Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

BAB 2

”Allah Menerima” Pemberian Mereka

”Allah Menerima” Pemberian Mereka

IBRANI 11:4

INTI: Sejarah tentang ibadah murni yang Yehuwa tetapkan

1-3. (a) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas? (b) Apa saja empat syarat ibadah yang murni yang akan kita bahas? (Lihat gambar di awal bab.)

 HABEL mengamat-amati kawanan dombanya yang dia sayangi. Dia sudah membesarkan mereka sejak mereka lahir. Sekarang, dia memilih beberapa domba, menyembelihnya, dan mempersembahkannya kepada Allah. Apakah persembahan dari Habel, seorang manusia yang tidak sempurna, akan diterima oleh Yehuwa?

2 Rasul Paulus diilhami untuk menulis, ”Allah menerima pemberian [Habel].” Tapi, Yehuwa menolak pemberian Kain. (Baca Ibrani 11:4.) Mengapa Allah menerima ibadah Habel tapi menolak ibadah Kain? Apa yang bisa kita pelajari dari contoh Kain dan Habel serta dari orang-orang lain yang disebutkan di Ibrani 11? Jawabannya perlu kita bahas agar kita lebih memahami apa saja yang tercakup dalam ibadah yang murni.

3 Kita akan membahas beberapa peristiwa yang terjadi sejak zaman Habel sampai Yehezkiel. Perhatikanlah empat syarat yang harus dipenuhi agar ibadah kita diterima Allah: (1) Itu harus ditujukan kepada Yehuwa, (2) mutunya harus yang terbaik, (3) caranya harus sesuai dengan keinginan Allah, dan (4) alasannya harus benar.

Mengapa Persembahan Kain Ditolak?

4, 5. Dari mana Kain tahu bahwa persembahannya harus ditujukan kepada Yehuwa?

4 Baca Kejadian 4:2-5. Persembahan Kain ditujukan kepada Yehuwa. Kain punya banyak waktu dan kesempatan untuk belajar tentang Yehuwa. Dia dan Habel adiknya mungkin berumur hampir 100 tahun saat memberikan persembahan mereka. * Sejak kecil, mereka mungkin sudah tahu tentang Taman Eden, bahkan mungkin melihat taman yang subur itu dari jauh. Dan, mereka pasti melihat kerub-kerub yang menghalangi jalan masuk ke sana. (Kej. 3:24) Orang tua mereka juga pasti memberi tahu mereka bahwa Yehuwa-lah yang menciptakan semua makhluk dan Dia sebenarnya tidak mau manusia menjadi tua dan mati. (Kej. 1:24-28) Mungkin, karena hal-hal itulah Kain tahu bahwa persembahannya harus ditujukan kepada Allah.

5 Apa lagi yang mungkin membuat Kain memberikan persembahan itu? Yehuwa pernah berkata bahwa akan ada ’keturunan’ yang muncul, dan ’keturunan’ itu akan menghancurkan kepala dari ”ular” yang dulu menggoda Hawa untuk membuat pilihan yang buruk. (Kej. 3:4-6, 14, 15) Sebagai anak sulung, Kain mungkin berpikir bahwa dialah ’keturunan’ yang dijanjikan itu. (Kej. 4:1) Dan saat itu, Yehuwa masih berkomunikasi dengan manusia yang berdosa. Misalnya, setelah Adam berdosa, Allah masih berbicara dengannya, mungkin melalui malaikat. (Kej. 3:8-10) Yehuwa juga berbicara dengan Kain setelah Kain memberikan persembahannya. (Kej. 4:6) Jadi, Kain pasti tahu bahwa Yehuwa layak disembah.

6, 7. Apakah persembahan Kain kurang bermutu atau diberikan dengan cara yang salah? Jelaskan.

6 Lalu, mengapa Yehuwa tidak senang dengan persembahan Kain? Apakah mutunya kurang baik? Alkitab tidak mengatakannya. Alkitab hanya berkata bahwa Kain membawa ”hasil tanah”. Belakangan, melalui Hukum Musa, Yehuwa menunjukkan bahwa hasil tanah boleh dipersembahkan. (Bil. 15:8, 9) Pertimbangkan juga situasinya. Waktu itu, manusia hanya makan sayur dan buah. (Kej. 1:29) Dan karena tanah di luar Eden dikutuk oleh Allah, Kain pasti bersusah payah untuk menghasilkan persembahannya. (Kej. 3:17-19) Yang dia persembahkan adalah makanan yang menopang hidupnya, hasil jerih lelahnya! Meski begitu, Yehuwa tidak menerima persembahan Kain.

7 Kalau begitu, apakah persembahan Kain diberikan dengan cara yang salah, atau tidak sesuai dengan keinginan Allah? Sepertinya bukan itu masalahnya. Saat menolak persembahan Kain, Yehuwa tidak berkata bahwa Dia keberatan dengan caranya persembahan itu diberikan. Alkitab juga tidak menyebutkan caranya Kain atau Habel memberikan persembahan mereka. Jadi, apa masalahnya?

Kain memberikan persembahan dengan alasan yang tidak benar (Lihat paragraf 8, 9)

8, 9. (a) Mengapa Yehuwa tidak senang dengan Kain dan persembahannya? (b) Apa yang menarik dari catatan Alkitab tentang Kain dan Habel?

8 Surat Paulus yang terilham kepada orang Ibrani menunjukkan bahwa alasan Kain memberikan persembahan itu tidak benar. Dia tidak beriman. (Ibr. 11:4; 1 Yoh. 3:11, 12) Karena itulah Yehuwa tidak senang dengan Kain, bukan hanya dengan persembahannya. (Kej. 4:5-8) Sebagai Bapak yang pengasih, Yehuwa berusaha mengoreksi anak-Nya. Tapi, uluran tangan Yehuwa ditolak mentah-mentah oleh Kain. Akibatnya, Kain dikendalikan oleh hatinya yang jahat sehingga dia ’suka bertengkar, bermusuhan, dan cemburu’. (Gal. 5:19, 20) Karena hatinya seperti itu, ibadahnya sia-sia meski dia memenuhi tiga syarat lainnya. Dari sini kita belajar bahwa ibadah yang murni bukan sekadar tindakan yang terlihat dari luar.

9 Alkitab menceritakan banyak hal tentang Kain. Misalnya, kita tahu apa yang Yehuwa katakan kepadanya, apa jawaban Kain, bahkan nama dan perbuatan keturunannya. (Kej. 4:17-24) Tapi menariknya, Alkitab justru tidak mengatakan apakah Habel punya keturunan. Kata-katanya pun tidak dicatat. Meski begitu, kita bisa belajar dari tindakan Habel. Apa contohnya?

Habel—Teladan dalam Menjalankan Ibadah yang Murni

10. Bagaimana Habel menjadi teladan dalam memenuhi empat syarat ibadah yang murni?

10 Persembahan Habel ditujukan kepada Yehuwa, karena dia tahu bahwa hanya Yehuwa yang layak disembah. Mutu persembahannya adalah yang terbaik. Dia memilih ”beberapa ekor anak sulung dombanya”. Memang, kita tidak tahu apakah dia mengorbankannya di mezbah atau tidak. Tapi yang pasti, Allah tidak keberatan dengan caranya itu diberikan. Dan, yang luar biasa adalah alasan Habel mempersembahkannya. Bahkan, setelah kira-kira enam ribu tahun, kita masih bisa belajar dari teladannya itu. Dia memberikan persembahan itu karena beriman kepada Allah dan menyukai standar Yehuwa yang benar. Dari mana kita tahu?

Habel memenuhi empat syarat ibadah yang murni (Lihat paragraf 10)

11. Mengapa Yesus menyebut Habel sebagai orang yang benar?

11 Pertama, perhatikan apa yang Yesus katakan tentang Habel. Yesus mengenal Habel dengan baik karena dia ada di surga saat Habel hidup di bumi. Yesus peduli kepada putra Adam ini. (Ams. 8:22, 30, 31; Yoh. 8:58; Kol. 1:15, 16) Dia melihat sendiri kehidupan Habel sehingga bisa menyebutnya sebagai orang yang benar. (Mat. 23:35) Orang yang benar mengakui bahwa Yehuwa berhak menentukan standar tentang apa yang benar dan salah. Selain itu, kata-kata dan tindakannya sesuai dengan standar itu. (Bandingkan Lukas 1:5, 6.) Dibutuhkan waktu untuk memiliki reputasi sebagai orang yang benar. Jadi, bahkan sebelum Habel memberikan persembahannya, dia pasti sudah dikenal sebagai orang yang selalu mengikuti standar Yehuwa. Ini pasti tidak mudah. Kain kakaknya tentu bukan teladan yang baik, karena hatinya telah menjadi jahat. (1 Yoh. 3:12) Ibunya melanggar perintah Allah, dan ayahnya memberontak terhadap Yehuwa karena ingin menentukan sendiri apa yang baik dan jahat. (Kej. 2:16, 17; 3:6) Habel sangat berani karena memilih jalan hidup yang berbeda dengan keluarganya!

12. Apa yang membuat Kain dan Habel sangat berbeda?

12 Kedua, Rasul Paulus menyebutkan kaitan antara beriman dan dinyatakan benar. Dia menulis, ”Karena beriman, Habel mempersembahkan kepada Allah suatu korban yang lebih bernilai daripada korban Kain. Melalui imannya itu, dia mendapat kesaksian bahwa dia dinyatakan benar.” (Ibr. 11:4) Habel berbeda sekali dengan Kain. Kata-kata Paulus menunjukkan bahwa seumur hidupnya, Habel beriman kepada Yehuwa dengan sepenuh hati dan yakin bahwa standar dan tindakan Yehuwa selalu benar.

13. Apa yang kita pelajari dari teladan Habel?

13 Dari teladan Habel, kita belajar bahwa ibadah kita diterima Allah hanya jika kita menjalankannya dengan alasan yang benar, yaitu karena kita beriman kepada Yehuwa dan ingin mengikuti standar-Nya dengan sepenuh hati. Kita juga belajar bahwa ibadah yang murni bukanlah satu tindakan penyembahan saja. Sebaliknya, itu melibatkan seluruh tingkah laku kita, bahkan setiap segi kehidupan kita.

Pria-Pria yang Menjalankan Ibadah yang Murni

14. Mengapa Yehuwa menerima persembahan Nuh, Abraham, dan Yakub?

14 Habel adalah manusia pertama yang menjalankan ibadah yang murni meskipun dia tidak sempurna. Tapi, dia bukan yang terakhir. Rasul Paulus menyebutkan orang-orang lain yang ibadahnya juga diterima oleh Yehuwa, seperti Nuh, Abraham, dan Yakub. (Baca Ibrani 11:7, 8, 17-21.) Saat mereka mempersembahkan korban kepada Yehuwa, korban mereka diterima oleh-Nya. Mengapa? Karena mereka tidak sekadar memberikan persembahan. Mereka masing-masing memenuhi semua syarat dalam menjalankan ibadah yang murni. Mari kita bahas teladan mereka.

Ibadah Nuh menjadi contoh yang jelas bagi keturunannya (Lihat paragraf 15, 16)

15, 16. Bagaimana Nuh memenuhi empat syarat dalam menjalankan ibadah yang murni?

15 Nuh lahir hanya 126 tahun setelah Adam meninggal. Tapi, dunia pada zamannya sudah dicemari oleh ibadah palsu. * (Kej. 6:11) Sebelum Air Bah, hanya Nuh dan keluarganya yang menyembah Yehuwa dengan cara yang benar. (2 Ptr. 2:5) Setelah selamat dari Air Bah, Nuh tergerak untuk membuat mezbah pertama yang disebutkan di Alkitab dan mempersembahkan korban kepada Yehuwa. Ibadahnya yang sepenuh hati menjadi contoh yang jelas bagi keluarganya dan keturunannya, yaitu semua manusia yang hidup setelahnya, bahwa ibadah harus ditujukan hanya kepada Yehuwa, satu-satunya Allah yang layak disembah. Dari semua binatang yang ada, Nuh memilih ”beberapa binatang dan beberapa burung yang tidak haram” untuk dipersembahkan. (Kej. 8:20) Persembahan itu memiliki mutu terbaik karena Yehuwa sendirilah yang menyatakannya tidak haram.​—Kej. 7:2.

16 Nuh mempersembahkan korban bakaran itu di mezbah yang dibuatnya. Apakah cara beribadah seperti itu diterima Yehuwa? Ya. Alkitab berkata bahwa Yehuwa senang dengan bau persembahan itu, lalu memberkati Nuh dan anak-anaknya. (Kej. 8:21; 9:1) Tapi, Yehuwa terutama menerima persembahan itu karena alasan Nuh memberikannya. Persembahan itu hanya salah satu bukti bahwa Nuh sangat beriman kepada Yehuwa dan yakin bahwa standar dan tindakan Yehuwa selalu benar. Karena Nuh terus menaati Yehuwa dan mengikuti standar-Nya, Alkitab berkata bahwa dia ”berjalan dengan Allah”. Hasilnya, Nuh dikenal sebagai orang yang benar, bahkan sampai sekarang.​—Kej. 6:9; Yeh. 14:14; Ibr. 11:7.

17, 18. Bagaimana Abraham memenuhi empat syarat dalam menjalankan ibadah yang murni?

17 Abraham tinggal di kota Ur yang penuh dengan ibadah palsu. Di sana, ada kuil yang sangat besar untuk menyembah dewa bulan, Nanna. * Ayah Abraham pun tadinya menyembah dewa-dewa. (Yos. 24:2) Tapi, Abraham memilih untuk menyembah Yehuwa. Dia mungkin belajar tentang Allah yang benar dari Sem leluhurnya, salah satu anak Nuh yang masih hidup sampai Abraham berumur 150 tahun.

18 Sepanjang hidupnya, Abraham mempersembahkan banyak korban. Semuanya ditujukan kepada Yehuwa, satu-satunya Allah yang layak menerimanya. (Kej. 12:8; 13:18; 15:8-10) Apakah Abraham rela memberi Yehuwa persembahan yang mutunya terbaik? Jawabannya terlihat jelas sewaktu Abraham rela untuk mengorbankan Ishak, anaknya yang dia sayangi. Waktu itu, Yehuwa memberi tahu Abraham caranya dia harus mempersembahkan korban. (Kej. 22:1, 2) Dan, Abraham mau menuruti perintah Yehuwa sampai perincian yang terkecil. Dia benar-benar akan membunuh anaknya seandainya Yehuwa tidak mencegahnya. (Kej. 22:9-12) Yehuwa menerima ibadah Abraham karena Abraham menyembah-Nya dengan alasan yang benar. Paulus menulis, ”Abraham beriman kepada Yehuwa, maka dia dianggap benar.”​—Rm. 4:3.

Yakub menjadi teladan bagi keluarganya (Lihat paragraf 19, 20)

19, 20. Bagaimana Yakub memenuhi empat syarat dalam menjalankan ibadah yang murni?

19 Yakub menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kanaan, negeri yang Yehuwa janjikan kepada Abraham dan keturunannya. (Kej. 17:1, 8) Penduduk Kanaan menjalankan ibadah yang sangat menjijikkan sampai-sampai Yehuwa berkata, ”Negeri itu akan memuntahkan mereka.” (Im. 18:24, 25) Saat Yakub berumur 77 tahun, dia pergi dari Kanaan, menikah, dan belakangan kembali bersama keluarga besarnya. (Kej. 28:1, 2; 33:18) Beberapa anggota keluarganya terpengaruh oleh ibadah palsu. Tapi, saat Yehuwa menyuruh Yakub pergi ke Betel dan membuat mezbah, Yakub bertindak dengan tegas. Sebelum pergi, dia memberi tahu keluarganya, ”Buang patung allah-allah lain yang ada pada kalian, juga sucikan diri kalian.” Lalu, dia mengikuti semua petunjuk Yehuwa.​—Kej. 35:1-7.

20 Yakub membuat beberapa mezbah di Negeri yang Dijanjikan, dan ibadahnya selalu ditujukan kepada Yehuwa. (Kej. 35:14; 46:1) Mutu persembahan Yakub, cara dia menyembah Allah, dan alasan dia melakukannya diterima Allah. Karena itu, Alkitab menyebut Yakub ”tidak bercela”, sebutan yang menunjukkan bahwa Allah senang kepadanya. (Kej. 25:27) Kehidupan Yakub menjadi teladan yang luar biasa bagi keturunannya, yaitu bangsa Israel.​—Kej. 35:9-12.

21. Dari pria-pria di zaman dulu, apa yang kita pelajari tentang ibadah yang murni?

21 Dari pria-pria beriman itu, apa yang kita pelajari tentang ibadah yang murni? Orang-orang di sekitar kita, bahkan mungkin keluarga kita, bisa membuat kita tidak lagi mengabdi kepada Yehuwa saja. Agar tidak terpengaruh, kita perlu memperkuat iman kepada Yehuwa dan yakin bahwa standar-Nya adalah yang terbaik. Kita menunjukkan iman dengan menaati Yehuwa dan menggunakan waktu, tenaga, dan harta benda kita untuk melayani Dia. (Mat. 22:37-40; 1 Kor. 10:31) Jika kita melayani Yehuwa sebisa-bisanya, sesuai dengan cara yang Dia inginkan, dan dengan alasan yang benar, Yehuwa pasti menganggap kita sebagai orang yang benar. Sungguh membesarkan hati!​—Baca Yakobus 2:18-24.

Suatu Bangsa yang Menjalankan Ibadah yang Murni

22-24. Bagaimana Taurat menandaskan (a) kepada siapa ibadah orang Israel seharusnya ditujukan? (b) seperti apa seharusnya mutu persembahan mereka? (c) caranya mereka harus menjalankan ibadah?

22 Yehuwa memberikan hukum Taurat kepada keturunan Yakub agar mereka tahu persis apa yang Dia inginkan. Jika mereka menaati Yehuwa, mereka akan menjadi ’milik-Nya yang istimewa’ dan ”bangsa yang suci”. (Kel. 19:5, 6) Perhatikan bagaimana hukum Taurat menandaskan empat syarat ibadah yang murni.

23 Yehuwa menyatakan dengan jelas bahwa ibadah orang Israel harus ditujukan kepada-Nya. Dia berkata, ”Hanya Aku yang harus kalian sembah. Jangan sembah allah-allah lain.” (Kel. 20:3-5) Mutu persembahan mereka juga haruslah yang terbaik. Misalnya, binatang yang dikorbankan harus sehat dan tidak cacat. (Im. 1:3; Ul. 15:21; bandingkan Maleakhi 1:6-8.) Waktu itu, orang Lewi mendapat jatah dari persembahan yang diberikan kepada Yehuwa, tapi mereka pun memberikan persembahan kepada Yehuwa. Mereka harus mempersembahkan ”yang terbaik” dari ”semua pemberian yang diberikan” kepada mereka. (Bil. 18:29) Selain itu, orang Israel diberi tahu caranya menjalankan ibadah. Mereka diberi petunjuk yang jelas tentang apa yang harus dipersembahkan serta di mana dan bagaimana itu dipersembahkan. Seluruhnya, ada lebih dari 600 hukum yang mengatur berbagai segi kehidupan mereka. Mereka diberi tahu, ”Pastikan bahwa kalian melakukan semua itu, seperti yang Yehuwa Allah kalian perintahkan kepada kalian. Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.”​—Ul. 5:32.

24 Apakah orang Israel boleh mempersembahkan korban di mana saja? Tidak. Yehuwa meminta umat-Nya membangun tabernakel, dan itu menjadi tempat ibadah yang murni. (Kel. 40:1-3, 29, 34) Waktu itu, ke sanalah orang Israel harus membawa persembahan mereka supaya persembahan itu diterima Allah. *​—Ul. 12:17, 18.

25. Apa hal terpenting dalam memberikan persembahan? Jelaskan.

25 Tapi, yang terpenting adalah alasan seorang Israel memberikan persembahan. Alasannya haruslah karena dia mengasihi Yehuwa dengan sepenuh hati dan benar-benar menyukai standar-Nya. (Baca Ulangan 6:4-6.) Saat bangsa Israel beribadah karena sekadar menjalankan kewajiban, Yehuwa menolak persembahan mereka. (Yes. 1:10-13) Dia tidak tertipu dengan ibadah mereka yang pura-pura. Yehuwa berkata melalui Nabi Yesaya, ”Umat ini . . . menghormati Aku di bibir saja, tapi hati mereka jauh dari-Ku.”​—Yes. 29:13.

Ibadah di Bait

26. Awalnya, bagaimana bait yang dibangun Salomo menjadi tempat ibadah yang murni?

26 Ratusan tahun setelah orang Israel mulai menetap di Negeri yang Dijanjikan, Raja Salomo membangun bait Allah, sebuah tempat ibadah sejati yang jauh lebih megah daripada tabernakel. (1 Raj. 7:51; 2 Taw. 3:1, 6, 7) Awalnya, semua persembahan di bait itu ditujukan kepada Yehuwa. Salomo dan rakyatnya mempersembahkan banyak sekali korban yang sangat bermutu, dan mereka melakukannya dengan cara yang sesuai dengan Hukum Allah. (1 Raj. 8:63) Yehuwa menerima ibadah mereka, bukan karena kemewahan bangunan itu atau jumlah korban yang dipersembahkan. Tapi, yang terpenting bagi Yehuwa adalah alasan mereka mempersembahkannya. Itulah yang Salomo tandaskan saat bait diresmikan. Dia berkata, ”Kalian harus sepenuh hati terhadap Yehuwa Allah kita, dengan menaati peraturan-Nya dan perintah-Nya seperti pada hari ini.”​—1 Raj. 8:57-61.

27. Belakangan, bagaimana sikap para raja Israel dan rakyat mereka, dan apa yang Yehuwa lakukan?

27 Sayangnya, orang Israel belakangan tidak lagi mengikuti nasihat bijak Salomo. Mereka tidak memenuhi syarat-syarat ibadah yang murni. Hati para raja Israel dan rakyat mereka menjadi jahat. Mereka tidak beriman lagi kepada Yehuwa dan mengabaikan standar-Nya yang benar. Tapi karena Yehuwa menyayangi mereka, Dia berkali-kali mengutus para nabi untuk mengoreksi mereka dan memperingatkan mereka tentang akibatnya. (Yer. 7:13-15, 23-26) Salah satunya adalah Yehezkiel. Dia hidup di masa yang kelam dalam sejarah ibadah yang murni.

Yehezkiel Melihat Ibadah yang Murni Dicemari

28, 29. Apa yang kita ketahui tentang Yehezkiel? (Lihat kotak ”Yehezkiel—Kehidupan dan Peristiwa di Zamannya”.)

28 Yehezkiel tahu persis seperti apa ibadah di bait Salomo. Ayahnya adalah imam, yang pasti mendapat giliran untuk melayani di bait. (Yeh. 1:3) Kemungkinan, masa kecil Yehezkiel bahagia. Ayahnya pasti mengajar dia tentang Yehuwa dan hukum Taurat. Yehezkiel berumur kira-kira setahun saat ”buku hukum Taurat” ditemukan di bait. * Saat itu, yang memerintah adalah Raja Yosia yang baik. Sang raja sangat tersentuh mendengar buku itu dibacakan sehingga dia meningkatkan upayanya untuk mendukung ibadah yang murni.​—2 Raj. 22:8-13.

Yehezkiel pasti diajar ayahnya tentang Yehuwa dan hukum Taurat (Lihat paragraf 28)

29 Yehezkiel memenuhi empat syarat ibadah yang murni, sama seperti orang-orang beriman yang hidup sebelum dia. Saat membahas buku Yehezkiel, kita akan melihat bagaimana dia mengabdi kepada Yehuwa saja, melayani-Nya dengan sebaik mungkin, dan taat melakukan perintah Yehuwa sesuai dengan cara yang Yehuwa inginkan. Yehezkiel melakukan semua itu karena imannya yang sepenuh hati. Tapi, kebanyakan orang di zamannya tidak seperti dia. Sejak kecil, Yehezkiel pasti mendengar nubuat-nubuat Nabi Yeremia. Nabi ini mulai bernubuat pada 647 SM dan dengan bersemangat memperingatkan orang-orang tentang penghakiman Yehuwa yang akan datang.

30. (a) Apa saja yang ditunjukkan oleh nubuat Yehezkiel? (b) Apa nubuat itu, dan bagaimana nubuat Yehezkiel seharusnya dipahami? (Lihat kotak ”Memahami Nubuat Yehezkiel”.)

30 Tulisan Yehezkiel yang terilham menunjukkan seberapa jauh umat Allah sudah menyimpang. (Baca Yehezkiel 8:6.) Saat Yehuda dihukum oleh Yehuwa, Yehezkiel ikut ditawan ke Babilon. (2 Raj. 24:11-17) Tapi, ini tidak berarti Yehezkiel juga dihukum. Yehuwa menugasi dia untuk bernubuat kepada umat-Nya yang ditawan. Penglihatan dan nubuat Yehezkiel yang luar biasa menunjukkan bagaimana ibadah yang murni akan dipulihkan di Yerusalem. Tapi, bukan itu saja. Penglihatan dan nubuatnya juga menunjukkan bagaimana ibadah yang murni akhirnya akan benar-benar dipulihkan bagi semua orang yang menyayangi Yehuwa.

31. Apa yang akan kita dapatkan dari buku ini?

31 Di bagian-bagian berikutnya dari buku ini, kita akan melihat sekilas seperti apa tempat Yehuwa berada, menyelami seberapa parah ibadah yang murni tercemar, mempelajari bagaimana Yehuwa memulihkan ibadah yang murni dan membela umat-Nya, serta mengintip ke masa depan saat semua manusia menyembah Yehuwa. Di bab selanjutnya, kita akan membahas penglihatan pertama yang dicatat Yehezkiel. Kita akan bisa membayangkan Yehuwa dan bagian organisasi-Nya yang ada di surga. Semua itu akan meneguhkan bahwa hanya Yehuwa yang layak menerima ibadah yang murni.

^ Habel lahir kemungkinan tidak lama setelah Adam dan Hawa diusir dari Eden. (Kej. 4:1, 2) Kejadian 4:25 mengatakan bahwa Allah menjadikan Set ”sebagai ganti Habel” yang sudah dibunuh. Set adalah anak Adam yang lahir sewaktu Adam berumur 130 tahun. (Kej. 5:3) Jadi, Habel mungkin berumur sekitar 100 tahun saat Kain membunuhnya.

^ Menurut Kejadian 4:26, pada zaman Enos cucu Adam, ”orang-orang mulai menghina nama Yehuwa”. Mereka mungkin menyebut berhala-berhala dengan nama Yehuwa.

^ Dewa Nanna juga dikenal dengan nama Sin. Meski penduduk Ur menyembah banyak dewa, kebanyakan kuil dan mezbah di kota itu digunakan untuk menyembah dewa ini.

^ Setelah tabut perjanjian dikeluarkan dari tabernakel, Yehuwa kelihatannya tidak lagi mengharuskan korban dipersembahkan di tabernakel saja.​—1 Sam. 4:3, 11; 7:7-9; 10:8; 11:14, 15; 16:4, 5; 1 Taw. 21:26-30.

^ Yehezkiel sepertinya berumur 30 tahun ketika dia mulai bernubuat pada tahun 613 SM. Jadi, dia mungkin lahir sekitar tahun 643 SM. (Yeh. 1:1) Yosia mulai memerintah pada 659 SM. Lalu, sekitar tahun ke-18 pemerintahannya, atau sekitar tahun 642-641 SM, ditemukanlah buku hukum Taurat, yang mungkin ditulis langsung oleh Musa.