Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Tetaplah Berada dalam Kasih Allah!

Tetaplah Berada dalam Kasih Allah!

Tetaplah Berada dalam Kasih Allah!

”Saudara-saudara yang kukasihi, . . . tetaplah berada dalam kasih Allah, . . . sambil menatap kehidupan abadi.”​—YUDAS 20, 21.

1, 2. Bagaimana Saudara dapat tetap berada dalam kasih Allah?

YEHUWA begitu mengasihi dunia umat manusia sehingga Ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan agar orang-orang yang memperlihatkan iman akan dia dapat memperoleh kehidupan abadi. (Yohanes 3:16) Merasakan kasih tersebut sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa! Jika Saudara seorang hamba Yehuwa, Saudara tentu ingin menikmati kasih itu selama-lamanya.

2 Yudas sang murid menyingkapkan caranya Saudara dapat tetap berada dalam kasih Allah. ”Dengan membangun dirimu di atas imanmu yang paling kudus, dan berdoa dengan roh kudus,” tulis Yudas, ”tetaplah berada dalam kasih Allah, seraya kamu menunggu belas kasihan Tuan kita, Yesus Kristus, sambil menatap kehidupan abadi.” (Yudas 20, 21) Dengan mempelajari Firman Allah dan memberitakan kabar baik, Saudara dibantu untuk membangun diri di atas ’iman yang paling kudus’—ajaran-ajaran Kristen. Agar tetap berada dalam kasih Allah, Saudara harus berdoa ”dengan roh kudus”, atau di bawah pengaruhnya. Untuk memperoleh berkat berupa kehidupan abadi, Saudara juga harus memperlihatkan iman akan korban tebusan Yesus Kristus.​—1 Yohanes 4:10.

3. Mengapa beberapa orang bukan lagi Saksi-Saksi Yehuwa?

3 Beberapa orang yang pernah memiliki iman tidak tetap berada dalam kasih Allah. Karena memilih untuk menempuh haluan yang berdosa, mereka bukan lagi Saksi-Saksi Yehuwa. Apa yang dapat Saudara lakukan agar tidak sampai mengalami hal itu? Dengan merenungkan pokok-pokok berikut, Saudara bisa dibantu untuk menghindari dosa dan tetap berada dalam kasih Allah.

Pertunjukkan Kasih Saudara kepada Allah

4. Seberapa pentingkah ketaatan kepada Allah?

4 Perlihatkan kasih Saudara kepada Allah dengan menaati Dia. (Matius 22:37) ”Inilah arti kasih akan Allah,” tulis rasul Yohanes, ”yaitu bahwa kita menjalankan perintah-perintahnya; meskipun demikian perintah-perintahnya tidak membebani.” (1 Yohanes 5:3) Dengan membiasakan diri menaati Allah, Saudara dapat memiliki kekuatan untuk menolak godaan dan dapat bersukacita. Sang pemazmur berkata, ”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang-orang fasik, . . . tetapi kesenangannya ialah hukum Yehuwa.”—Mazmur 1:1, 2.

5. Kasih kepada Yehuwa akan menggugah Saudara untuk melakukan apa?

5 Kasih kepada Yehuwa akan menggugah Saudara untuk tidak melakukan dosa serius yang mendatangkan celaan atas nama-Nya. ”Jangan beri aku kemiskinan ataupun kekayaan,” doa Agur. ”Biarlah aku melahap makanan yang ditetapkan bagiku, agar aku tidak menjadi kenyang lalu menyangkal engkau serta berkata, ’Siapakah Yehuwa?’ dan agar aku tidak jatuh miskin lalu mencuri serta menyerang nama Allahku.” (Amsal 30:1, 8, 9) Bertekadlah untuk tidak ’menyerang nama Allah’ dengan mendatangkan celaan atas Dia. Sebaliknya, berjuanglah senantiasa untuk melakukan apa yang benar yang mendatangkan kemuliaan bagi-Nya.—Mazmur 86:12.

6. Apa yang bisa terjadi jika Saudara sengaja berbuat dosa?

6 Berdoalah secara teratur memohon bantuan Bapak surgawi Saudara yang pengasih untuk menolak godaan melakukan dosa. (Matius 6:13; Roma 12:12) Teruslah ikuti nasihat Allah sehingga doa-doa Saudara tidak terhalang. (1 Petrus 3:7) Seandainya Saudara sengaja berbuat dosa, konsekuensinya bisa sangat tragis, sebab untuk orang-orang yang suka memberontak, Yehuwa secara kiasan menghalangi jalan menuju diri-Nya seolah-olah dengan kumpulan awan sehingga doa mereka tidak dapat menembus. (Ratapan 3:42-44) Jadi, bersikaplah rendah hati, dan berdoalah agar Saudara tidak sampai melakukan apa pun yang membuat Saudara tidak dapat menghampiri Allah dalam doa.—2 Korintus 13:7.

Perlihatkan Kasih kepada Putra Allah

7, 8. Bagaimana seseorang dapat dibantu menolak haluan yang berdosa dengan mengindahkan nasihat Yesus?

7 Pertunjukkan kasih kepada Yesus Kristus dengan menaati perintah-perintahnya, karena hal itu akan membantu Saudara menolak haluan yang berdosa. ”Jika kamu menjalankan perintah-perintahku,” kata Yesus, ”kamu akan tetap dalam kasihku, sebagaimana aku sudah menjalankan perintah-perintah Bapak dan tetap dalam kasihnya.” (Yohanes 15:10) Bagaimana hal itu dapat membantu Saudara tetap berada dalam kasih Allah?

8 Dengan memperhatikan kata-kata Yesus, Saudara dapat dibantu mempertahankan integritas moral. Hukum Allah kepada Israel menyatakan, ”Jangan berzina.” (Keluaran 20:14) Tetapi, Yesus menyingkapkan prinsip di balik perintah itu dengan mengatakan, ”Setiap orang yang terus memandang seorang wanita sehingga mempunyai nafsu terhadap dia sudah berbuat zina dengan dia dalam hatinya.” (Matius 5:27, 28) Rasul Petrus mengatakan bahwa beberapa orang di sidang abad pertama memiliki ’mata yang penuh perzinaan’ dan mereka ”memikat jiwa-jiwa yang tidak teguh”. (2 Petrus 2:14) Namun, tidak seperti mereka, Saudara bisa menghindari dosa seksual jika Saudara mengasihi dan menaati Allah serta Kristus dan bertekad menjaga hubungan Saudara dengan mereka.

Biarkan Roh Yehuwa Membimbing Saudara

9. Mengenai roh kudus, apa yang bisa terjadi apabila seorang berkanjang dalam dosa?

9 Berdoalah memohon roh kudus Allah, dan biarkan roh itu menuntun Saudara. (Lukas 11:13; Galatia 5:19-25) Jika Saudara berkanjang dalam dosa, Allah bisa mengambil roh-Nya dari Saudara. Setelah Daud berdosa sehubungan dengan Bat-syeba, ia memohon kepada Allah, ”Janganlah membuang aku dari hadapanmu; dan janganlah ambil roh kudusmu dari diriku.” (Mazmur 51:11) Karena berdosa dan tidak bertobat, Raja Saul memang kehilangan roh Allah. Saul berdosa karena mempersembahkan korban bakaran dan tidak membinasakan kambing-domba, ternak, dan raja orang Amalek. Setelah itu, Yehuwa mengambil roh kudus-Nya dari Saul.—1 Samuel 13:1-14; 15:1-35; 16:14-23.

10. Mengapa Saudara harus menolak bahkan niat untuk mempraktekkan dosa?

10 Tolaklah bahkan niat untuk mempraktekkan dosa. ”Jika kita mempraktekkan dosa dengan sengaja setelah menerima pengetahuan yang saksama tentang kebenaran,” tulis rasul Paulus, ”tidak akan ada lagi korban bagi dosa.” (Ibrani 10:26-31) Sungguh tragis jika Saudara sampai melakukan dosa hingga taraf itu!

Pertunjukkan Kasih Sejati kepada Orang Lain

11, 12. Bagaimana kasih dan respek akan mencegah seseorang melakukan perbuatan seksual yang tercela?

11 Kasih kepada sesama manusia akan mencegah Saudara melakukan perbuatan seksual yang tercela. (Matius 22:39) Kasih demikian akan mendorong Saudara untuk menjaga hati sehingga Saudara tidak tergoda untuk mencuri kasih sayang teman hidup orang lain. Hal itu dapat mengarah kepada dosa perzinaan. (Amsal 4:23; Yeremia 4:14; 17:9, 10) Tirulah Ayub yang lurus hati, yang tidak membiarkan dirinya memperhatikan wanita mana pun selain istrinya.—Ayub 31:1.

12 Respek akan kesucian perkawinan dapat membantu Saudara menghindari dosa serius. Dalam maksud-tujuan Allah, perkawinan yang terhormat dan hubungan seks seharusnya adalah sarana untuk menghasilkan keturunan. (Kejadian 1:26-28) Ingatlah bahwa organ-organ seks berkaitan dengan kehidupan, yang adalah suci. Para pezina dan pelaku percabulan tidak taat kepada Allah, merendahkan hubungan seks, tidak merespek kesucian perkawinan, dan berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri. (1 Korintus 6:18) Tetapi, kasih kepada Allah dan sesama disertai ketaatan kepada Allah akan membuat seseorang menjauhi tingkah laku yang dapat membuatnya dipecat dari sidang Kristen.

13. Dalam arti apa orang yang amoral ”membinasakan hal-hal bernilai”?

13 Kita perlu membuang pikiran-pikiran yang berdosa sehingga tidak menyakiti hati orang-orang yang kita kasihi. ”Ia yang berteman dengan pelacur membinasakan hal-hal bernilai,” kata Amsal 29:3. Seorang pezina yang tidak bertobat menghancurkan hubungannya dengan Allah dan merusak ikatan keluarga. Istrinya kini memiliki dasar untuk bercerai. (Matius 19:9) Tidak soal yang berbuat salah itu suami atau istri, perceraian dapat sangat memedihkan hati teman hidup yang tidak bersalah, anak-anak, serta orang-orang lain. Tidakkah Saudara setuju bahwa karena mengetahui betapa merusaknya dampak perbuatan amoral, kita seharusnya tergerak untuk menolak godaan?

14. Pelajaran apa tentang perbuatan salah yang dapat diperoleh dari Amsal 6:30-35?

14 Fakta bahwa tidak ada cara apa pun yang bisa mengganti kerugian akibat perzinaan seharusnya mendorong seseorang untuk menghindari tindakan yang benar-benar mementingkan diri ini. Amsal 6:30-35 memperlihatkan bahwa orang mungkin saja bersimpati kepada pencuri yang mencuri karena ia lapar, namun mereka memandang hina pezina karena motifnya buruk. Ia ”membinasakan jiwanya [atau, kehidupannya] sendiri”. Di bawah Hukum Musa, ia harus dihukum mati. (Imamat 20:10) Orang yang berzina menyakiti hati orang lain hanya demi memuaskan nafsunya, dan pezina yang tidak bertobat tidak tetap berada dalam kasih Allah tetapi dikeluarkan dari sidang Kristen yang bersih.

Pertahankan Hati Nurani yang Bersih

15. Bagaimana kondisi hati nurani yang ”diselar”?

15 Agar tetap berada dalam kasih Allah, kita tidak bisa membiarkan hati nurani kita menjadi tidak peka terhadap dosa. Jelaslah, kita tidak boleh menerima standar moral dunia yang bejat, dan kita perlu berhati-hati mengenai apa dan siapa yang kita pilih sebagai teman bergaul, bahan bacaan, serta hiburan. Paulus memperingatkan, ”Pada masa-masa yang akan datang akan ada orang-orang yang jatuh dari iman, memberikan perhatian kepada ucapan-ucapan terilham yang menyesatkan dan ajaran hantu-hantu, melalui kemunafikan orang-orang yang menyampaikan dusta, yang hati nuraninya telah diselar.” (1 Timotius 4:1, 2) Hati nurani yang ”diselar” itu bagaikan daging yang terkena besi yang membara lalu tertutup oleh jaringan mati sehingga mati rasa. Hati nurani seperti itu tidak lagi memperingatkan kita untuk menjauhi orang murtad dan situasi yang bisa menyebabkan kita jatuh dari iman.

16. Mengapa penting sekali memiliki hati nurani yang bersih?

16 Keselamatan kita bergantung pada apakah kita memiliki hati nurani yang bersih. (1 Petrus 3:21) Melalui iman kita akan darah Yesus yang dicurahkan, hati nurani kita telah dibersihkan dari perbuatan-perbuatan mati, ”sehingga kita dapat memberikan dinas suci kepada Allah yang hidup”. (Ibrani 9:13, 14) Jika kita sengaja berbuat dosa, hati nurani kita akan tercemar dan kita bukan lagi umat yang bersih dan layak melayani Allah. (Titus 1:15) Tetapi dengan bantuan Yehuwa, kita bisa memiliki hati nurani yang bersih.

Cara-Cara Lain Menghindari Perbuatan Salah

17. Apa manfaatnya ”mengikuti Yehuwa dengan sepenuhnya”?

17 ’Ikutilah Yehuwa dengan sepenuhnya’, seperti yang dilakukan Kaleb dari Israel kuno. (Ulangan 1:34-36) Lakukan apa yang Allah minta dari Saudara, dan jangan sekali-kali mempertimbangkan untuk mengambil bagian dari ”meja hantu-hantu”. (1 Korintus 10:21) Tolaklah kemurtadan. Dengan penuh penghargaan, santaplah makanan rohani yang tersedia hanya di meja Yehuwa, maka Saudara tidak bakal disesatkan oleh guru-guru palsu atau kumpulan roh yang fasik. (Efesus 6:12; Yudas 3, 4) Pusatkanlah perhatian pada hal-hal rohani, seperti belajar Alkitab, berhimpun, dan berdinas. Saudara pasti akan berbahagia jika Saudara mengikuti Yehuwa sepenuhnya dan mempunyai banyak hal untuk dilakukan dalam pekerjaan Tuan.—1 Korintus 15:58.

18. Bagaimana rasa takut kepada Yehuwa akan mempengaruhi tingkah laku Saudara?

18 Bertekadlah untuk ’memberikan dinas suci kepada Allah dengan rasa takut yang saleh dan hormat’. (Ibrani 12:28) Rasa takut yang penuh hormat kepada Yehuwa akan memotivasi Saudara untuk menampik segala haluan yang menyimpang. Hal itu akan membantu Saudara bertingkah laku selaras dengan nasihat Petrus kepada rekan-rekannya yang terurap, ”Jika kamu berseru kepada Bapak yang menghakimi dengan tidak berat sebelah berdasarkan perbuatan masing-masing, hendaklah perilakumu disertai perasaan takut selama kamu menjadi penduduk asing.”—1 Petrus 1:17.

19. Mengapa Saudara hendaknya senantiasa menerapkan apa yang Saudara pelajari dari Firman Allah?

19 Teruslah terapkan apa yang Saudara pelajari dari Firman Allah. Hal ini akan membantu Saudara menghindari dosa serius karena Saudara akan termasuk di antara ”orang-orang yang matang, yaitu yang karena penerapan telah terlatih daya pemahamannya untuk membedakan apa yang benar maupun yang salah”. (Ibrani 5:14) Jangan ceroboh dalam tutur kata dan tindakan, tetapi waspadalah selalu agar Saudara berjalan sebagai orang yang berhikmat, ”membeli semua waktu yang ada” pada hari-hari yang fasik ini. ”Teruslah pahami apa kehendak Yehuwa”, dan teruslah lakukan kehendak Allah itu.—Efesus 5:15-17; 2 Petrus 3:17.

20. Mengapa kita harus menghindari keinginan akan milik orang lain?

20 Tepislah jauh-jauh keinginan yang tamak akan milik orang lain. Satu di antara Sepuluh Hukum berbunyi, ”Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini istri sesamamu, ataupun budak laki-lakinya ataupun budak perempuannya ataupun lembu jantannya ataupun keledainya ataupun apa pun milik sesamamu.” (Keluaran 20:17) Hukum ini melindungi milik seseorang, entah itu rumah, istri, budak, binatang, dan sebagainya. Tetapi, yang terpenting adalah pernyataan Yesus bahwa keinginan akan milik orang lain menajiskan seseorang.—Markus 7:20-23.

21, 22. Langkah-langkah pencegahan apa yang bisa diambil seorang Kristen agar tidak sampai berdosa?

21 Ambillah langkah-langkah pencegahan agar keinginan tidak sampai menyebabkan kita berdosa. Yakobus sang murid menulis, ”Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa; selanjutnya apabila dosa telah terlaksana, ia akan menghasilkan kematian.” (Yakobus 1:14, 15) Sebagai contoh, jika seseorang pernah memiliki problem dengan minuman beralkohol, ia mungkin memutuskan agar tidak ada minuman beralkohol di rumahnya. Untuk menghindari godaan menyangkut lawan jenis, seorang Kristen mungkin perlu mengganti lokasi pekerjaan atau mencari pekerjaan lain.—Amsal 6:23-28.

22 Hindarilah bahkan langkah pertama menuju dosa. Menggoda lawan jenis dan memikirkan gagasan amoral dapat mengakibatkan percabulan atau perzinaan. Mengucapkan dusta kecil bisa membuat seseorang berani mengucapkan dusta besar sehingga menjadi praktek dosa. Pencurian kecil-kecilan bisa menumpulkan hati nurani seseorang hingga ia mulai mencuri dalam skala besar. Sedikit saja mentoleransi gagasan murtad bisa menjadi langkah pertama menuju kemurtadan besar-besaran.—Amsal 11:9; Penyingkapan 21:8.

Bagaimana jika Saudara Telanjur Berdosa?

23, 24. Penghiburan apa yang bisa diperoleh dari 2 Tawarikh 6:29, 30 dan Amsal 28:13?

23 Tidak ada manusia yang sempurna. (Pengkhotbah 7:20) Tetapi, jika Saudara telanjur melakukan dosa serius, Saudara bisa terhibur oleh doa Raja Salomo pada penahbisan bait Yehuwa. Salomo berdoa kepada Allah, ”Doa apa pun, permohonan apa pun untuk belas kasihan yang disampaikan oleh seseorang atau oleh segenap umatmu, Israel, karena mereka masing-masing mengetahui tulahnya sendiri dan rasa sakitnya sendiri; apabila ia menadahkan tangannya menghadap ke rumah ini, kiranya engkau mendengar dari surga, tempat tinggalmu, dan ampunilah serta balaskanlah kepada setiap orang sesuai dengan segala jalannya, karena engkau mengetahui hatinya (sebab engkau saja yang benar-benar mengetahui hati putra-putra manusia).”—2 Tawarikh 6:29, 30.

24 Ya, Allah mengetahui hati kita dan Ia suka mengampuni. Amsal 28:13 mengatakan, ”Ia yang menutupi pelanggaran-pelanggarannya tidak akan berhasil, tetapi ia yang mengakui dan meninggalkannya akan mendapat belas kasihan.” Dengan bertobat, mengakui dosa, dan meninggalkannya, kita bisa menerima belas kasihan Allah. Namun, jika keadaan rohani Saudara sedang lemah, apa lagi yang dapat membantu Saudara untuk tetap berada dalam kasih Allah?

Apa Jawaban Saudara?

• Bagaimana kita dapat tetap berada dalam kasih Allah?

• Bagaimana kasih kepada Allah dan Kristus membantu kita menolak haluan yang berdosa?

• Mengapa kasih sejati kepada orang lain mencegah kita melakukan perbuatan seksual yang tercela?

• Apa beberapa cara untuk menghindari perbuatan salah?

[Pertanyaan Pelajaran]

[Gambar di hlm. 21]

Yudas memperlihatkan kepada kita caranya tetap berada dalam kasih Allah

[Gambar di hlm. 23]

Perceraian dapat sangat memedihkan hati teman hidup yang tidak bersalah serta anak-anak

[Gambar di hlm. 24]

Seperti Kaleb, apakah Saudara bertekad untuk ”mengikuti Yehuwa dengan sepenuhnya”?

[Gambar di hlm. 25]

Berdoalah secara teratur memohon bantuan untuk menolak godaan