkan kenyataan itu dalam FirmanNya yang tertulis. Laporan-laporan yang paling pertama mengenai pertemuan-pertemuan sedemikian di surga dicatat dalam dua pasal pertama dari kitab Ayub. Maka pada masa kehidupan Ayub yang mula-mula, ”pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN [Yehuwa] dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ’Dari mana engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ’Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajahi bumi.’” Dalam ayat-ayat selanjutnya, di pasal berikut, pertemuan kedua yang dilakukan oleh Yehuwa bersama anak-anakNya di surga dilaporkan juga, dan sekali lagi pribadi roh yang disebut Iblis itu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. (Ayub 1:6, 7; 2:1, 2) Pertemuan-pertemuan itu, yang tak kelihatan pada mata kita penting artinya dan Allah Yang Mahakuasa memelihara ketertiban pada pertemuan-pertemuan itu. Semua yang hadir harus memberi jawaban kepadaNya berkenaan dari mana mereka dan apa yang mereka lakukan. Bahkan pribadi yang disebut sebagai Iblis itu harus berlaku hormat, walaupun ia tak lain dari apa yang ditunjukkan oleh namanya itu, penentang besar terhadap Allah Yehuwa.

14. Kumpulan [pertemuan] surgawi apa disebutkan di Ibrani 12:22, 23?

14 Mengenai pertemuan demikian yang dilakukan oleh makhluk-makhluk roh, yaitu ”anak-anak Allah” di surga, kita membaca lebih jauh di Ibrani 12:22, 23, ”Kamu” orang-orang Kristen Ibrani, ”sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan [pertemuan] yang meriah.” Semua malaikat yang jumlahnya beribu-ribu itu, yang tetap setia kepada Bapa surgawi mereka dan tidak sudi meniru Setan, membentuk satu keluarga besar di surga yaitu keluarga Allah.

15. Bagaimana Paulus menyebut tentang keluarga surgawi tersebut di Efesus 3:14, 15, dan bagaimana hubungan anggota-anggota keluarga itu satu sama lain?

15 Paulus penulis Alkitab pernah menyebut tentang keluarga surgawi ini. Ketika menulis kepada orang-orang Kristen yang mengakui Allah Yehuwa sebagai Bapa surgawi mereka, Paulus berkata, ”Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari padaNya semua turunan [keluarga, NW] yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.” (Efesus 3:14, 15) Setiap keluarga mendapat nama dari bapa yakni kepala keluarga, dan patutlah suatu keluarga hidup sesuai dengan kemuliaan dan kehormatan nama itu. Karena mempunyai hanya satu Bapa, maka semua ”anak-anak Allah di sorga” itu bersaudara.

16. Pertemuan surgawi apa dilihat oleh nabi Mikha dalam penglihatan pada bagian terakhir dari abad kesepuluh S.P.U.?

16 Pertemuan di surga juga terjadi pada bagian terakhir dari abad kesepuluh sebelum Penanggalan Umum kita. Nabi Mikha orang Israel itu mendapat suatu penglihatan mengenai hal ini. Sambil melukiskannya, Mikha berkata kepada dua raja yang bersekutu, yaitu Ahab dan Yosafat, ”Sebab itu dengarlah firman TUHAN [Yehuwa]. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya, Dan TUHAN berfirman, ”Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: ’Aku ini akan membujuknya.’”—1 Raja 22:19-21.

17. Jadi para tentara yang berada di dekat Allah pada waktu itu merupakan pribadi-pribadi yang bersifat bagaimana?

17 Hendaknya kita perhatikan bahwa malaikat yang mengusulkan cara yang berhasil ini untuk membujuk Raja Ahab yang jahat supaya ia tewas dalam pertempuran disebut ”suatu roh”. Ini menunjukkan bahwa semua ”tentara” yang berada di sebelah kanan dan di sebelah kiri Allah, itu juga adalah roh, ya, makhluk-makhluk roh yang cerdas. Mereka berbeda dengan kita manusia.

18, 19. Sidang pengadilan surgawi apa dilihat oleh Daniel dalam penglihatan, yang direncanakan akan berlangsung di abad kedua puluh ini?

18 Apakah kita manusia dewasa ini menginsafi bahwa lama berselang suatu sidang pengadilan telah direncanakan, yang akan berlangsung di surga selama abad keduapuluh kita ini? Penglihatan yang mempesonakan tentang hal ini diberikan kepada nabi Daniel ketika dia menjadi budak tawanan di Babel lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu. Untuk menjelaskannya ia menulis,

19 ”Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. . . . aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; . . . seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapanNya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. . . . Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suka bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah—Daniel 7:7-14.

20. Anak Allah yang manakah di surga diberikan kehormatan yang begitu tinggi, yang disebut sebagai ”anak manusia” dalam penglihatan Daniel?

20 Apakah ada yang lain lagi dari antara makhluk-makhluk roh, anak-anak Allah di surga yang mendapat kehormatan sedemikian tinggi seperti yang diberikan kepada pribadi yang nampak dalam penglihatan Daniel ini sebagai ”anak manusia”? Tidak! Jadi siapakah dia?Penulis mazmur menunjukkannya. Di Mazmur 89:26, 27 dikatakan, ”Diapun akan berseru kepadaKu: ”Bapaku Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.’ Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang maha tinggi di antara raja-raja bumi.” Yehuwa menunjukkan kata-kata ini bukan kepada Raja Daud, yang pernah memperoleh perjanjian untuk kerajaan yang kekal dalam dinasti kerajaannya, dan juga bukan kepada Salomo, pengganti Daud sebagai raja. Tak seorangpun dari raja-raja ini merupakan anak sulung dari ayah mereka. (Mazmur 89:28-37; 2 Samuel 7:4-17) Kenyataan-kenyataan yang muncul belakangan memperlihatkan bahwa Yehuwa sebenarnya memberikan suatu nubuat mengenai ”anak sulung”Nya sendiri di surga, Anak yang telah ada bersama Dia selama waktu yang tak terhingga sebelum Allah Yehuwa menciptakan manusia.

21. Menurut Wahyu 3:14, apakah Allah mempunyai istri surgawi pada waktu Dia menjadikan anak ”sulung”Nya?

21 Tentu tidak heran bila ada yang bertanya, Bagaimana bisa Allah mempunyai ”anak sulung”, kalau Dia tidak mempunyai istri di surga pada waktu itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, pribadi yang menjadi ”anak sulung” itu sendiri akan berbicara. Dalam buku terakhir Alkitab, di Wahyu 3:14, dia berkata, ”Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.” Yang mengucapkan kata-kata itu adalah Tuhan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan, yakni seorang ”Saksi yang setia dan benar” dan yang tidak berdusta mengenai hal itu. Ia sendiri mengatakan bahwa ia adalah ”permulaan dari ciptaan Allah”. Jadi Allah memang tidak perlu mempunyai istri pada waktu Dia menjadikan pribadi yang pertama sekali Dia ciptakan.

22. Walaupun Yesus langsung diciptakan, ia menyebut Allah sebagai apa baginya?

22 Walaupun Yesus merupakan ”ciptaan” dan bukan anak dari seorang ibu, ia senantiasa menyebut Allah sebagai Bapanya. (Wahyu 3:21; 14:1) Juga ia menyebut Bapanya sebagai Allahnya. Di Wahyu 3:12 ia berkata, ”Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru [tiang] di dalam Bait Suci AllahKu, dan . . . padanya akan Kutuliskan nama AllahKu, nama kota AllahKu.” Ini sesuai dengan apa yang ia katakan pada hari kebangkitannya kepada Maria Magdalena dekat kuburan yang sudah kosong itu: ”Pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.’” (Yohanes 20:17) Ini terjadi pada tanggal 16 Nisan, 33 P.U., hari yang ketiga setelah ia berseru dengan suara nyaring pada tiang siksaan, yakni alat yang digunakan untuk memakukan dia sampai mati: ”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Dan akhirnya, ”Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.”—Matius 27:46; Markus 15:34; Lukas 23:46; Mazmur 22:1; 31:6.

’ANAK YANG TUNGGAL’ ITU

23. Sebagai ’Anak tunggal’ Allah, Yesus Kristus berada di mana dalam urutan penciptaan oleh Allah?

23 Dalam kata-kata yang ditujukan kepada Nikodemus, pemimpin orang Yahudi itu, Yesus Kristus menyebut dirinya sebagai apa? Dengarkanlah: ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Dengan menyebut dirinya sebagai ’anak tunggal Allah, ia menunjukkan bahwa ia memang ’anak sulung’ Allah. Pencipta sesuatu dari yang tidak ada jadi ada yang langsung dilakukan oleh Allah tanpa ditemani oleh siapapun mulai dan berakhir pada penciptaan ’Anak tunggal’ yang ”sulung” ini. Selain Yesus menyebut dirinya sebagai ”permulaan dari ciptaan Allah”, rasul Paulus menambahkan sebutan serupa itu terhadap Yesus, ”Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.” (Kolose 1:15) Jadi setelah Allah menciptakan ”yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan”, segala sesuatu yang dijadikan kemudian merupakan ciptaan-ciptaan lain. Sewaktu menciptakan semua perkara lain itu, Allah mengikutsertakan ’anak tunggalNya’ dalam pekerjaan itu.

24. Menurut Kolose 1:15, 16 dan Yohanes 1:1-3, dengan perantaraan siapakah semua perkara lain diciptakan oleh Allah?

24 Dalam menandaskan hal ini, rasul Paulus pertama-tama menyebut ’yang sulung dari segala yang diciptakan’ dan selanjutnya mengatakan, ”Karena di dalam [melalui, NW] Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.” (Kolose 1:16) Sekarang dapatlah kita mengerti perkataan rasul Yohanes di Yohanes 1:1-3, ”Pada mulanya adalah Firman [Yunani, Logos]; Firman [Logos] itu bersama-sama dengan Allah dan Firman [Logos] itu adalah [suatu, NW] Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh [melalui, NW] Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Dalam buku terakhir dari Alkitab, yang juga ditulis oleh Yohanes, ia mengatakan bahwa Yesus Kristus yang telah dimuliakan memakai nama ”Firman Allah”, bukan Allah Firman: ”Dan namaNya ialah: ’Firman [Logos] Allah.’”—Wahyu 19:13.

25. Mengapa dan dalam hal apa Logos itu lebih ”utama”?

25 Kepada pribadi yang disebut ”permulaan ciptaan Allah” ini telah diberikan kemuliaan dan hak sebagai ”anak sulung”, ’Anak tunggal’ Allah. Sebagai Anak ”sulung”, dia lebih unggul daripada semua ”anak Allah” yang diciptakan kemudian. (Kolose 1:18) Ini mencakup kegiatan yang dia lakukan bersama Bapa surgawinya sewaktu menjadikan segala sesuatu yang lain di surga dan di bumi.

26. Mengapakah makhluk-makhluk roh yang dijadikan melalui Logos itu tidak disebut sebagai anak-anaknya?

26 Sewaktu Firman atau Logos itu digunakan sebagai alat untuk menjadikan semua ”anak Allah” yang tak terhitung banyaknya ini, roh suci dari Allah, Bapanya, pastilah telah bekerja dengan penuh kuasa atasnya dan melalui dia. Roh itu menyertai dia dan aktip membantu dia. Cara bekerjanya roh itu pastilah seperti ketika dia belakangan menjadi manusia sempurna di bumi dan melakukan penyembuhan-penyembuhan bersifat mujizat. Itu sebabnya ia mengingatkan bahwa ia mengusir roh-roh jahat dengan kuasa roh Allah. (Lukas 11:20; Matius 12:28) Karena roh Allah Yehuwa juga bekerja melalui Logos ini di surga, maka bukan dia [Logos] melainkan Allah Yehuwa yang dipandang sebagai Pencipta dan Bapa oleh semua ”anak Allah” yang telah dijadikan melalui Logos itu. Mereka tidak disebut sebagai anak-anak dari Logos itu. Mereka disebut ”anak-anak Allah [yang benar, NW]”.—Ayub 1:6; 2:1; 38:7.

27. Pada waktu manusia diciptakan, kepada siapakah Allah berkata, ”Baiklah Kita”, dan mengapa tepat bahwa Dialah yang mengatakan hal ini?

27 Maka jelaslah sekarang, bahwa sewaktu Allah berkata pada hari penciptaan keenam itu, ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” Dia sedang berbicara kepada Anak ”sulung”Nya, Anak ”tunggal”Nya. (Kejadian 1:26-31) Bukan tidak mungkin bahwa Allah juga berkata, ”Baiklah Kita” kepada Anaknya ini ketika Allah bermaksud menciptakan malaikat-malaikat surgawi, termasuk para kerub dan para serafim. Sebagai Yang Maha Tinggi dan Pencipta segalanya, Allah Yehuwalah yang berhak menentukan apa yang harus dijadikan. Malaikat-malaikat itu akan menjadi anak-anakNya. Sebagai pribadi yang akan menjadi seorang Bapa, Dia menyatakan kehendakNya bilamana Dia akan menjadikan lebih banyak makhluk-makhluk roh di surga sebagai anak-anakNya. Rohnyalah satu-satunya tenaga giat yang merupakan alat untuk menjadikan perkara-perkara lain lagi.

28. ”Anak-anak Allah” yang manakah dilihat oleh Adam dan Hawa di pintu masuk taman itu setelah mereka diusir, dan kuasa apa yang bekerja sehingga pedang terus-menerus menyambar-nyambar di sana?

28 Pada waktunya para kerub, ”anak-anak Allah” itu menampakkan diri pada pintu masuk Taman Eden. Mengapa? Ya, pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa, memberontak terhadap Allah an diusir ke luar dari Firdaus tempat kediaman mereka. Jadi para kerub ditempatkan di pintu masuk taman itu untuk menjaga agar kedua pedosa ini jangan sampai masuk kembali untuk mencoba menggagalkan hukuman mati tersebut. (Kejadian 3:24) Apa yang dilihat oleh Adam dan Hawa adalah para kerub yang menjelma. ”Pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar” di pintu masuk taman itu sudah tentu dapat bergerak terus menerus karena kuasa roh suci Allah, supaya manusia yang tidak suci tetap berada di luar.

29. Anak-anak Allah macam apakah dilihat oleh Yesaya dalam penglihatan, dan belakangan juga oleh Yehezkiel?

29 Di abad kedelapan S.P.U. nabi Yesaya melihat para serafim, ”anak-anak Allah” ini dalam suatu penglihatan. Para serafim ini nampak sedang melayani Allah Yehuwa di baitNya. (Yesaya 6:1-7) Di abad berikutnya, nabi Yehezkiel di Babel mendapat suatu penglihatan dan dia melihat para kerub, ”anak-anak Allah” itu.—Yehezkiel 1:1-25; 9:3; 10:1-20; 11:22.

30, 31. Apa yang menunjukkan bahwa kerub-kerub itu terbang dengan kecepatan luar biasa pada waktu Allah mengutus mereka untuk membawa berita, dan mereka bergabung dengan pemerintahan mana?

30 Para kerub, sebagai ”makhluk-makhluk hidup” pastilah dapat terbang sangat cepat apabila Allah mengutus mereka untuk membawa berita. Jadi, sewaktu Allah menjawab permohonan akan bantuan, ”Ia mengendarai kerub, lalu terbang dan melayang di atas sayap angin [roh]”.—Mazmur 18:11.

31 Sudah terang, di alam roh jarak yang sangat jauh harus ditempuh dalam waktu yang singkat. Jarak yang jauh tidaklah menghalangi datangnya bantuan yang cepat kepada Raja Hizkia di Yerusalem setelah ia pergi ke bait pada saat yang genting bagi bangsanya. Ia berdoa, ”Ya TUHAN [Yehuwa] semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi.” (Yesaya 37:14-37) Para kerub itu takluk kepada Allah Yehuwa, seakan-akan Dia bertakhta di atas mereka; dan mereka akan ikut serta dalam kerajaanNya yang akan segera mendatangkan kelegaan bagi seluruh umat manusia dalam keadaannya yang sangat membutuhkan pertolongan. Sesuai dengan kenyataan yang menggembirakan ini adalah kata-kata pembukaan dari mazmur yang bersifat nubuat: ”TUHAN [Yehuwa] itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.” (Mazmur 99:1; juga 80:2) Kedudukan Yehuwa yang lebih tinggi daripada kerub-kerub ini diperlihatkan dalam tabut perjanjian yang diperintahkan kepada Musa untuk dibangun.—Ibrani 9:5.

32. Bagaimana kedudukan Yehuwa terhadap kerub-kerub itu diperlihatkan pada tabut emas yang dibangun oleh Musa?

32 Tabut atau peti emas ini digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda kudus. Tabut ini mempunyai penutup dan di atasnya terdapat dua kerub emas dengan sayap-sayap yang terkedang sehingga menaungi tutup pendamaian itu. Pada waktu tabut ini ditaruh di dalam Yang Maha Kudus dari tabernakel atau bait, suatu cahaya yang ajaib (cahaya Shekinah) muncul di atas sayap-sayap dari kerub-kerub itu. (Keluaran 25:10-22; 2 Raja 19:15) Jadi seolah-olah Yehuwa bertakhta di atas kerub-kerub itu dan memberikan instruksi dari sana. Musa menceritakan pengalamannya sendiri mengenai hal ini, ketika ia menulis, ”Apabila Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari atas tutup pendamaian yang di atas tabut hukum Allah, dari antara kedua kerub itu; demikianlah Ia berfirman kepadanya.”—Bilangan 7:89.

TEMPAT KEGIATAN YANG TAK KELIHATAN

33. Mengapakah surga merupakan tempat dari kegiatan yang lebih hebat daripada kegiatan yang berlangsung di seluruh bumi dewasa ini?

33 Surga bukanlah tempat untuk berpangku tangan atau duduk-duduk saja, sambil mengayun-ayunkan kaki di tepi awan yang bergerak perlahan. Pribadi yang paling giat di seluruh alam semesta, Sumber dari segala kekuatan yang bergerak, berada di sana! Roh suciNya sebagai tenaga giat bekerja di segenap surga yang tak kelihatan. Kegiatan dari pribadi-pribadi yang mendiami alam tersebut dan yang melayani Yehuwa pastilah jauh melebihi kegiatan yang berlangsung di seluruh bumi dewasa ini. Jarak yang tak terbayangkan dibandingkan dengan jarak yang terdapat di bumi ini atau dari sini ke bulan perlu ditempuh dalam melayani Allah Yehuwa, Yang Berdaulat di Alam Semesta. Tak terhingga banyaknya perkara-perkara yang harus dilakukan, di samping memberi perhatian kepada Bumi, planit kita yang relatip kecil ini. Hendaknya kita jangan membutakan diri sendiri terhadap kegiatan-kegiatan di surga hanya karena mata kita yang lemah memang tak sanggup melihatnya. Cukup bukti bagi kita untuk dapat melihatnya dengan mata iman.—Ibrani 11:1, 27.

34, 35. Bagaimanakah Daud penulis mazmur itu mengakui bahwa malaikat-malaikat surgawi mempunyai kemampuan yang lebih tinggi, dan pelajaran apa yang dapat diambil dari mereka oleh kita manusia?

34 Selaras dengan maksud tujuan Tuhan Allah, maka anak-anak surgawiNya hidup dengan sangat giat. Mereka mampu melaksanakan jauh lebih banyak daripada yang dapat dilakukan oleh kita manusia. Mereka memang adimanusiawi. Kita dapat mengukur tenaga mereka. Menurut sejarah Alkitab, melalui roh suci mereka telah mampu melakukan perkara-perkara yang tak dapat dijelaskan oleh Ilmu Pengetahuan.

35 Daud mengakui kemampuan adimanusiawi dari malaikat-malaikat ini ketika ia mengarahkan perhatiannya kepada mereka dan berkata, ”Pujilah TUHAN [Yehuwa], hai malaikat-malaikatNya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firmanNya dengan mendengarkan suara firmanNya. Pujilah TUHAN, hai segala tentaraNya.” (Mazmur 103:20, 21) Dalam melakukan kehendak Yehuwa, segala tentara malaikat di surga memberikan teladan yang sangat bagus untuk ditiru oleh manusia di bumi. Jika makhluk-makhluk adimanusiawi yang penuh kuasa tersebut tidak menganggap diri terlalu tinggi untuk melayani Pencipta mereka, maka sepatutnyalah kita manusia yang lemah dan berusia pendek tidak menjadi angkuh sehingga memberontak terhadap Allah Yehuwa, ataupun merasa sama sekali tidak bertanggung jawab kepadaNya. Sepatutnyalah kita memuji Dia.

36. Bagaimana roh suci berpengaruh di segenap surga, dan mengapakah persatuan yang terdapat di sana tidak akan dapat dipatahkan?

36 Roh suci dari Allah berpengaruh di segenap surga seraya Anak tunggalNya, para kerub, para seraf dan semua malaikatNya dengan penuh kasih melayani Dia, satu-satunya Allah yang hidup dan benar. RohNya, yang diberikan kepada semua pribadi yang loyal ini, menghasilkan di antara mereka ”kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera”, meminjam istilah dari Efesus 4:3. Semuanya mereka bekerja sama di bawah pimpinan Allah Yang Maha Tinggi, Yehuwa. Denan pelayanan yang bersatu padu di dalam berbagai penugasan, mereka benar-benar beribadat kepadaNya. Persatuan dalam pelayanan dan ibadat ini tak akan dapat dipatahkan, bahkan oleh roh-roh jahat sekalipun.

37. Siapakah yang ambil pimpinan di surga dalam menyembah dan melayani Allah, dan bagaimanakah penghargaan terhadap hal itu diperlihatkan dalam penglihatan Yohanes di Wahyu 5:11-14?

37 Yang ambil pimpinan dalam pelayanan dan ibadat yang tak tergoyahkan ini kepada Allah adalah ”anak sulung” Yehuwa, ”AnakNya yang tunggal”. Dahulu dia pernah merelakan diri untuk melayani sebagai Anak Domba di bumi ini. Para tentara yang setia di surga menghargai pengorbanan diri ini, tidak kurang daripada kita orang-orang Kristen. Untuk meneguhkan hal ini, rasul Yohanes diberikan suatu penglihatan tentang keadaan di surga yang telah mengalami penggenapan di abad kedua puluh ini, sebagai berikut:

 ”Maka aku melihat an mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dari tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa, dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: ’Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’ Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: ’Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ Dan keempat makhluk itu berkata: ’Amin.’ Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.”—Wahyu 5:11-14.

38. Mengingat penglihatan itu, pilihan apa yang ada bagi kita, dan dengan pilihan mana kita akan memperoleh roh suci?

38 Bagaimana dengan kita sekarang berada di bumi ini, ya, di atas permukaan bumi ini dan masih belum sampai ”di bawah bumi” di tempat kuburan? Ada pilihan bagi kita. Apakah kita akan ikut dalam menggenapkan penglihatan nubuat itu dengan menggabungkan diri kepada berjuta-juta malaikat-malaikat suci serta memberikan hormat yang sepatutnya kepada Putra Allah, yang bagaikan Anak Domba itu dan memberikan pengabdian yang sepenuh hati kepada Allah Yehuwa, Pribadi yang duduk di atas takhta itu? Jika kita membuat pilihan untuk melakukan ini dengan kemauan kita sendiri, tanpa dipaksa, maka sama seperti para tentara surgawi yang mulia itu, kita akan memperoleh roh suci dari Allah Yehuwa, Pemberi setiap karunia yang sempurna.—Yakobus 1:17.

[Pertanyaan Pelajaran]