Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Seberapa Luaskah Jangkauan Kasih Saudara?

Seberapa Luaskah Jangkauan Kasih Saudara?

Seberapa Luaskah Jangkauan Kasih Saudara?

”Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.”—MATIUS 22:39.

1. Jika kita mengasihi Yehuwa, mengapa kita harus mengasihi sesama kita juga?

KETIKA Yesus ditanya manakah perintah yang terbesar, ia menjawab, ”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap pikiranmu.” Lalu, ia mengutip perintah kedua yang serupa dengan yang pertama, ”Engkau harus mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37, 39) Ya, kasih kepada sesama merupakan tanda pengenal orang Kristen. Sebenarnya, jika kita mengasihi Yehuwa, kita harus mengasihi sesama. Mengapa? Karena kita memperlihatkan kasih kita kepada Allah dengan menaati Firman-Nya, dan Firman-Nya memerintahkan kita untuk mengasihi sesama. Oleh karena itu, jika kita tidak mengasihi saudara-saudari kita, kasih kita kepada Allah tidak dapat disebut murni.—Roma 13:8; 1 Yohanes 2:5; 4:20, 21.

2. Kasih macam apa yang hendaknya kita miliki bagi sesama kita?

2 Ketika Yesus berkata bahwa kita hendaknya mengasihi sesama, ia sedang memaksudkan lebih dari sekadar berkawan. Dan, ia mengacu kepada suatu kasih yang berbeda dari kasih yang secara alami timbul di antara anggota keluarga atau antara pria dan wanita. Ia sedang memaksudkan kasih yang Yehuwa miliki terhadap hamba-hamba-Nya yang berbakti dan kasih yang mereka miliki terhadap Allah. (Yohanes 17:26; 1 Yohanes 4:11, 19) Seorang penulis Yahudi—yang, menurut pengamatan Yesus, berbicara dengan cerdas—sependapat dengan Yesus bahwa kasih akan Allah haruslah ”dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan”. (Markus 12:28-34) Ia benar. Kasih yang dikembangkan oleh orang Kristen terhadap Allah maupun sesamanya melibatkan faktor emosi dan intelektual. Kasih itu dirasakan di hati dan dibimbing oleh akal.

3. (a) Bagaimana Yesus mengajar ”pria yang ahli dalam Hukum” bahwa ia harus berpandangan luas tentang siapa sesamanya itu? (b) Bagaimana ilustrasi Yesus berlaku bagi orang Kristen dewasa ini?

3 Seperti yang Lukas laporkan, ketika Yesus berkata bahwa kita hendaknya mengasihi sesama, ”seorang pria yang ahli dalam Hukum” bertanya, ”Siapa sesungguhnya sesamaku?” Yesus menjawabnya dengan sebuah perumpamaan. Seorang pria dipukuli, dirampok, dan dibiarkan dalam keadaan sekarat di pinggir jalan. Pertama-tama, lewatlah seorang imam dan kemudian seorang Lewi. Keduanya tidak mempedulikan pria itu. Akhirnya, seorang Samaria lewat, melihat pria yang terluka parah itu, dan memperlakukan pria itu dengan kebaikan hati yang besar. Yang mana dari ketiga orang itu yang membuktikan diri sebagai sesama bagi pria yang luka parah itu? Jawabannya sudah jelas. (Lukas 10:25-37) Pria yang ahli dalam Hukum mungkin tersentak mendengar Yesus mengatakan bahwa seorang Samaria dapat menjadi sesama yang lebih baik daripada seorang imam dan seorang Lewi. Jelaslah, Yesus sedang membantu pria itu untuk memperluas jangkauan kasihnya kepada sesama. Orang Kristen pun mengasihi dengan cara seperti itu. Perhatikan siapa saja yang dirangkul oleh kasih mereka.

Kasih di Dalam Keluarga

4. Di mana seorang Kristen pertama-tama harus memperlihatkan kasih?

4 Orang Kristen mengasihi anggota keluarganya—istri mengasihi suaminya, suami mengasihi istrinya, orang-tua mengasihi anak-anaknya. (Pengkhotbah 9:9; Efesus 5:33; Titus 2:4) Memang, ikatan kasih alami didapati di banyak keluarga. Akan tetapi, laporan tentang kandasnya perkawinan, penganiayaan terhadap teman hidup, dan penelantaran atau penganiayaan terhadap anak-anak memperlihatkan bahwa dewasa ini keluarga berada di bawah tekanan, dan rasa kekeluargaan yang alami mungkin tidak cukup untuk menyatukan keluarga. (2 Timotius 3:1-3) Untuk benar-benar menyukseskan kehidupan keluarga mereka, orang Kristen perlu memperlihatkan jenis kasih yang dimiliki Yehuwa dan Yesus.—Efesus 5:21-27.

5. Kepada siapa orang-tua berpaling untuk memperoleh bantuan dalam membesarkan anak-anak, dan hasil apa yang dituai banyak orang-tua?

5 Orang-tua Kristen memandang anak-anak mereka sebagai harta yang dipercayakan Yehuwa, dan mereka berpaling kepada Allah untuk membantu mereka membesarkan anak-anak itu. (Mazmur 127:3-5; Amsal 22:6) Dengan demikian, mereka memupuk kasih Kristen, yang membantu mereka melindungi anak-anak dari pengaruh merusak yang sering menjerat kaum muda. Sebagai hasilnya, banyak orang-tua Kristen merasakan sukacita seperti halnya seorang ibu di Belanda. Setelah menyaksikan pembaptisan putranya—salah seorang dari 575 orang yang dibaptis di Belanda tahun lalu—ia menulis surat sebagai berikut, ”Saat ini, investasi saya selama 20 tahun telah terbayar lunas. Semua waktu dan energi—berikut kepedihan, upaya, dan kesedihan—sekarang terlupakan.” Alangkah senangnya saudari ini karena putranya, atas kehendaknya sendiri, memilih untuk melayani Yehuwa. Puncak 31.089 penyiar yang melapor di Belanda tahun lalu mencakup banyak orang yang belajar dari orang-tua mereka untuk mengasihi Yehuwa.

6. Bagaimana kasih Kristen punya andil dalam menguatkan ikatan perkawinan?

6 Paulus menyebut kasih sebagai ”ikatan pemersatu yang sempurna” dan kasih dapat mempertahankan ikatan perkawinan meski dilanda masa-masa sulit. (Kolose 3:14, 18, 19; 1 Petrus 3:1-7) Ketika seorang pria di Rurutu, sebuah pulau kecil sekitar 700 kilometer dari Tahiti, mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa, istrinya sangat menentang. Akhirnya, sang istri membawa anak-anak, meninggalkan suaminya, dan pindah ke Tahiti. Namun, pria ini memperlihatkan kasihnya dengan tetap mengirimi istrinya uang secara teratur dan menelepon untuk menanyakan apakah ada hal-hal yang dibutuhkan oleh istri dan anak-anaknya. Dengan demikian, ia berupaya sebaik-baiknya untuk memenuhi tanggung jawab Kristennya. (1 Timotius 5:8) Ia terus berdoa agar keluarganya dapat berkumpul kembali, dan akhirnya istrinya pulang. Sewaktu mereka berkumpul lagi, ia memperlakukan istrinya dengan ”kasih, ketekunan, watak yang lembut”. (1 Timotius 6:11) Pada tahun 1998, ia dibaptis dan sangat bersukacita karena istrinya bersedia belajar Alkitab. Pengajaran Alkitab itu adalah salah satu dari 1.351 pengajaran yang dipimpin di wilayah kepengawasan kantor cabang Tahiti tahun lalu.

7. Menurut seorang pria di Jerman, apa yang memperkuat perkawinannya?

7 Di Jerman, seorang pria menentang istrinya yang berminat akan kebenaran Alkitab dan yakin bahwa Saksi-Saksi Yehuwa ingin mengelabui istrinya. Akan tetapi, belakangan ia menulis surat kepada Saksi yang pertama kali mengunjungi istrinya, ”Terima kasih karena telah memperkenalkan istri saya kepada Saksi-Saksi Yehuwa. Pada mulanya, saya khawatir karena saya mendengar begitu banyak kabar yang jelek-jelek tentang Saksi. Tetapi sekarang, setelah menghadiri perhimpunan bersama istri saya, saya sadar bahwa saya keliru. Saya tahu bahwa saya sedang mendengarkan kebenaran, dan kebenaran itu sangat memperkuat perkawinan kami.” Ke-162.932 Saksi Yehuwa di Jerman—dan 1.773 Saksi di kepulauan di bawah kepengawasan kantor cabang Tahiti—mencakup banyak keluarga yang dipersatukan dalam kasih.

Kasih bagi Saudara-Saudari Kristen Kita

8, 9. (a) Siapa yang mengajar kita untuk mengasihi saudara-saudari kita, dan bentuk perbuatan apa saja yang digerakkan oleh kasih? (b) Berilah contoh bagaimana kasih dapat menggerakkan saudara-saudara untuk saling menolong.

8 Paulus berkata kepada jemaat Kristen Tesalonika, ”Kamu sendiri diajar Allah untuk saling mengasihi.” (1 Tesalonika 4:9) Ya, orang-orang yang ”diajar oleh Yehuwa” saling mengasihi. (Yesaya 54:13) Kasih mereka dinyatakan dengan perbuatan, seperti yang Paulus perlihatkan sewaktu ia mengatakan, ”Melalui kasih, bekerjalah bagaikan budak seorang bagi yang lain.” (Galatia 5:13; 1 Yohanes 3:18) Mereka berbuat demikian, misalnya, dengan mengunjungi saudara-saudari yang sakit, menganjurkan yang depresi, dan mendukung yang lemah. (1 Tesalonika 5:14) Kasih Kristen kita yang murni turut berperan dalam pertumbuhan firdaus rohani kita.

9 Di Sidang Ancón—salah satu dari 544 sidang di Ekuador—saudara-saudara memperlihatkan kasih mereka melalui perbuatan. Suatu krisis ekonomi merenggut pekerjaan dan sumber penghasilan mereka, maka para penyiar memutuskan untuk mencari uang dengan berdagang makanan kepada nelayan setempat yang pulang setelah melaut semalaman. Setiap orang ikut bekerja sama, termasuk anak-anak. Mereka mulai memasak pada pukul 1.00 dini hari agar hidangan siap disajikan pada pukul 4.00 pagi saat para nelayan kembali. Uang yang terkumpul oleh saudara-saudara dibagikan di antara mereka sesuai dengan kebutuhan. Upaya tolong-menolong ini mencerminkan kasih Kristen yang murni.

10, 11. Bagaimana kita dapat memperlihatkan kasih kepada saudara-saudara yang tidak kita kenal secara pribadi?

10 Akan tetapi, kasih kita tidak terbatas pada orang Kristen yang kita kenal secara pribadi. Rasul Petrus berkata, ”Kasihilah segenap persekutuan saudara-saudara.” (1 Petrus 2:17) Kita mengasihi semua saudara-saudari karena mereka semua adalah sesama penyembah Allah Yehuwa. Masa-masa krisis dapat membuka kesempatan untuk memperlihatkan kasih ini. Misalnya, pada tahun dinas 2000, banjir bandang melanda Mozambik, dan perang sipil yang berkepanjangan di Angola membuat banyak orang jatuh melarat. Sejumlah besar dari antara 31.725 saudara di Mozambik dan 41.222 saudara di Angola terkena dampak peristiwa-peristiwa ini. Namun, Saksi-Saksi di negara tetangga mereka, Afrika Selatan, mengirimkan sejumlah besar bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan saudara-saudari mereka di negeri-negeri itu. Kesediaan untuk menyumbangkan ”kelebihan” mereka kepada saudara-saudari yang berkekurangan memperlihatkan kasih mereka.—2 Korintus 8:8, 13-15, 24.

11 Kasih juga tampak sewaktu saudara-saudari di banyak negeri turut mendukung pembangunan Balai Kerajaan dan Balai Kebaktian di negeri-negeri yang kurang makmur. Misalnya, di Kepulauan Solomon. Meskipun terjadi banyak pergolakan, Kepulauan Solomon mengalami pertambahan sebesar 6 persen dalam jumlah penyiar pada tahun lalu, dengan puncak 1.697. Mereka membutuhkan Balai Kebaktian. Meskipun banyak penduduk pulau lari ke luar negeri, para relawan datang dari Australia untuk membantu konstruksi balai. Akhirnya, para relawan itu harus pergi, namun mereka sempat melatih saudara-saudara setempat untuk merampungkan fondasi. Kerangka baja pracetak untuk balai dikapalkan dari Australia, dan rampungnya bangunan ibadat yang bagus ini—sementara banyak proyek pembangunan yang macet—akan menjadi kesaksian yang bagus tentang nama Yehuwa dan kasih saudara-saudari.

Seperti Allah, Kita Mengasihi Dunia

12. Bagaimana kita meniru Yehuwa dalam hal sikap kita terhadap orang-orang yang tidak seiman?

12 Apakah kasih kita terbatas pada keluarga dan persaudaraan kita? Tidak, bila kita adalah ”peniru Allah”. Yesus mengatakan, ”Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Efesus 5:1; Yohanes 3:16) Seperti Allah Yehuwa, kita bertindak dengan penuh kasih terhadap semua orang—termasuk orang-orang yang tidak seiman dengan kita. (Lukas 6:35, 36; Galatia 6:10) Khususnya dalam hal ini, kita memberitakan kabar baik Kerajaan dan memberi tahu orang lain tentang perbuatan kasih Allah yang mulia bagi mereka. Ini dapat menghasilkan keselamatan bagi semua orang yang mau mendengarkan.—Markus 13:10; 1 Timotius 4:16.

13, 14. Sebutkan beberapa pengalaman saudara-saudara yang memperlihatkan kasih kepada orang-orang non-Saksi, bahkan dengan pengorbanan pribadi yang besar.

13 Perhatikanlah empat rohaniwan perintis istimewa di Nepal. Mereka ditugaskan ke sebuah kota di bagian barat daya negeri itu, dan selama lima tahun terakhir, mereka telah memperlihatkan kasih lewat kesabaran mereka dalam memberikan kesaksian di kota dan di desa-desa sekitarnya. Untuk mengerjakan daerah penugasan, mereka sering kali bersepeda berjam-jam di bawah suhu lebih dari 40 derajat Celcius. Kasih dan ’ketekunan dalam melakukan apa yang baik’ telah membuahkan hasil-hasil yang bagus ketika sebuah kelompok pelajaran buku sidang terbentuk di salah satu desa itu. (Roma 2:7) Pada bulan Maret 2000, 32 orang hadir untuk mendengarkan khotbah umum yang disampaikan oleh pengawas wilayah yang berkunjung. Nepal mencapai puncak sebanyak 430 penyiar tahun lalu—kenaikan 9 persen. Jelaslah, Yehuwa memberkati kegairahan dan kasih saudara-saudari di negeri itu.

14 Di Kolombia, para perintis istimewa sementara sedang mengabar di antara suku Indian Wayuu. Untuk itu, mereka perlu mempelajari bahasa baru, tetapi minat mereka yang pengasih berbuah ketika, 27 orang menghadiri sebuah khotbah umum meski diguyur hujan deras. Kegairahan yang pengasih seperti yang diperlihatkan para perintis ini turut menciptakan kenaikan sebesar 5 persen di Kolombia dan puncak penyiar sebesar 107.613. Di Denmark, seorang saudari lanjut usia ingin membagikan kabar baik kepada orang lain, tetapi ia cacat. Dengan penuh tekad, ia menghubungi para peminat melalui surat. Sekarang ini, ia berkorespondensi dengan 42 orang dan memimpin 11 pengajaran Alkitab. Saudari ini termasuk dalam angka puncak penyiar sebesar 14.885 yang melaporkan kegiatannya di Denmark tahun lalu.

Kasihi Musuh Saudara

15, 16. (a) Berdasarkan kata-kata Yesus, seberapa luaskah seharusnya jangkauan kasih kita? (b) Bagaimana saudara-saudara pengemban tanggung jawab berurusan secara pengasih dengan seseorang yang menyatakan tuduhan palsu terhadap Saksi-Saksi Yehuwa?

15 Yesus memberi tahu pria yang ahli dalam Hukum bahwa seorang Samaria dapat dipandang sebagai sesama. Dalam Khotbahnya di Gunung, Yesus bahkan mengatakan demikian, ”Kamu mendengar bahwa telah dikatakan, ’Engkau harus mengasihi sesamamu dan membenci musuhmu.’ Akan tetapi, aku mengatakan kepadamu: Teruslah kasihi musuh-musuhmu dan berdoalah bagi orang-orang yang menganiaya kamu; agar kamu menjadi putra-putra Bapakmu yang di surga.” (Matius 5:43-45) Bahkan meski ditentang, kita berupaya untuk ’terus menaklukkan apa yang jahat dengan apa yang baik’. (Roma 12:19-21) Sedapat mungkin, kita membagikan kepadanya milik kita yang paling berharga, kebenaran.

16 Di Ukraina, sebuah artikel dalam surat kabar Kremenchuk Herald menyebut Saksi-Saksi Yehuwa sebagai sekte yang berbahaya. Pemberitaan ini tidak dapat dibiarkan, karena di Eropa beberapa pihak berbuat demikian terhadap Saksi-Saksi Yehuwa guna mempersuasi masyarakat agar kegiatan Saksi-Saksi dibatasi atau dilarang. Oleh karena itu, dilakukan pendekatan kepada editor surat kabar itu, memohon agar artikel itu diralat. Ia setuju, tetapi sewaktu artikel ralat itu terbit, ia mengeluarkan suatu pernyataan bahwa artikel yang semula didasarkan pada fakta-fakta. Jadi, saudara-saudara pengemban tanggung jawab kembali menghadap sang editor, kali ini dengan membawa lebih banyak informasi. Akhirnya, editor itu menyadari bahwa artikel yang mula-mula adalah keliru, dan ia menerbitkan pembatalan pernyataan. Keterusterangan dan kebaikan hati dalam berurusan dengan sang editor merupakan cara pengasih untuk mengatasi situasinya, dan itu membuahkan hasil yang baik.

Bagaimana Kita Dapat Memupuk Kasih?

17. Apa yang memperlihatkan bahwa tidak selalu mudah untuk bertindak dengan penuh kasih kepada orang lain?

17 Ketika seorang bayi lahir, orang-tuanya langsung jatuh hati padanya. Menjalin hubungan kasih dengan orang dewasa tidak selalu bisa sespontan itu. Kemungkinan, itulah sebabnya mengapa Alkitab berulang-kali memerintahkan kita untuk saling mengasihi—dan itu harus selalu kita upayakan. (1 Petrus 1:22; 4:8; 1 Yohanes 3:11) Yesus tahu bahwa kasih kita akan diuji ketika ia mengatakan bahwa kita hendaknya mengampuni saudara kita ”sampai tujuh puluh tujuh kali”. (Matius 18:21, 22) Paulus pun mendesak kita agar ’terus bersabar seorang terhadap yang lain’. (Kolose 3:12, 13) Tidak heran kita diperintahkan, ”Kejarlah kasih”! (1 Korintus 14:1) Bagaimana kita dapat melakukannya?

18. Apa yang dapat membantu kita memupuk kasih terhadap orang lain?

18 Pertama, kita dapat selalu mencamkan kasih yang kita miliki kepada Allah Yehuwa. Kasih ini merupakan daya pendorong yang kuat untuk mengasihi sesama kita. Mengapa? Karena jika kita melakukannya, hal ini merupakan cerminan yang bagus dari Bapak surgawi kita dan hal ini mendatangkan kemuliaan serta pujian bagi-Nya. (Yohanes 15:8-10; Filipi 1:9-11) Kedua, kita dapat berupaya untuk melihat segala sesuatu seperti cara Yehuwa melihatnya. Setiap kali kita berdosa, kita berdosa terhadap Yehuwa; namun, berulang-kali Ia mengampuni kita dan terus mengasihi kita. (Mazmur 86:5; 103:2, 3; 1 Yohanes 1:9; 4:18) Jika kita memupuk pandangan Yehuwa, kita akan siap mengasihi orang lain dan mengampuni kesalahannya terhadap kita. (Matius 6:12) Ketiga, kita dapat memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin mereka memperlakukan kita. (Matius 7:12) Karena tidak sempurna, kita sering kali membutuhkan pengampunan. Misalnya, bila kata-kata kita menyinggung perasaan orang lain, kita berharap agar mereka mengingat bahwa setiap orang berdosa dengan lidahnya dari waktu ke waktu. (Yakobus 3:2) Jika kita ingin agar orang lain memperlakukan kita dengan penuh kasih, kita pun harus memperlakukan mereka dengan penuh kasih pula.

19. Bagaimana kita dapat mencari bantuan roh kudus dalam memupuk kasih?

19 Keempat, kita dapat mencari bantuan roh kudus karena kasih adalah bagian dari buah-buah roh. (Galatia 5:22, 23) Persahabatan, rasa kekeluargaan, dan cinta asmara sering kali muncul secara spontan. Tetapi, kita membutuhkan bantuan roh Yehuwa untuk memupuk kasih yang Yehuwa miliki, kasih yang merupakan ikatan pemersatu yang sempurna. Kita dapat mencari bantuan roh kudus dengan membaca Alkitab yang terilham. Misalnya, jika kita mempelajari kehidupan Yesus, kita akan melihat bagaimana ia berurusan dengan orang lain, dan kita dapat belajar untuk menirunya. (Yohanes 13:34, 35; 15:12) Selanjutnya, kita dapat memohonkan roh kudus dari Yehuwa, khususnya dalam situasi-situasi yang menyulitkan kita untuk bertindak secara pengasih. (Lukas 11:13) Akhirnya, kita dapat terus mengejar kasih dengan tetap dekat dengan sidang Kristen. Berada bersama saudara dan saudari membantu kita memupuk kasih.—Amsal 13:20.

20, 21. Pertunjukan kasih yang luar biasa apa yang Saksi-Saksi Yehuwa lakukan pada tahun dinas 2000?

20 Tahun lalu, terdapat puncak 6.035.564 penyiar kabar baik di seluas dunia. Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan total 1.171.270.425 jam untuk mencari orang-orang guna menceritakan kabar baik kepada mereka. Kasihlah yang membuat mereka rela menanggung cuaca panas, hujan, dan hawa dingin seraya mereka melakukan pekerjaan ini. Kasihlah yang mendorong mereka untuk berbicara kepada teman sekolah serta rekan sekerja dan untuk mendekati orang yang tak dikenal di jalan-jalan serta di lokasi-lokasi lain. Banyak orang yang dikunjungi Saksi-Saksi bersikap apatis, ada pula yang menentang. Akan tetapi, ada juga yang memperlihatkan minat, sehingga 433.454.049 kunjungan kembali dapat dilakukan, dan 4.766.631 pengajaran Alkitab dipimpin. *

21 Ini semua benar-benar memperlihatkan kasih yang dimiliki Saksi-Saksi Yehuwa bagi Allah mereka dan sesama mereka! Kasih itu tidak akan pernah mendingin. Kita yakin bahwa di tahun dinas 2001, kita akan melihat kesaksian diberikan lebih besar lagi kepada umat manusia. Semoga berkat Yehuwa senantiasa menyertai para penyembah-Nya yang loyal dan bergairah seraya mereka ’melangsungkan semua urusan mereka dengan kasih’!—1 Korintus 16:14.

[Catatan Kaki]

^ par. 20 Untuk perincian selengkapnya tentang Laporan Tahun Dinas 2000, lihat bagan di halaman 18-21.

Dapatkah Saudara Menjelaskan?

• Siapa yang kita tiru sewaktu kita mengasihi sesama?

• Seberapa luaskah seharusnya jangkauan kasih kita?

• Pengalaman apa saja yang memperlihatkan kasih Kristen?

• Bagaimana kita dapat memupuk kasih Kristen?

[Pertanyaan Pelajaran]

[Tabel di hlm. 18-21]

LAPORAN TAHUN DINAS 2000 DARI SAKSI-SAKSI YEHUWA SEDUNIA

(Lihat publikasi tercetak)

[Gambar di hlm. 15]

Kasih Kristen dapat memelihara ikatan keluarga

[Gambar di hlm. 17]

Kasih menggerakkan kita untuk membagikan harapan kita kepada orang lain