Meremukkan Kepala Ular
Pasal 40
Meremukkan Kepala Ular
Penglihatan 14—Pokok: Setan dicampakkan ke dalam jurang maut, Pemerintahan Milenium, ujian terakhir bagi umat manusia, dan kebinasaan Setan
Masa penggenapan: Dari akhir sengsara besar sampai kebinasaan Setan
1. Bagaimana penggenapan nubuat Alkitab yang pertama terus berlangsung?
APAKAH saudara ingat nubuat pertama dalam Alkitab? Ini diucapkan oleh Allah Yehuwa ketika Ia mengatakan kepada ular: ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15) Sekarang penggenapan nubuat itu sampai pada klimaksnya! Kita telah menelusuri sejarah mengenai Setan yang berperang melawan organisasi surgawi Yehuwa yang bagaikan seorang perempuan. (Wahyu 12:1, 9) Keturunan, atau benih Ular di bumi, beserta agama, politik, dan bisnis besarnya, telah melancarkan penindasan yang kejam atas benih perempuan, Yesus Kristus dan 144.000 pengikutnya yang terurap, di bumi ini. (Yohanes 8:37, 44; Galatia 3:16, 29) Setan mengakibatkan Yesus mati secara menyakitkan. Tetapi ini ternyata seperti luka di tumit, karena Allah membangkitkan PutraNya yang setia pada hari ketiga.—Kisah 10:38-40.
2. Bagaimana Ular diremukkan, dan apa yang terjadi atas benih Ular di bumi?
2 Bagaimana dengan Ular dan benihnya? Kira-kira pada tahun 56 M. rasul Paulus menulis surat yang panjang kepada orang Kristen di Roma. Dalam kata penutupnya, ia menganjurkan mereka dengan mengatakan: ”Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.” (Roma 16:20) Ini bukan hanya sekedar menimbulkan luka memar. Setan akan dihancurkan! Paulus di sini menggunakan kata Yunani, syn·triʹbo, yang berarti memukul hingga menjadi seperti selai, menginjak-injak, menghancurkan sama sekali dengan meremukkan. Berkenaan manusia yang menjadi benih Ular, mereka segera akan ditimpa tulah yang berat pada hari Tuhan, yang mencapai klimaks pada sengsara besar dalam penghancuran total atas Babel Besar dan sistem politik dunia, bersama dengan kaki tangan mereka dalam bidang keuangan dan militer. (Wahyu, pasal 18 dan 19) Jadi Yehuwa membawa permusuhan antara kedua benih tersebut kepada puncaknya. Benih perempuan Allah akan menang atas benih Ular di bumi, dan benih itu tidak akan ada lagi!
Setan Dimasukkan ke Jurang Maut
3. Menurut Yohanes, apa yang akan terjadi atas Setan?
3 Kemudian, apa yang akan dialami Setan sendiri dan hantu-hantunya? Yohanes memberitahu kita: ”Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.”—Wahyu 20:1-3.
4. Siapakah malaikat dengan kunci jurang maut, dan bagaimana kita tahu?
4 Siapakah malaikat ini? Ia pasti mempunyai kekuasaan yang sangat besar untuk dapat menyingkirkan musuh utama Yehuwa. Ia mempunyai ”anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar.” Tidakkah ini mengingatkan kita kepada penglihatan sebelumnya? Ya, raja para belalang disebut ”malaikat jurang maut”! (Wahyu 9:11) Jadi di sini kita sekali lagi melihat Pembenar Yehuwa yang Utama, Yesus Kristus yang dimuliakan, bertindak. Penghulu malaikat ini yang mencampakkan Setan dari surga, yang menghukum Babel Besar, dan yang menyingkirkan ”raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka” di Armagedon, pasti tidak akan mundur untuk membiarkan malaikat yang lebih rendah melancarkan pukulan yang jitu itu dalam melemparkan Setan ke jurang maut!—Wahyu 12:7-9; 18:1, 2; 19:11-21.
5. Bagaimana malaikat jurang maut menangani Setan si Iblis, dan mengapa?
5 Ketika naga merah padam yang besar dilempar dari surga, ia disebut ”si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia.” (Wahyu 12:3, 9) Sekarang, pada saat ditangkap dan dimasukkan ke jurang maut, ia sekali lagi digambarkan secara lengkap sebagai ”naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan.” Penelan, penipu, pemfitnah, dan penentang yang keji ini diikat dengan rantai dan dicampakkan ”ke dalam jurang maut,” yang ditutup dan dimeteraikan dengan rapat, ”supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa.” Setan dimasukkan ke jurang maut selama seribu tahun, dan selama jangka waktu itu pengaruhnya atas umat manusia tidak akan lebih daripada tahanan yang dipenjarakan di ruang bawah tanah yang dalam. Malaikat jurang maut itu menyingkirkan Setan sama sekali dari hubungan apapun dengan Kerajaan kebenaran. Benar-benar suatu kelegaan bagi umat manusia!
6. (a) Apa buktinya bahwa hantu-hantu juga masuk ke jurang maut? (b) Apa yang sekarang dapat dimulai, dan mengapa?
6 Apa yang terjadi dengan hantu-hantu? Mereka juga ’disimpan sampai hari penghakiman.’ (2 Petrus 2:4) Setan disebut ”Beelzebul, penghulu setan.” (Lukas 11:15, 18; Matius 10:25) Mengingat kerja sama mereka yang sudah lama dengan Setan, tidakkah penghukuman serupa harus dijatuhkan atas mereka? Jurang maut itu telah lama menjadi sesuatu yang ditakuti hantu-hantu tersebut; pada suatu peristiwa ketika Yesus berhadapan dengan mereka, mereka ”memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut.” (Lukas 8:31) Tetapi ketika Setan dimasukkan ke jurang maut, malaikat-malaikatnya pasti akan dicampakkan ke dalam jurang maut itu bersamanya. (Bandingkan Yesaya 24:21, 22.) Setelah Setan beserta hantu-hantunya dimasukkan ke jurang maut, Pemerintahan Seribu Tahun dari Yesus Kristus dapat dimulai.
7. (a) Bagaimana keadaan Setan dan hantu-hantunya selama dalam jurang maut, dan bagaimana kita tahu? (b) Apakah Hades dan jurang maut sama? (Lihat catatan kaki.)
7 Apakah Setan dan hantu-hantunya akan aktif selama berada dalam jurang maut? Nah, ingat binatang buas merah-ungu berkepala tujuh yang ’dahulu pernah hidup, tetapi sekarang tidak hidup lagi, dan sebentar lagi akan keluar dari jurang maut.’ (Wahyu 17:8, BIS) Selama dalam jurang maut, ia ”tidak hidup lagi.” Ia tidak berfungsi, dilumpuhkan, mati dalam semua keinginan dan tujuannya. Demikian pula, ketika berbicara tentang Yesus, rasul Paulus mengatakan: ”’Siapakah akan turun ke jurang maut?’, yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.” (Roma 10:7) Selama dalam jurang maut itu, Yesus mati. a Maka, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Setan dan hantu-hantunya akan menjadi tidak aktif seperti mati selama seribu tahun berada dalam jurang maut. Benar-benar kabar baik bagi para pecinta kebenaran!
Hakim-Hakim selama Seribu Tahun
8, 9. Apa yang Yohanes ceritakan kepada kita sekarang mengenai orang-orang yang duduk di atas takhta, dan siapakah mereka itu?
8 Setelah seribu tahun itu, Setan dibebaskan dari jurang maut untuk waktu yang singkat. Mengapa? Sebelum memberikan jawaban, Yohanes membawa perhatian kita kembali kepada awal dari jangka waktu itu. Kita membaca: ”Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.” (Wahyu 20:4a) Siapakah mereka yang duduk di atas takhta-takhta dan memerintah di surga bersama Yesus yang telah dimuliakan?
9 Mereka adalah ”orang-orang kudus” yang Daniel gambarkan memerintah di dalam Kerajaan dengan Pribadi ”seperti anak manusia.” (Daniel 7:13, 14, 18) Mereka sama dengan 24 tua-tua yang duduk di atas takhta-takhta surgawi di hadapan Yehuwa sendiri. (Wahyu 4:4) Mereka termasuk 12 rasul yang kepada siapa Yesus berjanji: ”Pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.” (Matius 19:28) Mereka juga termasuk Paulus, maupun orang Kristen di Korintus yang tetap setia. (1 Korintus 4:8; 6:2, 3) Mereka akan termasuk, juga, para anggota sidang Laodikia yang menang.—Wahyu 3:21.
10. (a) Bagaimana Yohanes sekarang menggambarkan ke-144.000 raja itu? (b) Dari apa yang Yohanes beritahukan sebelumnya kepada kita, siapa yang termasuk 144.000 raja tersebut?
10 Takhta-takhta—sejumlah 144.000—disiapkan bagi para pemenang yang terurap ini yang ”ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.” (Wahyu 14:1, 4) Yohanes melanjutkan: ”Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya [”dihukum mati dengan kapak,” NW] karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka.” (Wahyu 20:4b) Jadi, di antara raja-raja tersebut, terdapat para martir Kristen yang terurap yang sebelumnya, pada waktu meterai kelima dibuka, bertanya kepada Yehuwa berapa lama lagi Ia akan menunggu untuk membalaskan darah mereka. Pada waktu itu, mereka diberi jubah putih dan disuruh menunggu sebentar lagi. Tetapi sekarang pembalasan demi mereka telah dilaksanakan melalui kehancuran Babel Besar, kebinasaan bangsa-bangsa oleh Raja segala raja dan Tuan segala tuan, dan dicampakkannya Setan ke dalam jurang maut.—Wahyu 6:9-11; 17:16; 19:15, 16.
11. (a) Bagaimana kita harus mengerti ungkapan ”dihukum mati dengan kapak”? (b) Mengapa dapat dikatakan bahwa seluruh 144.000 mati sebagai korban?
11 Apakah semua 144.000 hakim kerajaan ini secara fisik ”dipenggal kepalanya”? Kemungkinan, relatif sedikit dari mereka mengalami hal itu secara aksara. Namun, ungkapan ini pasti dimaksudkan untuk mencakup semua orang Kristen terurap tersebut yang mati sahid dengan satu atau lain cara. b (Matius 10:22, 28) Memang, Setan ingin agar mereka semua dihukum mati dengan kapak, atau dipenggal kepalanya, tetapi, dalam kenyataannya, tidak semua dari saudara-saudara Yesus yang terurap, mati sahid. Banyak dari mereka mati karena penyakit atau usia lanjut. Tetapi, orang-orang ini juga termasuk dalam kelompok yang sekarang dilihat oleh Yohanes. Kematian mereka semua, dalam arti tertentu, adalah sebagai korban. (Roma 6:3-5) Selain itu, tidak seorang pun dari mereka menjadi bagian dari dunia. Jadi, mereka semua dibenci oleh dunia dan, sesungguhnya, mati dalam pandangannya. (Yohanes 15:19; 1 Korintus 4:13) Tidak seorang pun dari mereka menyembah binatang buas atau patungnya, dan pada waktu mereka mati, tidak seorang pun dari mereka mempunyai tanda binatang tersebut. Mereka semua mati sebagai pemenang.—1 Yohanes 5:4; Wahyu 2:7; 3:12; 12:11.
12. Apa yang Yohanes laporkan mengenai 144.000 raja, dan bilamana kebangkitan mereka terjadi?
12 Sekarang para pemenang ini hidup kembali. Yohanes melaporkan: ”Dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.” (Wahyu 20:4c) Apakah ini berarti bahwa hakim-hakim tersebut baru akan dibangkitkan setelah bangsa-bangsa dibinasakan dan Setan beserta hantu-hantunya dimasukkan ke jurang maut? Tidak. Kebanyakan dari mereka sudah benar-benar hidup, karena mereka mendampingi Yesus melawan bangsa-bangsa di Armagedon. (Wahyu 2:26, 27; 19:14) Sesungguhnya, Paulus menunjukkan bahwa kebangkitan mereka dimulai segera setelah awal kehadiran Yesus pada tahun 1914 dan bahwa ada yang dibangkitkan sebelum yang lain-lain. (1 Korintus 15:51-54; 1 Tesalonika 4:15-17) Karena itu, dihidupkannya mereka kembali terjadi selama suatu jangka waktu seraya mereka secara perorangan menerima karunia kehidupan tidak berkematian di surga.—2 Tesalonika 1:7; 2 Petrus 3:11-14.
13. (a) Bagaimana hendaknya kita memandang seribu tahun manakala 144.000 memerintah, dan mengapa? (b) Bagaimana pandangan Papias dari Hierapolis tentang seribu tahun? (Lihat catatan kaki.)
13 Mereka akan memerintah dan menjadi hakim selama seribu tahun. Apakah ini seribu tahun aksara, atau apakah kita harus memandangnya dalam arti simbolis sebagai suatu jangka waktu yang lama, tidak tertentu? ”Beribu-ribu” dapat berarti suatu jumlah yang besar, tidak tertentu, seperti dalam 1 Samuel 21:11. Tetapi di sini ”seribu” adalah aksara, karena angka ini muncul tiga kali dalam Wahyu 20:5-7 sebagai ”seribu tahun itu.” Paulus menyebut masa penghakiman ini ”suatu hari” ketika ia menyatakan: ”Ia [Allah] telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia.” (Kisah 17:31) Karena Petrus memberitahu kita bahwa satu hari bagi Yehuwa sama seperti seribu tahun, tepat bahwa Hari Penghakiman ini adalah seribu tahun aksara. c—2 Petrus 3:8.
Orang-Orang Mati yang Lain
14. (a) Pernyataan apa yang Yohanes sisipkan mengenai ”orang-orang mati yang lain”? (b) Bagaimana ungkapan yang dibuat oleh rasul Paulus menjelaskan istilah ”dihidupkan kembali”?
14 Tetapi, siapakah yang akan dihakimi oleh raja-raja ini jika, seperti yang disisipkan rasul Yohanes di sini, ”orang-orang mati yang lain tidak bangkit [”dihidupkan kembali,” BIS] sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu”? (Wahyu 20:5a) Sekali lagi, ungkapan ”dihidupkan kembali” harus dimengerti berdasarkan ikatan kalimatnya. Ungkapan ini dapat mempunyai berbagai arti dalam berbagai keadaan. Sebagai contoh, Paulus mengatakan tentang sesama Kristennya yang terurap: ”Kamulah yang telah dihidupkan oleh Allah meskipun dahulu kamu mati dalam pelanggaran dan dosa-dosamu.” (Efesus 2:1, NW) Ya, orang Kristen yang diurapi dengan roh telah ”dihidupkan,” bahkan pada abad pertama, yaitu dinyatakan benar atas dasar iman mereka kepada korban Yesus.—Roma 3:23, 24.
15. (a) Saksi-Saksi Yehuwa dari jaman pra-Kristen menikmati kedudukan apa di hadapan Allah? (b) Bagaimana domba-domba lain ”dihidupkan kembali,” dan bilamana mereka akan memiliki bumi dalam arti sepenuhnya?
15 Demikian pula, saksi-saksi Yehuwa pada jaman pra-Kristen dinyatakan benar dalam hal bersahabat dengan Allah; dan Abraham, Ishak, dan Yakub dikatakan ”hidup” meskipun mereka mati secara jasmani. (Matius 22:31, 32; Yakobus 2:21, 23) Namun, mereka dan semua orang lain yang dibangkitkan, maupun kumpulan besar dari domba-domba lain yang setia yang selamat melampaui Armagedon dan anak-anak yang akan dilahirkan bagi mereka dalam dunia baru, masih harus dibawa kepada kesempurnaan manusiawi. Ini akan terlaksana oleh Kristus dan rekan-rekan raja serta imam selama Hari Penghakiman seribu tahun, atas dasar korban tebusan Yesus. Menjelang akhir Hari itu, ”orang-orang mati yang lain” sudah akan ”dihidupkan kembali” dalam arti bahwa mereka akan menjadi manusia yang sempurna. Seperti akan kita lihat, setelah itu mereka harus melewati ujian akhir, tetapi mereka akan menghadapi ujian itu sebagai manusia yang telah disempurnakan. Pada waktu mereka lulus dari ujian itu, Allah akan menyatakan mereka layak untuk hidup kekal, benar dalam arti sepenuhnya. Mereka akan mengalami penggenapan yang lengkap dari janji: ”Segala orang yang benar itu akan mempusakai tanah itu, dan mendiami dia sampai selama-lamanya.” (Mazmur 37:29, Klinkert) Masa depan yang benar-benar menggembirakan tersedia bagi umat manusia yang taat!
Kebangkitan Pertama
16. Bagaimana Yohanes menggambarkan kebangkitan yang dialami oleh mereka yang memerintah sebagai raja-raja bersama Kristus, dan mengapa?
16 Sekarang kembali kepada orang-orang yang ”hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus,” Yohanes menulis: ”Inilah kebangkitan pertama.” (Wahyu 20:5b) Bagaimana ini yang pertama? Ini adalah ”kebangkitan pertama” dalam segi waktu, karena mereka yang mengalaminya adalah ”korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.” (Wahyu 14:4) Ini juga pertama dalam segi pentingnya, karena mereka yang ambil bagian di dalamnya menjadi rekan-rekan penguasa bersama Yesus dalam Kerajaan surgawinya dan akan menghakimi manusia yang lain. Akhirnya, ini pertama atau nomor satu dalam mutu. Selain Yesus Kristus sendiri, hanya mereka yang dibangkitkan dalam kebangkitan pertama dikatakan dalam Alkitab menerima peri tidak berkematian.—1 Korintus 15:53; 1 Timotius 6:16.
17. (a) Bagaimana Yohanes menggambarkan prospek yang menyenangkan bagi orang Kristen yang terurap? (b) Apa ”kematian yang kedua” itu, dan mengapa hal itu ”tidak berkuasa” atas 144.000 pemenang?
17 Benar-benar prospek yang menyenangkan bagi kaum terurap tersebut! Seperti Yohanes katakan: ”Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka.” (Wahyu 20:6a) Sebagaimana dijanjikan Yesus kepada orang Kristen di Smirna, para pemenang ini yang ambil bagian dalam ”kebangkitan pertama” tidak akan lagi berada dalam bahaya menderita ”kematian yang kedua,” yang berarti pemusnahan, kebinasaan tanpa harapan kebangkitan. (Wahyu 2:11; 20:14) Kematian kedua ”tidak berkuasa” atas para pemenang tersebut, karena mereka sudah akan mengenakan peri tidak berkematian dan tidak berkebinasaan.—1 Korintus 15:53.
18. Apa yang Yohanes katakan sekarang mengenai para penguasa yang baru dari bumi, dan apa yang akan mereka capai?
18 Betapa berbeda dari raja-raja yang memerintah bumi selama masa jabatan Setan sebagai penguasa! Mereka memerintah paling lama hanya 50 atau 60 tahun, dan mayoritas terbesar hanya untuk beberapa tahun. Banyak dari mereka menindas umat manusia. Dalam keadaan apapun, bagaimana bangsa-bangsa dapat memperoleh manfaat yang kekal di bawah penguasa-penguasa yang silih berganti dengan kebijaksanaan politik yang juga silih berganti? Bertentangan dengan itu, Yohanes mengatakan tentang para penguasa yang baru dari bumi: ”Tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.” (Wahyu 20:6b) Bersama Yesus, mereka akan membentuk pemerintahan tunggal selama seribu tahun. Dinas keimaman mereka, dalam menerapkan manfaat korban manusia Yesus yang sempurna, akan mengangkat manusia yang taat kepada kesempurnaan rohani, moral, dan fisik. Dinas mereka sebagai raja akan menghasilkan didirikannya masyarakat manusia seluas dunia yang mencerminkan kebenaran dan kesucian Yehuwa. Sebagai hakim untuk seribu tahun, mereka, bersama Yesus, akan dengan penuh kasih membimbing manusia yang mau mendengarkan kepada cita-cita kehidupan kekal.—Yohanes 3:16.
Ujian Terakhir
19. Bagaimana keadaan bumi dan keadaan umat manusia menjelang akhir Pemerintahan Seribu Tahun, dan apa yang sekarang Yesus lakukan?
19 Menjelang akhir Pemerintahan Seribu Tahun, seluruh bumi sudah akan menyerupai Eden yang mula-mula. Bumi benar-benar suatu firdaus. Umat manusia yang sempurna tidak lagi membutuhkan seorang imam besar untuk meminta pengampunan baginya ke hadapan Allah, karena semua bekas dosa Adam sudah akan disingkirkan dan musuh terakhir, kematian, dilenyapkan. Kerajaan Kristus akan mencapai maksud-tujuan Allah untuk menciptakan satu dunia dengan satu pemerintahan. Pada saat itu, Yesus akan ”menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa.”—1 Korintus 15:22-26; Roma 15:12.
20. Apa yang Yohanes katakan kepada kita akan terjadi, bila tiba waktunya untuk ujian akhir?
20 Tiba waktunya untuk ujian terakhir. Apakah dunia umat manusia yang telah disempurnakan itu, bertentangan dengan manusia pertama di Eden, akan tetap teguh dalam integritasnya? Yohanes memberitahu kita apa yang terjadi: ”Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu.”—Wahyu 20:7-9a.
21. Sebagai usaha terakhir, bagaimana tindakan Setan, dan mengapa kita tidak usah heran bahwa ada orang yang akan mengikuti Setan bahkan setelah Pemerintahan Seribu Tahun?
21 Bagaimana hasil usaha Setan yang terakhir? Ia memperdayakan ”bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog,” dan menggiring mereka kepada ’peperangan.’ Siapa yang masih mau memihak kepada Setan setelah menikmati pemerintahan teokratis yang membina dan penuh sukacita selama seribu tahun? Nah, jangan lupa bahwa Setan mampu menyesatkan Adam dan Hawa yang sempurna pada waktu mereka sedang menikmati kehidupan dalam Firdaus di Eden. Dan ia sanggup menyelewengkan malaikat-malaikat surgawi yang telah melihat akibat buruk dari pemberontakan yang pertama. (2 Petrus 2:4; Yudas 6) Jadi kita tidak usah heran bahwa ada manusia sempurna yang akan tergoda untuk mengikuti Setan bahkan setelah seribu tahun yang menyenangkan di bawah pemerintahan Kerajaan Allah.
22. (a) Apa yang ditunjukkan oleh ungkapan ”bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi”? (b) Mengapa para pemberontak disebut ”Gog dan Magog”?
22 Alkitab menyebut para pemberontak ini ”bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi.” Ini tidak berarti bahwa umat manusia kembali terbagi menjadi kesatuan-kesatuan nasional yang masing-masing berdiri sendiri. Ini hanya menunjukkan bahwa mereka akan memisahkan diri dari umat Yehuwa yang benar, loyal, dan akan memperlihatkan semangat yang sama buruknya seperti yang diperlihatkan oleh bangsa-bangsa dewasa ini. Mereka akan ”membuat rancangan jahat,” seperti yang dilakukan Gog dari Magog dalam nubuat Yehezkiel, dengan tujuan menghancurkan pemerintahan teokratis di bumi. (Yehezkiel 38:3, 10-12) Karena itu, mereka disebut ”Gog dan Magog.”
23. Apa yang ditunjukkan oleh kenyataan bahwa jumlah para pemberontak ”sama dengan banyaknya pasir di laut”?
23 Jumlah orang yang bergabung dengan Setan dalam pemberontakannya akan ”sama dengan banyaknya pasir di laut.” Berapa banyakkah itu? Tidak ada jumlah yang ditentukan sebelumnya. (Bandingkan Yosua 11:4; Hakim 7:12.) Jumlah keseluruhan yang terakhir dari para pemberontak akan bergantung pada bagaimana reaksi tiap pribadi terhadap tipu muslihat Setan. Tetapi, pasti akan ada suatu jumlah yang cukup besar, karena mereka akan merasa cukup kuat untuk mengalahkan ”perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi.”
24. (a) Apa gerangan ”kota yang dikasihi” itu, dan bagaimana ini dapat dikepung? (b) Apa yang dilambangkan oleh ”perkemahan tentara orang-orang kudus”?
24 ”Kota yang dikasihi” pastilah kota yang dikatakan oleh Yesus Kristus yang telah dimuliakan kepada para pengikutnya di Wahyu 3:12 dan yang ia sebut ”kota AllahKu, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari AllahKu.” Karena ini suatu organisasi di surga, bagaimana mungkin pasukan di bumi tersebut ”mengepung”nya? Dalam arti mereka mengepung ”perkemahan tentara orang-orang kudus.” Perkemahan berada di luar kota, karena itu, ”perkemahan tentara orang-orang kudus” pasti melambangkan orang-orang di bumi di luar lokasi Yerusalem Baru di surga yang dengan loyal mendukung sistem pemerintahan Yehuwa. Pada waktu para pemberontak di bawah Setan menyerang orang-orang yang setia itu, Tuhan Yesus menganggapnya sebagai serangan terhadap dirinya. (Matius 25:40, 45) ”Bangsa-bangsa itu” akan mencoba menyapu bersih segala sesuatu yang telah dicapai oleh Yerusalem Baru surgawi dalam menjadikan bumi suatu firdaus. Jadi dengan menyerang ”perkemahan tentara orang-orang kudus,” mereka juga menyerang ”kota yang dikasihi.”
Lautan Api dan Belerang
25. Bagaimana Yohanes menggambarkan hasil serangan para pemberontak atas ”perkemahan tentara orang-orang kudus,” dan apa artinya ini bagi Setan?
25 Apakah usaha Setan yang terakhir ini akan berhasil? Pasti tidak—sebagaimana serangan yang tidak lama lagi akan dilancarkan oleh Gog dari Magog ke atas Israel rohani pada jaman kita juga tidak akan berhasil! (Yehezkiel 38:18-23) Yohanes dengan jelas sekali menggambarkan hasilnya: ”Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu.” (Wahyu 20:9b-10a) Setan, Ular yang semula, tidak hanya dimasukkan ke jurang maut, tetapi kali ini akan benar-benar dimusnahkan, dihancurleburkan, dibinasakan sama sekali seperti dengan api.
26. Mengapa ”lautan api dan belerang” tidak mungkin suatu tempat siksaan aksara?
26 Sudah jelas bagi kita bahwa ”lautan api dan belerang” tidak mungkin tempat siksaan aksara. (Wahyu 19:20) Jika Setan harus menderita siksaan yang hebat di sana untuk selama-lamanya, Yehuwa harus membuatnya tetap hidup. Padahal kehidupan adalah suatu karunia, bukan hukuman. Kematian adalah hukuman untuk dosa, dan menurut Alkitab, makhluk-makhluk yang mati tidak merasa sakit. (Roma 6:23; Pengkhotbah 9:5, 10) Selain itu, belakangan kita membaca bahwa kematian itu sendiri, bersama dengan Hades, dicampakkan ke lautan api dan belerang yang sama ini. Tentu kematian dan Hades tidak dapat menderita rasa sakit!—Wahyu 20:14.
27. Bagaimana kejadian atas Sodom dan Gomora membantu kita mengerti istilah lautan api dan belerang?
27 Ini semua meneguhkan pandangan bahwa lautan api dan belerang adalah kiasan. Selanjutnya, disebutnya api dan belerang mengingatkan kepada nasib Sodom dan Gomora purba, yang dibinasakan oleh Allah karena kejahatan mereka yang besar. Ketika saat mereka tiba, ”[Yehuwa] menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari [Yehuwa], dari langit.” (Kejadian 19:24) Apa yang menimpa kedua kota itu disebut ”hukuman api kekal.” (Yudas 7, NW) Tetapi, kedua kota itu tidak menderita siksaan kekal. Sebaliknya, mereka dilenyapkan, disingkirkan untuk selama-lamanya, bersama dengan penduduk mereka yang keji. Kota-kota itu tidak ada dewasa ini, dan tidak seorang pun dapat mengatakan dengan pasti letak kota-kota tersebut dahulu.
28. Apa lautan api dan belerang itu, dan bagaimana ini tidak sama seperti kematian, Hades, dan jurang maut?
28 Selaras dengan ini, Alkitab sendiri menjelaskan arti lautan api dan belerang: ”Itulah kematian yang kedua: lautan api.” (Wahyu 20:14) Ini jelas sama dengan Gehenna yang Yesus bicarakan, tempat orang jahat tetap binasa, tidak disiksa untuk selama-lamanya. (Matius 10:28) Ini adalah kebinasaan total yang lengkap tanpa harapan kebangkitan. Jadi, walaupun ada kunci-kunci untuk kematian, Hades, dan jurang maut, kunci untuk membuka lautan api dan belerang tidak disebutkan. (Wahyu 1:18; 20:1) Lautan api tidak pernah akan membebaskan tawanannya.—Bandingkan Markus 9:43-47.
Disiksa Siang Malam untuk Selama-lamanya
29, 30. Apa yang Yohanes katakan tentang si Iblis maupun binatang buas dan nabi palsu, dan bagaimana ini harus dimengerti?
29 Berbicara tentang si Iblis maupun binatang buas dan nabi palsu, Yohanes sekarang memberitahu kita: ”Dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.” (Wahyu 20:10b) Apa artinya ini? Seperti sudah disebutkan, tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa lambang-lambang, seperti misalnya binatang buas dan nabi palsu, maupun kematian dan Hades, dapat menderita siksaan secara aksara. Jadi, tidak ada alasan untuk percaya bahwa Setan akan menderita selama-lamanya. Ia akan dibinasakan.
30 Kata Yunani yang di sini digunakan untuk ”siksaan,” ba·sa·niʹzo, terutama berarti ”menguji (logam) dengan batu ujian.” ”Mengajukan pertanyaan dengan siksaan” adalah arti kedua. (The New Thayer’s Greek-English Lexicon of the New Testament) Dalam ikatan kalimatnya, penggunaan kata Yunani ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi atas Setan, untuk selama-lamanya akan menjadi batu ujian dalam sengketa tentang sah dan benarnya pemerintahan Yehuwa. Sengketa mengenai pemerintahan yang paling tinggi sudah akan diselesaikan sekali untuk selama-lamanya. Tantangan atas kedaulatan Yehuwa tidak pernah lagi akan perlu diuji selama suatu jangka waktu yang panjang untuk dibuktikan salah.—Bandingkan Mazmur 92:2, 16.
31. Bagaimana dua kata Yunani yang ada hubungannya dengan kata yang berarti ”siksaan” membantu kita mengerti penghukuman yang dijalani oleh Setan si Iblis?
31 Selain itu, kata yang ada hubungannya, ba·sa·ni·stesʹ, ”penyiksa,” digunakan dalam Alkitab untuk memaksudkan ”penunggu penjara.” (Matius 18:34, Kingdom Interlinear) Selaras dengan ini, Setan akan dipenjarakan dalam lautan api untuk selama-lamanya; ia tidak pernah akan dibebaskan. Akhirnya, dalam Septuaginta Yunani, yang dikenal baik oleh Yohanes, kata yang ada hubungannya, baʹsa·nos, digunakan untuk memaksudkan penghinaan yang membawa kematian. (Yehezkiel 32:24, 30) Ini membantu kita untuk mengerti bahwa penghukuman yang dijalani oleh Setan merupakan kematian yang hina, kekal, dalam lautan api dan belerang. Perbuatan-perbuatannya mati bersama dia.—1 Yohanes 3:8.
32. Hukuman apa yang akan dijalani oleh hantu-hantu itu, dan bagaimana kita tahu?
32 Sekali lagi, dalam ayat ini hantu-hantu tidak disebutkan. Apakah mereka akan dibebaskan bersama Setan pada akhir seribu tahun dan kemudian menjalani hukuman kematian kekal bersamanya? Bukti menjawab ya. Dalam perumpamaan tentang domba dan kambing, Yesus mengatakan bahwa kambing akan masuk ”ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” (Matius 25:41) Ungkapan ”api yang kekal” pasti memaksudkan lautan api dan belerang tempat Setan dicampakkan. Malaikat-malaikat si Iblis dicampakkan dari surga bersama dia. Tentu, mereka akan masuk ke jurang maut bersamanya pada awal Pemerintahan Seribu Tahun. Maka, sesuai dengan itu mereka juga akan dibinasakan bersamanya dalam lautan api dan belerang.—Matius 8:29.
33. Rincian terakhir apa dari Kejadian 3:15 pada waktu itu akan digenapi, dan kepada hal apa roh Yehuwa sekarang menarik perhatian Yohanes?
33 Dengan demikian, rincian terakhir dari nubuat yang dicatat dalam Kejadian 3:15 sudah digenapi. Pada waktu Setan dicampakkan ke dalam lautan api, ia akan mati seperti ular yang kepalanya diinjak-injak di bawah tumit besi. Ia dan hantu-hantunya akan lenyap untuk selama-lamanya. Mereka tidak disebutkan lagi dalam buku Wahyu. Nah, setelah secara nubuat menyingkirkan mereka, roh Yehuwa menarik perhatian kepada soal yang sangat mendesak bagi mereka yang mendambakan harapan hidup di bumi: Apakah hasil pemerintahan surgawi sang ”Raja di atas segala raja” dan ”mereka yang terpanggil, dan yang telah dipilih dan yang setia” bagi umat manusia? (Wahyu 17:14) Untuk menjawab itu, Yohanes sekali lagi membawa kita kembali kepada awal Pemerintahan Seribu Tahun.
[Catatan Kaki]
a Ayat-ayat lain mengatakan bahwa Yesus berada dalam Hades pada waktu ia mati. (Kisah 2:31, NW) Tetapi, kita tidak boleh menyimpulkan bahwa Hades dan jurang maut selalu sama. Meskipun binatang buas dan Setan masuk ke dalam jurang maut, hanya manusia yang dikatakan pergi ke Hades, tempat mereka tidur dalam kematian hingga kebangkitan mereka.—Ayub 14:13; Wahyu 20:13.
b Kapak (bahasa Yunani, peʹle·kus) tampaknya adalah alat tradisional untuk menghukum mati di Roma, meskipun pada jaman Yohanes pedang lebih umum dipakai. (Kisah 12:2) Karena itu, kata Yunani yang digunakan di sini, pe·pe·le·kis·meʹnon (”dihukum mati dengan kapak,” NW) pada prinsipnya berarti ”dihukum mati.”
c Menarik bahwa Papias dari Hierapolis, yang dianggap telah menerima beberapa dari pengetahuan Alkitabnya dari murid-murid Yohanes, penulis buku Wahyu, oleh sejarawan abad keempat Eusebius dilaporkan percaya kepada Pemerintahan Seribu Tahun yang aksara dari Kristus (walaupun Eusebius sangat tidak setuju dengannya).—The History of the Church (Sejarah Gereja), Eusebius, III, 39.
[Pertanyaan Pelajaran]
[Gambar di hlm. 293]
Laut Mati. Kemungkinan lokasi dari Sodom dan Gomora
[Gambar di hlm. 294]
”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”