Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

NEGERI DAN BANGSA

Jalan-Jalan ke Kamboja

Jalan-Jalan ke Kamboja

DESA APUNG, pasar yang ramai, jalan yang penuh dengan sepeda motor yang mengangkut apa saja mulai dari ayam hidup hingga kulkas​—itu hanyalah beberapa hal yang bisa kita lihat dan dengar di berbagai bagian Kamboja.

Orang Kamboja terkenal hangat, ramah, dan kekeluargaan. Dalam percakapan sehari-hari, mereka menyapa satu sama lain dengan sapaan untuk kakak, adik, bibi, paman, nenek, atau kakek. Untuk orang yang baru pertama kali bertemu juga begitu!

Orang Kamboja tinggal di rumah perahu, rumah panggung yang tinggi, atau rumah dengan fondasi apung. Bahkan, ada sekolah, klinik, pasar, dan pompa bensin apung

Buah naga adalah buah kesukaan orang Kamboja

Nasi adalah makanan pokok orang Kamboja. Hidangan mereka biasanya terdiri dari tiga atau empat masakan, sering kali termasuk sup. Ikan adalah makanan kesukaan. Biasanya, masakan yang rasanya manis, asam, dan asin disajikan bersama-sama.

Sekitar dua ribu tahun yang lalu, para pedagang India mulai datang ke pesisir Kamboja dalam perjalanan ke Cina. Mereka menukar sutra dan logam yang mereka bawa dengan rempah-rempah, kayu wangi, gading, dan emas. Belakangan, orang Kamboja menerima pengaruh India dan Cina, sehingga berkembanglah agama Hindu dan Buddha. Sekarang, lebih dari 90 persen penduduknya beragama Buddha.

Di Kamboja, Saksi-Saksi Yehuwa menceritakan berita harapan dari Alkitab. Mereka membantu banyak orang dengan buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? Buku ini tersedia dalam kira-kira 250 bahasa, termasuk bahasa Khmer.

Lebih dari 1.500 orang Kamboja belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa dan mendapat jawaban atas pertanyaan seperti, ”Di mana orang mati?” dan ”Mengapa Allah menciptakan bumi?”

Buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, tersedia dalam bahasa Khmer (seperti pada gambar).