Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Orang Tua, Lindungilah Milik Pusaka Kalian yang Berharga

Orang Tua, Lindungilah Milik Pusaka Kalian yang Berharga

Orang Tua, Lindungilah Milik Pusaka Kalian yang Berharga

”Hikmat adalah untuk perlindungan . . . Hikmat membuat para pemiliknya terpelihara hidup.”​—PENGKHOTBAH 7:12.

1. Mengapa orang tua hendaknya memandang anak mereka sebagai pemberian?

ORANG TUA melahirkan ke dunia ini seorang manusia baru yang memiliki ciri-ciri fisik dan kepribadian yang mirip dengan mereka. Alkitab menyebut anak-anak sebagai ”milik pusaka dari Yehuwa”. (Mazmur 127:3) Karena Ia adalah Pemberi Kehidupan yang sejati, Yehuwa sebenarnya mempercayakan kepada orang tua apa yang sesungguhnya adalah milik-Nya. (Mazmur 36:9) Orang tua, bagaimana kalian memandang pemberian dari Allah yang begitu berharga ini?

2. Apa tanggapan Manoah ketika mendengar bahwa ia akan menjadi seorang ayah?

2 Tentulah, pemberian itu harus diterima dengan kerendahan hati dan penghargaan. Lebih dari 3.000 tahun yang silam, seorang pria Israel bernama Manoah menanggapi dengan sikap demikian sewaktu istrinya diberi tahu oleh malaikat bahwa ia akan melahirkan seorang anak. Ketika mendengar kabar baik itu, Manoah berdoa, ”Maafkan aku, Yehuwa. Abdi dari Allah yang benar itu yang baru saja engkau utus, biarlah kiranya ia datang lagi kepada kami dan mengajar kami mengenai apa yang harus kami lakukan kepada anak yang akan lahir itu.” (Hakim 13:8) Orang tua, apa yang dapat kalian pelajari dari teladan Manoah?

Mengapa Bantuan Ilahi Dibutuhkan Sekarang

3. Mengapa bantuan Allah dalam membesarkan anak khususnya dibutuhkan dewasa ini?

3 Terlebih lagi sekarang, orang tua membutuhkan bantuan Yehuwa dalam membesarkan anak mereka. Alasannya? Setan si Iblis dan para malaikatnya telah dicampakkan dari surga ke bumi. ”Celaka bagi bumi,” Alkitab memperingatkan, ”sebab si Iblis telah turun kepadamu dengan kemarahan yang besar, karena ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit.” (Penyingkapan 12:7-9, 12) ”Seperti singa yang mengaum,” jelas Alkitab, Setan sedang ”berupaya melahap orang”. (1 Petrus 5:8) Singa biasanya mengincar mangsa yang paling lemah, sering kali yang muda. Maka, orang tua Kristen yang bijaksana berpaling kepada Yehuwa guna memperoleh pengarahan untuk melindungi anak mereka. Seberapa besar upaya yang sedang kalian kerahkan untuk melakukannya?

4. (a) Apa yang pasti dilakukan orang tua sewaktu mengetahui ada singa berkeliaran di dekat rumah? (b) Apa yang anak-anak butuhkan agar terlindung?

4 Jika Saudara tahu bahwa seekor singa sedang berkeliaran di dekat rumah, kepedulian Saudara yang utama ialah bagaimana melindungi anak Saudara. Setan adalah pemangsa. Ia berupaya merusak umat Allah, sehingga membuat mereka tidak layak untuk mendapat perkenan Allah. (Ayub 2:​1-7; 1 Yohanes 5:​19) Anak-anak adalah sasaran empuk. Untuk luput dari jerat-jerat si Iblis, anak-anak harus mengenal dan menaati Yehuwa. Pengetahuan Alkitab sangat penting. ”Ini berarti kehidupan abadi,” kata Yesus, ”bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” (Yohanes 17:3) Selain itu, anak-anak membutuhkan hikmat​—kesanggupan untuk memahami dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Karena ”hikmat membuat para pemiliknya terpelihara hidup”, kalian orang tua perlu menanamkan kebenaran dalam hati anak kalian. (Pengkhotbah 7:​12) Bagaimana caranya?

5. (a) Bagaimana hikmat dapat ditanamkan? (b) Bagaimana Amsal melukiskan pentingnya hikmat?

5 Saudara dapat​—dan seharusnya​—membacakan Firman Allah kepada anak Saudara. Tetapi, untuk membantu mereka mengasihi dan menaati Yehuwa, membacakan saja tidak cukup​—mereka harus memiliki pemahaman. Sebagai ilustrasi: Seorang anak mungkin diberi tahu untuk tidak menyeberang jalan sebelum melihat ke kiri dan ke kanan. Namun, ada anak yang tidak taat. Mengapa? Barangkali konsekuensi tertabrak mobil kurang sering dijelaskan atau dengan cara yang kurang menandaskan bahayanya dalam diri sang anak, sehingga hal itu tidak mengatasi ”kebodohan” yang dapat menyebabkan kecelakaan. Menanamkan hikmat membutuhkan waktu, serta banyak kesabaran. Tetapi, betapa berharga hikmat itu! ”Jalan-jalannya adalah jalan-jalan kesenangan,” kata Alkitab, ”dan semua jalannya adalah kedamaian. Ia adalah pohon kehidupan bagi mereka yang berpegang padanya, dan mereka yang terus berpegang erat padanya akan disebut berbahagia.”​—Amsal 3:​13-​18; 22:15.

Pengajaran yang Menanamkan Hikmat

6. (a) Mengapa anak-anak sering bertindak tidak bijaksana? (b) Perang apa yang sedang berlangsung?

6 Anak-anak sering bertindak keliru, bukan karena mereka belum diajarkan apa yang benar, tetapi karena ajaran itu belum mencapai hati mereka—manusia batiniah mereka. Si Iblis sedang mengobarkan perang untuk merebut hati kaum muda. Ia bersiasat untuk memastikan agar mereka terkena pengaruh yang tidak saleh dari dunianya. Ia juga mencoba mengeksploitasi kecenderungan berdosa yang mereka warisi untuk melakukan hal-hal buruk. (Kejadian 8:21; Mazmur 51:5) Orang tua perlu menyadari bahwa ada perang yang sedang berkobar untuk merebut hati anak mereka.

7. Mengapa tidak cukup sekadar memberi tahu seorang anak tentang apa yang benar atau salah?

7 Orang tua biasanya memberi tahu seorang anak apa yang benar dan salah, lalu mengira bahwa mereka telah mengajarnya prinsip moral tertentu. Mereka mungkin mengatakan kepada sang anak bahwa mencuri, berdusta, dan berhubungan seks dengan siapa pun yang bukan teman hidupnya adalah perbuatan yang salah. Akan tetapi, sang anak perlu memiliki motivasi yang lebih kuat untuk taat daripada sekadar karena orang tua mengatakan begitu. Larangan itu adalah hukum-hukum Yehuwa. Sang anak hendaknya belajar bahwa menaati perintah-perintah Allah adalah haluan hikmat.​—Amsal 6:​16-​19; Ibrani 13:4.

8. Pengajaran seperti apa yang dapat membantu anak-anak bertindak dengan bijaksana?

8 Kerumitan alam semesta, keanekaragaman makhluk hidup, perubahan musim​—semua ini dapat membantu seorang anak menyadari keberadaan Pencipta yang mahabijaksana. (Roma 1:​20; Ibrani 3:4) Selain itu, sang anak harus diajar bahwa Allah mengasihi dia dan telah membuat penyelenggaraan melalui korban Putra-Nya untuk memberi dia kehidupan kekal dan bahwa dia dapat membuat Allah bahagia dengan menaati apa yang Ia katakan. Dengan demikian, kemungkinan besar akan timbul keinginan dalam diri sang anak untuk melayani Yehuwa, meskipun si Iblis berupaya menghentikannya.​—Amsal 22:6; 27:11; Yohanes 3:16.

9. (a) Apa yang dibutuhkan untuk memberikan ajaran yang menyelamatkan kehidupan? (b) Para ayah diperintahkan untuk melakukan apa, dan hal ini mencakup apa?

9 Bentuk pengajaran yang melindungi seorang anak dan memotivasi dia untuk melakukan apa yang benar membutuhkan waktu, perhatian, dan perencanaan. Hal itu mengharuskan orang tua untuk menerima pengarahan dari Allah. Alkitab mengatakan, ”Kamu, bapak-bapak, . . . teruslah besarkan [anak kalian] dengan disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa.” (Efesus 6:4) Apa artinya itu? ”Pengaturan-mental”, dalam bahasa asli Yunani, mengandung gagasan ”menaruh pikiran ke dalam”. Maka, pada dasarnya, para ayah didesak untuk menaruh pikiran Allah ke dalam diri anak mereka. Sungguh besar perlindungan yang dihasilkannya bagi anak-anak! Jika pikiran Allah, cara berpikir-Nya, tertanam dalam pikiran anak-anak, mereka terlindung dari perbuatan salah.

Hasrat yang Dimotivasi oleh Kasih

10. Untuk mengajar anak Saudara dengan efektif, hal penting apa yang perlu Saudara ketahui?

10 Akan tetapi, agar keinginan Saudara untuk membesarkan anak dengan patut dapat dipenuhi, upaya Saudara perlu digerakkan oleh kasih. Faktor yang penting ialah komunikasi yang baik. Cari tahulah apa yang sedang dialami anak Saudara dan apa sudut pandangnya. Dalam suasana yang santai, anjurkan anak Saudara untuk berbicara. Adakalanya, Saudara mungkin kaget dengan apa yang ia katakan. Berhati-hatilah agar tidak bereaksi berlebihan. Sebaliknya, dengarkan dengan kepedulian yang simpatik.

11. Bagaimana orang tua dapat menaruh pikiran Allah dalam diri seorang anak?

11 Memang, Saudara mungkin telah membacakan kepada anak Saudara hukum-hukum Allah dalam Alkitab yang melarangkan amoralitas seksual, bahkan membacakannya beberapa kali. (1 Korintus 6:​18; Efesus 5:5) Hal ini mungkin telah menandaskan kepada anak Saudara tentang apa yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan Yehuwa. Akan tetapi, untuk menaruh pikiran-Nya dalam diri seorang anak, dibutuhkan lebih dari itu. Anak-anak perlu dibantu untuk bernalar tentang pentingnya hukum-hukum Yehuwa. Mereka perlu diyakinkan bahwa hukum-hukum-Nya adalah benar dan baik dan bahwa menaati hukum itu adalah hal yang patut dan pengasih untuk dilakukan. Hanya jika Saudara bertukar pikiran dengan anak Saudara dari Alkitab sehingga mereka menerima sudut pandangan Allah, barulah dapat dikatakan bahwa Saudara telah menaruh pikiran-Nya dalam diri mereka.

12. Bagaimana orang tua dapat membantu anaknya memperoleh pandangan yang patut mengenai hubungan seks?

12 Sewaktu berbicara tentang seks, Saudara dapat bertanya, ”Menurutmu, apakah menaati hukum Yehuwa untuk tidak berhubungan seks sebelum menikah akan merampas kebahagiaan seseorang?” Anjurkan anak Saudara untuk menjelaskan jawabannya. Setelah mengulas penyelenggaraan Allah yang menakjubkan untuk menghasilkan seorang anak, Saudara dapat bertanya, ”Menurutmu, apakah Allah kita yang pengasih akan membuat hukum-hukum untuk merampas kebahagiaan hidup kita? Atau, apakah menurutmu hukum-hukum-Nya ditetapkan untuk membuat kita bahagia dan untuk melindungi kita?” (Mazmur 119:1, 2; Yesaya 48:17) Cari tahulah apa yang anak Saudara pikirkan tentang hal ini. Kemudian, Saudara dapat memberikan contoh-contoh tentang bagaimana amoralitas seksual telah mengakibatkan kepedihan hati dan masalah. (2 Samuel 13:1-33) Dengan bertukar pikiran bersama anak Saudara sehingga ia memahami dan menerima pandangan Allah, Saudara telah banyak berperan dalam menaruh pikiran Allah ke dalam dirinya. Akan tetapi, ada hal lain yang dapat Saudara lakukan.

13. Pemahaman apa yang khususnya dapat memotivasi seorang anak untuk menaati Yehuwa?

13 Saudara hendaknya tidak hanya mengajarkan anak Saudara konsekuensi karena tidak menaati Yehuwa tetapi juga menjelaskan bagaimana Yehuwa secara pribadi dipengaruhi oleh cara kita hidup. Perlihatkan dari Alkitab kepada anak Saudara bahwa kita dapat membuat hati Yehuwa pedih apabila kita tidak melakukan kehendak-Nya. (Mazmur 78:41) Saudara dapat bertanya, ”Mengapa kamu tidak mau menyakiti Yehuwa?” dan menjelaskan, ”Musuh Allah, Setan, mengatakan bahwa kita melayani Yehuwa karena alasan yang mementingkan diri dan bukan karena kita mengasihi-Nya.” Lalu, jelaskan bahwa dengan terus berintegritas, Ayub membuat hati Allah bersukacita, dengan demikian memberikan jawaban atas tuduhan Setan yang penuh dusta. (Ayub 1:​9-​11; 27:5) Anak Saudara perlu memahami bahwa cara ia bertingkah laku dapat membuat Yehuwa sedih atau senang. (Amsal 27:11) Pelajaran ini dan banyak pelajaran penting lainnya dapat diajarkan kepada anak-anak dengan menggunakan buku Belajarlah dari sang Guru Agung. *

Hasil yang Memuaskan

14, 15. (a) Pelajaran mana dari buku Guru yang telah memotivasi anak-anak? (b) Apa saja hasil baik yang Saudara peroleh dengan menggunakan buku ini? (Lihat juga  kotak pada halaman 18-19.)

14 Seorang kakek di Kroasia yang membaca buku Guru bersama cucu lelakinya yang berusia tujuh tahun menulis bahwa cucunya memberi tahu dia demikian, ”Mama menyuruhku melakukan sesuatu, tapi aku tidak mau. Lalu, aku ingat pasal ’Ketaatan akan Melindungimu’, maka aku kembali dan memberi tahu Mama bahwa aku akan taat kepadanya.” Mengenai pasal ”Alasan Kita Tidak Boleh Berdusta”, sepasang suami istri di Florida, AS, mengatakan, ”Pasal itu memuat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong anak-anak untuk membuka hati mereka dan mengakui kesalahan-kesalahan yang tadinya enggan mereka akui.”

15 Buku Guru memuat lebih dari 230 gambar, dan ada keterangan, atau uraian, untuk tiap-tiap gambar atau kelompok gambar. ”Putra saya sering terpaku pada sebuah gambar dan tidak mau halamannya dibalik,” kata seorang ibu dengan penuh penghargaan. ”Gambar-gambarnya tidak hanya menarik tetapi mengandung pelajaran, atau setidaknya membuat sang anak mengajukan pertanyaan. Mengenai gambar seorang anak yang sedang menonton televisi di kamar yang gelap, putra saya bertanya, ’Ma, anak itu sedang apa?’ dengan nada yang menunjukkan bahwa ia tahu ada yang tidak beres.” Keterangan gambarnya berbunyi, ”Siapa yang dapat melihat segala sesuatu yang kita lakukan?”

Pendidikan yang Sangat Penting untuk Masa Sekarang

16. Apa yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak dewasa ini, dan mengapa?

16 Anak-anak perlu mengetahui penggunaan yang pantas dan tidak pantas dari bagian-bagian tubuh mereka yang bersifat pribadi. Namun, membicarakan hal ini tidak selalu mudah. Seorang kolumnis surat kabar berkomentar bahwa ia dibesarkan pada suatu era manakala menyebutkan kata-kata yang memaksudkan organ-organ seksual dianggap tidak sopan. Sehubungan dengan mengajar anak-anaknya, ia menulis, ”Saya harus mengatasi perasaan risi saya.” Sesungguhnya, apabila orang tua menghindari topik seks karena risi, hal itu tidak melindungi seorang anak. Para pelaku penganiayaan seksual memanfaatkan keluguan seorang anak. Buku Belajarlah dari sang Guru Agung membahas pokok itu dengan cara yang sehat dan bermartabat. Memberikan informasi tentang seks kepada anak-anak tidak akan merampas kepolosan dan kemurnian mereka, tetapi justru dapat mencegah hal itu terjadi.

17. Bagaimana buku Guru membantu orang tua mengajar anak mereka tentang seks?

17 Di pasal 10, sewaktu membahas tentang malaikat-malaikat fasik yang datang ke bumi dan menghasilkan anak-anak, sang anak ditanya, ”Apa yang kamu ketahui tentang hubungan seks?” Buku itu memberikan jawaban yang sederhana dan bermartabat. Kemudian, pasal 32 menjelaskan bagaimana anak-anak dapat dilindungi dari pemangsa seksual. Banyak surat yang melaporkan bahwa pengajaran itu sangat penting. Seorang ibu menulis, ”Minggu lalu, ketika putra saya, Javan, pergi ke dokter spesialis anak, sang dokter menanyakan apakah kami telah membahas dengannya tentang penggunaan yang patut dari bagian-bagian tubuhnya yang bersifat pribadi. Ia sangat terkesan bahwa kami sudah melakukannya dengan menggunakan buku baru kita.”

18. Bagaimana buku Guru membahas pemberian salut kepada lambang-lambang nasional?

18 Pasal lain membahas kisah Alkitab tentang ketiga pemuda Ibrani yakni Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, yang menolak membungkuk kepada sebuah patung yang mewakili Negara Babilon. (Daniel 3:​1-​30) Ada yang mungkin tidak melihat keterkaitan antara menyembah patung dengan memberikan salut kepada bendera, seperti yang diperlihatkan dalam buku Guru itu. Akan tetapi, perhatikan apa yang dikatakan penulis Edward Gaffney dalam sebuah wawancara oleh majalah U.S. Catholic. Ia mengatakan bahwa sewaktu putrinya pulang setelah hari pertamanya di sekolah negeri, dan bercerita bahwa ia telah diajarkan sebuah ”doa baru di sekolah”, ia meminta putrinya untuk mengulangi hal itu kepadanya. ”Ia menyilangkan tangan kanannya ke dada,” kata Gaffney, ”dan dengan bangga mulai berkata, ’Saya bersumpah untuk setia kepada bendera . . . ’” Ia melanjutkan, ”Seketika itu juga, saya tersadar. Saksi-Saksi Yehuwa memang benar. Ada aspek ibadat nasional yang sedang digalakkan di sekolah-sekolah kita pada tahap yang sangat dini​—keloyalan yang mutlak dan tanpa batas.”

Upaya yang Tidak Sia-Sia

19. Apa saja upahnya karena mengajar anak-anak?

19 Sebenarnya, upaya Saudara dalam mengajar anak-anak tidak akan sia-sia. Seorang ibu di Kansas, AS, tergugah sampai menangis sewaktu ia menerima surat dari putranya. Putranya menulis, ”Aku merasa sangat beruntung karena dibesarkan dengan cara yang membuatku mantap dan lengkap secara emosi. Mama dan Papa memang layak dipuji.” (Amsal 31:28) Buku Belajarlah dari sang Guru Agung dapat membantu lebih banyak lagi orang tua untuk mengajar anak-anak sehingga mereka dapat melindungi milik pusaka yang berharga ini.

20. Apa yang hendaknya selalu diingat orang tua, dan bagaimana hal itu seharusnya mempengaruhi mereka?

20 Anak kita layak mendapat semua waktu, perhatian, dan upaya yang dapat kita berikan kepada mereka. Masa muda mereka sangat singkat. Manfaatkan sebaik-baiknya setiap kesempatan untuk bergaul bersama mereka dan membantu mereka. Saudara tidak akan pernah menyesalinya. Mereka akan mengasihi Saudara. Ingatlah selalu, anak Saudara adalah pemberian Allah kepada Saudara. Mereka benar-benar milik pusaka yang berharga! (Mazmur 127:3-5) Jadi, perlakukanlah mereka sebagaimana layaknya, seolah-olah Saudara bertanggung jawab kepada Allah atas cara Saudara membesarkan mereka karena kenyataannya, Saudara memang harus bertanggung jawab kepada Allah.

[Catatan Kaki]

^ par. 13 Diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Lihat pasal 40, ”Cara Menyenangkan Allah.”

Apa Jawaban Saudara?

• Mengapa para orang tua teristimewa sekarang ini perlu melindungi anak mereka?

• Bentuk pengajaran apa yang menanamkan hikmat?

• Soal penting apa saja yang perlu dibahas bersama anak Saudara dewasa ini?

• Bagaimana buku Guru telah membantu orang tua mengajar anak mereka?

[Pertanyaan Pelajaran]

[Kotak/Gambar di hlm. 18, 19]

 Buku untuk Setiap Orang

Buku Belajarlah dari sang Guru Agung disusun guna membantu para orang tua atau orang dewasa lainnya untuk membacakan dan membahas ajaran Yesus Kristus bersama anak-anak. Namun, orang dewasa yang telah membaca sendiri buku ini mengungkapkan penghargaan yang tulus atas apa yang telah mereka pelajari.

Seorang pria di Texas, AS, mengatakan, ”Buku Belajarlah dari sang Guru Agung sederhana namun sangat menggugah dan memotivasi, tidak soal berapa usia kita​—bahkan bagi orang seumur saya, 76 tahun. Terima kasih banyak, dari seseorang yang telah melayani Yehuwa sejak muda.”

Seorang pembaca dari London, Inggris, melaporkan, ”Gambar-gambarnya yang bagus pasti memikat hati orang tua dan juga anak-anak. Pertanyaan-pertanyaan dan formatnya mengagumkan, dan soal-soal yang peka dibahas dengan cara yang sangat bagus, seperti di pasal 32, ’Bagaimana Yesus Dilindungi.’” Ia mengakhiri, ”Meskipun buku ini pasti disusun terutama untuk anak-anak dari Saksi-Saksi Yehuwa, saya yakin para guru dan orang lain akan sangat senang memilikinya. Saya sudah tidak sabar untuk menggunakannya pada bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang.”

Seorang wanita dari Massachusetts, AS, mengomentari banyaknya ”gambar yang dipikirkan dengan matang”. Ia menyatakan, ”Saya mengamati bahwa meskipun buku ini disusun untuk anak-anak, pokok yang dibahas juga dapat membantu kita orang dewasa untuk memikirkan hubungan pribadi kita dengan Yehuwa.”

”Wah! Buku yang luar biasa menakjubkan!” seru seorang wanita dari Maine, AS. ”Buku ini bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk kita semua sebagai anak-anak Allah. Buku ini telah menyentuh batin saya dan menggugah emosi saya lalu menenteramkannya, sehingga ada kedamaian. Saya merasa begitu dekat dengan Yehuwa sebagai Bapak saya. Ia telah membawa pergi semua kepedihan yang menimpa saya selama bertahun-tahun dan telah menyatakan maksud-tujuan-Nya dengan jelas.” Wanita ini mengakhiri, ”Saya berkata kepada setiap orang, ’Ayo baca buku ini.’”

Seorang wanita dari Kyoto, Jepang, melaporkan bahwa sewaktu ia membacakan buku ini kepada cucu-cucunya, mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti, ”’Anak laki-laki itu sedang apa? Kenapa anak perempuan ini dimarahi? Sedang apa ibu ini? Sedang apa singa ini?’ Buku ini mengajarkan hal-hal yang kita minati, maka saya sangat menyukainya melebihi buku mana pun yang bisa saya temukan di perpustakaan.”

Seorang ayah di Calgary, Kanada, mengatakan bahwa segera setelah ia menerima buku ini, ia mulai membacakannya kepada putrinya yang berusia enam tahun dan putranya yang berusia sembilan tahun. ”Tanggapan mereka pada saat itu luar biasa,” lapornya. ”Anak-anak saya terus menyimak dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya secara spontan. Mereka merasa dilibatkan dalam pelajaran itu, dan ini memberi mereka kesempatan untuk mengutarakan diri. Mereka jadi bersemangat, dan putri saya mengatakan bahwa ia ingin belajar dari buku baru ini setiap malam.”

Seusai suatu pelajaran, sang ayah mengatakan, ”Saya dan putra saya berbicara selama berjam-jam mengenai Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya. Ia memiliki begitu banyak pertanyaan dari buku ini. Air mata saya berlinang sewaktu ia mengucapkan selamat malam dan meminta, ’Nanti kita belajar lagi ya, Pa? Aku punya banyak sekali pertanyaan, dan aku ingin tahu semuanya tentang Yehuwa.’”

[Gambar di hlm. 15]

Orang tua, apa yang dapat kalian pelajari dari teladan Manoah?

[Gambar di hlm. 16]

Anak-anak, apa yang dapat kalian pelajari dari teladan ketiga pemuda Ibrani?

[Gambar di hlm. 17]

Gambar dan keterangan dalam buku ”Guru” adalah alat bantu pengajaran yang ampuh

Dusta apa yang Ananias katakan kepada Petrus?

Siapa yang dapat melihat segala sesuatu yang kita lakukan?