PASAL 35
Kita Dapat Bangun dari Kematian!
JIKA kita mati, apakah Allah mau membangkitkan kita, yakni membuat kita hidup kembali?— Ayub, seorang pria yang baik, percaya bahwa Allah mau melakukannya. Jadi, sewaktu Ayub berpikir bahwa tidak lama lagi ia akan mati, ia mengatakan kepada Allah, ”Engkau akan memanggil, dan aku akan menjawab.” Ayub mengatakan bahwa Allah Yehuwa akan rindu, atau sangat ingin, membangkitkan dia.
Yesus persis seperti Allah Yehuwa, Bapaknya. Yesus mau membantu kita. Sewaktu seorang pria yang sakit kusta mengatakan kepadanya, ”kalau engkau mau, engkau dapat membuat aku tahir”, Yesus menjawab, ”Aku mau.” Dan, ia menyembuhkan orang sakit itu dari kustanya.
Yesus belajar dari Bapaknya untuk menyayangi anak-anak. Dalam dua peristiwa yang terjadi lama berselang, Yehuwa menggunakan hamba-hamba-Nya untuk membangkitkan anak-anak. Elia memohon kepada Yehuwa untuk membangkitkan putra seorang wanita yang
Bukankah menakjubkan untuk tahu bahwa Yehuwa begitu menyayangi kita?— Ia tidak hanya memikirkan kita sewaktu kita hidup. Ia juga mengingat kita jika kita mati. Yesus mengatakan bahwa sang Bapak bahkan menganggap orang mati yang Ia kasihi masih hidup! (Lukas 20:38) Alkitab mengatakan bahwa ’baik kematian atau kehidupan atau perkara yang ada sekarang atau perkara yang akan datang, tidak ada yang akan sanggup memisahkan kita dari kasih Allah’.
Sewaktu Yesus berada di bumi, ia memperlihatkan bahwa Yehuwa mempedulikan anak-anak kecil. Kamu pasti ingat bahwa Yesus meluangkan waktu untuk berbicara kepada anak-anak tentang Allah. Tetapi, tahukah kamu bahwa Allah memberi Yesus kuasa untuk menghidupkan kembali anak-anak kecil?— Marilah kita bahas peristiwa sewaktu Yesus membangkitkan seorang anak berusia 12 tahun, putri seorang pria bernama Yairus.
Yairus tinggal bersama istri dan putri tunggalnya di dekat Laut Galilea. Pada suatu hari, gadis itu sakit parah, dan Yairus sadar bahwa putrinya akan mati. Ia mulai ingat kepada Yesus, pria mengagumkan yang Yairus dengar dapat menyembuhkan orang-orang. Jadi, Yairus berangkat untuk mencarinya. Ia bertemu dengan Yesus di tepi Laut Galilea, sedang mengajar banyak orang.
Yairus menerobos kerumunan orang dan sujud di kaki Yesus. Ia mengatakan kepada Yesus, ’Anak perempuanku yang masih kecil sakit parah. Sudikah kiranya engkau datang dan membantu dia? Aku mohon agar engkau datang.’ Saat itu juga, Yesus pergi bersama Yairus. Kerumunan orang yang telah datang untuk melihat sang Guru Agung juga ikut. Tetapi, tak lama kemudian, beberapa pria datang dari rumah Yairus dan memberi tahu dia, ’Anak perempuanmu sudah mati! Untuk apa menyusahkan guru lagi?’
Yesus mendengar perkataan pria-pria itu. Ia tahu betapa sedihnya Yairus karena kehilangan anak satu-satunya. Jadi, Ia memberi tahu Yairus, ’Jangan takut. Beriman sajalah kepada Allah, dan anak perempuanmu akan baik-baik saja.’ Mereka terus berjalan sampai tiba di rumah Yairus. Di situ, sahabat-sahabat keluarga itu sedang menangis. Mereka sedih karena sahabat kecil mereka telah mati. Namun, Yesus memberi tahu mereka, ’Berhentilah menangis. Anak ini tidak mati, tetapi sedang tidur.’
Sewaktu Yesus mengatakan hal ini, orang-orang mulai tertawa, karena mereka tahu bahwa gadis kecil itu telah mati. Kalau begitu, menurutmu mengapa Yesus mengatakan bahwa ia sedang tidur?— Menurutmu, apa yang ingin ia ajarkan kepada orang-orang?— Ia menginginkan agar mereka tahu bahwa kematian dapat disamakan dengan tidur pulas. Ia ingin mengajar mereka bahwa melalui kuasa Allah, ia dapat menghidupkan kembali orang mati semudah kita dapat membangunkan orang yang tidur.
Yesus menyuruh semua orang keluar dari rumah itu kecuali rasul-rasulnya, yakni Petrus, Yakobus, serta Yohanes, dan orang tua gadis itu. Lalu, ia masuk ke tempat anak kecil itu terbaring. Ia memegang tangannya dan mengatakan, ’Hai, gadis kecil, bangunlah!’ Seketika itu juga, ia
Sekarang pikirkan hal ini. Karena Yesus dapat menghidupkan kembali gadis kecil itu, dapatkah ia melakukan hal yang sama untuk orang lain?— Menurutmu, apakah ia akan benar-benar melakukannya?— Ya, tentu saja. Yesus sendiri mengatakan, ”Jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suara[ku] lalu keluar.”
Menurutmu, apakah Yesus mau membangkitkan orang-orang?— Contoh lain dalam Alkitab membantu menjawab pertanyaan itu. Peristiwa yang terjadi pada suatu hari di dekat kota Nain memperlihatkan bagaimana perasaan Yesus terhadap orang-orang yang berduka di pemakaman.
Seorang wanita ikut berjalan bersama sekumpulan orang yang meninggalkan kota Nain dalam iring-iringan untuk pemakaman putranya. Suaminya sudah mati, dan sekarang putra satu-satunya mati. Betapa sedihnya dia! Banyak orang dari Nain mengikuti mereka sewaktu jenazah putranya dibawa ke luar kota. Wanita itu menangis, dan orang-orang tidak sanggup menghibur dia.
Pada hari itu, Yesus dan murid-muridnya kebetulan sedang berjalan menuju kota Nain. Dekat gerbang kota, mereka bertemu dengan kerumunan orang yang hendak menguburkan putra wanita itu. Sewaktu Yesus melihat wanita yang menangis itu, ia tergerak oleh rasa kasihan kepadanya. Hatinya tersentuh oleh perasaan sedih yang hebat dari wanita itu. Yesus ingin membantu dia.
Jadi, dengan lembut tetapi tegas, yang membuat wanita itu mau mendengarkan, Yesus mengatakan, ”Berhentilah menangis.” Sikap dan tindakannya menyebabkan semua orang mengamati dia dengan penuh minat. Seraya Yesus mendekati tubuh itu, semua orang pasti bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan. Yesus berbicara, dengan nada memerintah, ”Pria muda, aku mengatakan kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga, ia bangun lalu duduk! Dan, ia mulai berbicara.
Pada waktu itu, beberapa orang yang dibangkitkan sudah kita kenal, termasuk anak-anak. Kita akan mengenali siapa mereka sebagaimana Yairus mengenali putrinya sewaktu Yesus membangkitkannya. Selain itu, ada orang-orang yang mati ratusan atau ribuan tahun yang lalu. Tetapi, Allah tidak akan melupakan mereka hanya karena mereka hidup lama berselang.
Tidakkah menakjubkan untuk tahu bahwa Allah Yehuwa dan Putra-Nya, Yesus, begitu menyayangi kita?— Mereka menginginkan kita hidup, bukan untuk beberapa tahun saja, melainkan untuk selama-lamanya!
Mengenai harapan Alkitab yang menakjubkan bagi orang mati, silakan baca Yesaya 25:8; Kisah 24:15; dan 1 Korintus 15:20-22.