Langsung ke konten

Langsung ke daftar isi

Seperti Apakah Surga Itu?

Seperti Apakah Surga Itu?

Seperti Apakah Surga Itu?

BEBERAPA orang berpendapat bahwa mustahil untuk tahu tentang surga karena tidak seorang pun pernah turun dari sana untuk memberi tahu kita tentang hal itu. Mungkin mereka lupa bahwa Yesus mengatakan, ”Aku telah turun dari surga.” (Yohanes 6:38) Kepada beberapa pemimpin agama, ia juga mengatakan, ”Kamu dari alam di bawah; aku dari alam di atas.” (Yohanes 8:23) Apa yang Yesus katakan tentang surga?

Yesus menegaskan bahwa surga adalah tempat tinggal Yehuwa. Ia menyebut Allah ”Bapakku yang ada di surga”.​—Matius 12:50.

Meskipun manusia sudah meneliti langit dengan teleskop yang canggih dan beberapa orang sudah pergi ke luar angkasa, apa yang Alkitab katakan terbukti benar, ”Tidak seorang pun pernah melihat Allah.” (Yohanes 1:18) Yesus menjelaskan alasannya ketika ia mengatakan, ”Allah adalah Roh.”​—Yohanes 4:24.

Roh adalah bentuk kehidupan yang lebih tinggi daripada manusia. Roh tidak terbuat dari bahan fisik, seperti daging dan darah, yang bisa dilihat dan dirasakan oleh indra manusia. Jadi, ketika Yesus berkata bahwa ia sebelumnya tinggal di sisi Bapaknya di ”surga”, maksudnya adalah ia memiliki bentuk kehidupan yang lebih mulia daripada bentuk kehidupan fisik mana pun. (Yohanes 17:5; Filipi 3:20, 21) Alam roh tempat Yesus sebelumnya tinggal bersama Bapaknya inilah yang Alkitab sebut ”surga”. Seperti apakah surga itu? Apa yang terjadi di sana?

Tempat Aktivitas yang Menyenangkan

Alkitab menggambarkan surga sebagai tempat yang sarat aktivitas. Alkitab menyebut tentang ratusan juta makhluk roh yang setia yang tinggal di sana. (Daniel 7:9, 10) Setiap makhluk roh ini mempunyai kepribadiannya sendiri-sendiri. Bagaimana kita mengetahuinya? Dari semua ciptaan yang kelihatan, tidak ada dua makhluk hidup yang persis sama, maka kita bisa yakin bahwa di surga pun ada banyak keanekaragaman. Yang luar biasa, semua makhluk roh ini bekerja sama dalam persatuan, dan ini sangat kontras dengan keadaan di bumi sekarang, di mana jarang ada orang-orang yang bisa bekerja sama dengan baik.

Perhatikan bagaimana Alkitab menggambarkan aktivitas di surga. ”Agungkanlah Yehuwa, hai, malaikat-malaikatnya, yang memiliki kekuatan yang perkasa, yang melaksanakan firmannya, dengan mendengarkan suara firmannya. Agungkanlah Yehuwa, hai, bala tentaranya, hai, pelayan-pelayannya, yang melakukan kehendaknya.” (Mazmur 103:20, 21) Jadi, ada banyak pekerjaan yang sedang dilakukan di surga. Kita bisa yakin bahwa pekerjaan tersebut memuaskan.

Para malaikat telah melayani dengan bahagia untuk waktu yang sangat lama, bahkan sebelum bumi diciptakan. Menurut Alkitab, ketika Yehuwa meletakkan dasar bumi, putra-putra Allah ”bersorak bersama-sama dengan gembira” dan ”mulai bersorak menyatakan pujian”. (Ayub 38:4, 7) Salah satu putra surgawi Allah bahkan diberi hak istimewa untuk bekerja bersama Allah dalam menciptakan semua hal lain. (Kolose 1:15-17) Uraian yang menarik tentang aktivitas yang menyenangkan di surga ini mungkin menimbulkan pertanyaan dalam benak Anda tentang surga dan umat manusia.

Apakah Manusia Ditetapkan untuk Pergi ke Surga?

Karena para malaikat melayani Allah di surga sebelum dasar bumi diletakkan, pria dan wanita pertama jelas tidak diciptakan untuk menambah populasi surga. Sebaliknya, Allah berkata kepada pasangan manusia pertama itu, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi.” (Kejadian 1:28; Kisah 17:26) Adam adalah yang pertama dari bentuk kehidupan yang baru di bumi, yang sanggup mengenal dan melayani Allah dengan setia. Ia dimaksudkan menjadi bapak dari ras manusia yang tinggal di bumi. ”Mengenai langit, langit adalah milik Yehuwa, tetapi bumi telah diberikannya kepada putra-putra manusia.”​—Mazmur 115:16.

Orang-orang pada umumnya tidak mau mati; kematian bukan hal yang wajar bagi manusia. Kepada Adam, Allah hanya menyebutkan kematian sebagai hukuman atas ketidaktaatan. Seandainya Adam taat, ia tidak akan pernah mati.​—Kejadian 2:17; Roma 5:12.

Maka, tidak heran bahwa Allah tidak mengatakan apa pun kepada Adam soal pergi ke surga. Jadi, bumi bukan tempat uji coba untuk menentukan apakah orang-orang memenuhi syarat untuk hidup di surga. Manusia diciptakan untuk hidup selama-lamanya di bumi, dan maksud-tujuan Allah itu masih akan digenapi. Alkitab berjanji bahwa ”orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya”. (Mazmur 37:29) Jelaslah, manusia pada mulanya tidak dimaksudkan untuk pergi ke surga. Lalu, mengapa Yesus menjanjikan kehidupan surgawi kepada rasul-rasulnya? Apakah Yesus memaksudkan bahwa semua orang baik akan pergi ke surga?