Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Pentingnya Terus Mengendalikan Diri

Pentingnya Terus Mengendalikan Diri

”Buah roh adalah . . . pengendalian diri.”​—GAL. 5:22, 23.

NYANYIAN: 83, 52

1, 2. (a) Apa akibat kurangnya pengendalian diri? (b) Mengapa kita khususnya perlu membahas tentang pengendalian diri?

PENGENDALIAN DIRI adalah salah satu sifat yang bisa kita miliki dengan bantuan Yehuwa. (Gal. 5:22, 23) Yehuwa bisa mengendalikan diri dengan sempurna. Tapi, kita sulit mengendalikan diri karena kita tidak sempurna. Dan, kurangnya pengendalian diri sebenarnya menyebabkan banyak masalah. Misalnya, seseorang mungkin jadi suka menunda-nunda atau tidak melakukan tugasnya dengan baik di sekolah atau di tempat kerja. Selain itu, orang yang tidak bisa mengendalikan diri biasanya kasar, suka mencaci maki, bermabuk-mabukan, kecanduan, terlilit utang, masuk penjara, bercerai, terkena penyakit akibat hubungan seks, atau mengalami kehamilan yang tidak diinginkan atau gangguan emosi.​—Mz. 34:11-14.

2 Orang yang tidak bisa mengendalikan diri merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dan pada zaman sekarang, jelaslah bahwa orang semakin tidak bisa mengendalikan diri. Tapi, ini tidak mengherankan karena Alkitab sudah mencatat bahwa orang-orang tidak bisa mengendalikan diri pada ”hari-hari terakhir”.​—2 Tim. 3:1-3.

3. Mengapa kita perlu mengendalikan diri?

3 Mengapa kita perlu mengendalikan diri? Ada dua alasan utama. Pertama, orang yang bisa mengendalikan perasaannya biasanya punya lebih sedikit masalah. Mereka juga biasanya punya hubungan baik dengan orang lain dan tidak gampang marah, khawatir, atau stres. Kedua, kita perlu mengendalikan keinginan yang salah dan melawan godaan supaya bisa tetap bersahabat dengan Allah. Inilah yang gagal dilakukan Adam dan Hawa. (Kej. 3:6) Dan seperti mereka, banyak orang saat ini mengalami masalah yang berat karena tidak mengendalikan diri.

4. Fakta apa yang bisa menguatkan mereka yang sedang berjuang mengendalikan keinginan yang salah?

4 Yehuwa tahu bahwa kita tidak sempurna sehingga kita sulit mengendalikan diri. Tapi, Dia mau membantu kita mengalahkan keinginan yang salah. (1 Raj. 8:46-50) Sebagai Sahabat yang baik, Dia menguatkan orang-orang yang terkadang kesulitan untuk mengendalikan perasaan dan keinginan mereka. Di artikel ini, kita akan belajar caranya Yehuwa mengendalikan diri. Kita juga akan belajar dari contoh yang baik dan yang buruk dalam Alkitab. Selain itu, kita akan membahas beberapa saran yang bermanfaat.

YEHUWA MEMBERI TELADAN

5, 6. Teladan apa yang Yehuwa berikan?

5 Karena Yehuwa sempurna, Dia bisa mengendalikan diri dengan sempurna. (Ul. 32:4) Tapi, kita tidak sempurna. Meski begitu, kita bisa berupaya mengendalikan diri dengan belajar caranya Yehuwa mengendalikan diri. Dengan begitu, saat ada yang membuat kita kesal, kita bisa menanggapi keadaan itu dengan baik. Contoh apa saja yang memperlihatkan cara Yehuwa mengendalikan diri?

6 Coba pikirkan apa yang Yehuwa lakukan saat Setan memberontak. Kemungkinan, tuduhan yang Iblis lontarkan membuat semua malaikat yang setia merasa marah dan benci terhadap Iblis. Kita bisa jadi merasakan yang sama saat memikirkan semua penderitaan yang Setan timbulkan. Tapi, Yehuwa tidak terbawa emosi. Dia menanggapi pemberontakan Setan dengan cara yang benar. Karena Dia lambat marah dan adil, Dia memberikan cukup waktu untuk menyelesaikan masalah ini. (Kel. 34:6; Ayb. 2:2-6) Mengapa? Karena Dia tidak ingin agar siapa pun dibinasakan, tapi Dia ”ingin agar semuanya bertobat”.​—2 Ptr. 3:9.

7. Apa yang bisa kita pelajari dari teladan Yehuwa?

7 Teladan Yehuwa mengajar kita perlunya berpikir baik-baik sebelum berbicara dan tidak terlalu cepat bertindak. Jadi, sebelum membuat keputusan yang penting, kita perlu berpikir panjang dan tidak terburu-buru. Berdoalah meminta hikmat supaya kita bisa mengatakan atau melakukan hal yang benar. (Mz. 141:3) Biasanya, sewaktu ada keadaan yang mengesalkan, orang mudah terbawa emosi. Akibatnya, banyak yang menyesal karena mengatakan atau melakukan sesuatu tanpa dipikir!​—Ams. 14:29; 15:28; 19:2.

CONTOH YANG BAIK DAN YANG BURUK

8. (a) Di mana kita bisa menemukan contoh baik tentang pengendalian diri? (b) Mengapa Yusuf tidak termakan rayuan istri Potifar? (Lihat gambar di awal artikel.)

8 Kisah Alkitab mana saja yang menunjukkan pentingnya pengendalian diri? Salah satunya adalah kisah Yusuf putra Yakub. Dia melawan godaan saat bekerja di rumah Potifar, kepala pasukan Firaun. Istri Potifar terpikat dengan Yusuf karena ”indah perawakannya dan elok parasnya”. Dia merayu Yusuf beberapa kali. Mengapa Yusuf bisa melawan godaan itu? Dia mungkin sudah memikirkan baik-baik akibatnya kalau dia termakan rayuan itu. Jadi, saat bajunya dicengkeram istri Potifar, Yusuf lari keluar. Dia berkata, ”Bagaimana mungkin aku dapat melakukan kejahatan yang besar ini dan berdosa terhadap Allah?”​—Kej. 39:6, 9; baca Amsal 1:10.

9. Bagaimana caranya melawan godaan?

9 Apa yang bisa kita pelajari dari teladan Yusuf? Kalau kita tergoda untuk melanggar hukum Allah, kita perlu melawan godaan itu. Sebelum menjadi Saksi-Saksi Yehuwa, ada yang harus berjuang melawan kebiasaan untuk makan berlebihan, minum minuman beralkohol dengan berlebihan, merokok, menggunakan narkoba, melakukan percabulan, atau yang lainnya. Bahkan setelah dibaptis, mereka kadang masih tergoda melakukan hal-hal itu. Kalau ini yang Saudara alami, pikirkanlah baik-baik dampaknya atas hubungan Saudara dengan Yehuwa. Saudara juga bisa membayangkan situasi apa saja yang bisa menggoda Saudara, lalu pikirkan cara menghindarinya. (Mz. 26:4, 5; Ams. 22:3) Jika Saudara sampai mengalami situasi itu, mintalah hikmat dan pengendalian diri dari Yehuwa untuk melawan godaan itu.

10, 11. (a) Apa yang dialami banyak anak muda di sekolah? (b) Apa saja yang bisa membantu anak muda melawan godaan?

10 Banyak anak muda Kristen sekarang juga mengalami hal yang mirip dengan pengalaman Yusuf. Contohnya adalah Kim. Teman sekelasnya sering bercerita dengan bangga bahwa mereka baru saja berhubungan seks di akhir pekan. Kim tidak punya cerita seperti itu. Karena berbeda dengan yang lain, dia kadang merasa dikucilkan dan kesepian. Dan karena tidak berpacaran, Kim dianggap bodoh oleh teman-temannya. Tapi, Kim sebenarnya bijaksana karena tahu bahwa godaan untuk berhubungan seks bisa sangat kuat pada masa remaja. (2 Tim. 2:22) Murid yang lain sering bertanya apakah dia masih perawan. Kim jadi punya kesempatan untuk menjelaskan alasan dia tidak mau berhubungan seks. Kita bangga kepada anak muda Kristen yang bertekad untuk melawan percabulan, dan Yehuwa juga bangga kepada mereka!

11 Ada juga tokoh Alkitab yang tidak bisa melawan godaan untuk melakukan percabulan. Contoh ini memperlihatkan akibat buruk karena tidak mengendalikan diri. Kalau situasi kalian mirip dengan yang dialami Kim, renungkanlah kisah tentang seorang pemuda bodoh yang ada di Amsal pasal 7. Renungkan juga tentang tindakan Amnon dan akibat buruknya. (2 Sam. 13:1, 2, 10-15, 28-32) Orang tua bisa membantu anak mereka untuk lebih berpengendalian diri dan bijaksana dengan membahas contoh-contoh itu dalam ibadat keluarga.

12. (a) Apa yang Yusuf lakukan untuk mengendalikan perasaannya? (b) Dalam situasi apa saja kita perlu mengendalikan perasaan kita?

12 Pada waktu lain, Yusuf juga memberikan teladan bagus. Pada saat itu, kakak-kakaknya datang ke Mesir untuk membeli makanan. Untuk mencari tahu apakah mereka sudah berubah, Yusuf tidak mengatakan bahwa dia adalah adik mereka. Dan ketika dia tidak bisa lagi menahan perasaannya, dia mencari tempat yang sepi untuk menangis. (Kej. 43:30, 31) Bisa jadi, saudara-saudari kita melakukan sesuatu yang membuat kita kesal. Dengan meniru pengendalian diri Yusuf, kita tidak akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin kita sesali. (Ams. 16:32; 17:27) Atau, keluarga kita mungkin ada yang dipecat. Jika begitu, kita perlu mengendalikan diri untuk tidak berkomunikasi dengannya jika tidak perlu. Ini mungkin sulit dilakukan. Tapi, kita bisa lebih mudah melakukannya jika kita ingat bahwa kita sedang meniru Yehuwa dan melakukan apa yang Dia minta.

13. Pelajaran berharga apa yang kita dapatkan dari Raja Daud?

13 Kita juga bisa belajar dari Raja Daud. Sewaktu Saul dan Syimei memancing kemarahan Daud, Daud tidak marah atau membalas mereka. (1 Sam. 26:9-11; 2 Sam. 16:5-10) Tapi, Daud pernah kehilangan pengendalian diri. Ini terlihat dari dosanya dengan Bat-syeba dan reaksinya terhadap Nabal yang serakah. (1 Sam. 25:10-13; 2 Sam. 11:2-4) Pelajaran berharga apa yang kita dapatkan? Pertama, para pengawas Kristen khususnya perlu mengendalikan diri agar tidak menyalahgunakan wewenang mereka. Kedua, kita tidak boleh terlalu yakin bahwa kita akan selalu aman dari godaan.​—1 Kor. 10:12.

YANG BISA SAUDARA LAKUKAN

14. Apa yang dialami Luigi, dan mengapa kita perlu menirunya?

14 Bagaimana agar kita bisa lebih mengendalikan diri? Perhatikan pengalaman Luigi. Sebuah mobil menabrak bagian belakang mobilnya. Walaupun ini adalah kesalahan pengemudi itu, sang pengemudi malah membentak-bentak Luigi dan mengajaknya bertengkar. Luigi berdoa supaya bisa tetap tenang. Lalu, dia mencoba menenangkan pengemudi itu. Tapi, orang itu tetap membentaknya. Jadi, Luigi mencatat plat nomor orang itu, lalu pergi meninggalkan pengemudi yang masih marah-marah itu. Seminggu kemudian, Luigi melakukan kunjungan kembali ke seorang wanita. Ternyata, suaminya adalah pengemudi itu! Pria itu malu dan meminta maaf atas kelakuannya yang buruk. Dia berkata bahwa dia akan menceritakan apa yang terjadi kepada pihak asuransi supaya mobil Luigi bisa cepat diperbaiki. Dia akhirnya ikut dalam pembahasan Alkitab dengan istrinya dan sangat menikmatinya. Karena kejadian ini, Luigi menyadari pentingnya tetap tenang. Dia juga menyadari bahwa kalau dia sampai terpancing marah, akibatnya bisa sangat buruk.​—Baca 2 Korintus 6:3, 4.

Reaksi kita bisa berpengaruh atas pelayanan kita (Lihat paragraf 14)

15, 16. Mengapa kita dan keluarga bisa lebih mengendalikan diri dengan belajar Alkitab?

15 Kalau kita mempelajari Alkitab dengan teratur, kita bisa lebih mengendalikan diri. Ingatlah kata-kata Allah kepada Yosua, ”Buku hukum ini hendaknya tidak meninggalkan mulutmu, dan engkau harus membacanya dengan suara rendah siang dan malam, supaya engkau tidak lalai melakukan segala sesuatu sesuai dengan semua yang tertulis di dalamnya; sebab dengan demikian engkau akan membuat jalanmu berhasil dan engkau akan bertindak dengan berhikmat.” (Yos. 1:8) Tapi, mengapa kita bisa lebih mengendalikan diri dengan belajar Alkitab?

16 Kita sudah belajar bahwa ada banyak contoh di Alkitab yang menunjukkan manfaatnya mengendalikan diri dan akibat buruk dari kurangnya pengendalian diri. Yehuwa memasukkan contoh-contoh ini ke dalam Alkitab demi kebaikan kita. (Rm. 15:4) Jadi, kita perlu membaca, mempelajari, dan merenungkan contoh-contoh itu. Coba pikirkan apa manfaatnya bagi kita dan keluarga kita. Mintalah bantuan Yehuwa supaya kita bisa menerapkan nasihat dalam Firman-Nya. Kita perlu jujur kepada diri sendiri. Kalau kita menyadari bahwa kita kurang pengendalian diri dalam beberapa bidang, berdoalah dan berjuanglah untuk memperbaikinya. (Yak. 1:5) Carilah saran-saran yang bermanfaat di publikasi kita.

17. Bagaimana orang tua bisa membantu anak mereka punya pengendalian diri?

17 Bagaimana orang tua bisa membantu anaknya untuk punya pengendalian diri? Orang tua tahu bahwa sifat ini tidak otomatis dimiliki anak-anak. Jadi, mereka perlu mengajarkan sifat-sifat baik kepada anak-anak melalui teladan mereka. (Ef. 6:4) Kalau Saudara menyadari bahwa anak Saudara kurang pengendalian diri, coba pikirkan apakah Saudara sudah memberi contoh yang bagus. Saudara bisa menjadi teladan dengan berdinas, berhimpun, dan melakukan ibadat keluarga dengan teratur. Dan, jangan takut untuk menolak permintaan anak Saudara! Yehuwa memberikan batasan kepada Adam dan Hawa. Batasan itu sebenarnya bisa membantu mereka menghargai wewenang Yehuwa. Begitu pula, jika orang tua mendisiplin anak mereka dan menjadi teladan, anak itu akan menghargai wewenang mereka sehingga dia akan lebih mudah mengendalikan diri. Dan ingatlah, salah satu hal paling penting yang bisa Saudara ajarkan kepada anak Saudara adalah menghargai wewenang Yehuwa dan hukum-Nya.​—Baca Amsal 1:5, 7, 8.

18. Mengapa kita perlu memilih teman yang baik?

18 Entah kita orang tua atau bukan, kita semua perlu memilih teman yang baik. Kalau teman kita menyayangi Yehuwa, mereka akan membantu kita untuk punya cita-cita yang baik dan untuk menghindari masalah. (Ams. 13:20) Mereka akan memberikan pengaruh baik kepada kita, termasuk dalam hal pengendalian diri. Dan, kita pun bisa memberikan pengaruh baik kepada mereka. Hasilnya, kita bisa lebih mengendalikan diri sehingga kita bisa menikmati hidup serta membuat Allah Yehuwa bahagia.