Yehuwa Menghibur Kita Saat Mengalami Kesengsaraan

Yehuwa Menghibur Kita Saat Mengalami Kesengsaraan

”Allah segala penghiburan . . . menghibur kami dalam semua kesengsaraan kami.”​—2 KOR. 1:3, 4.

NYANYIAN: 38, 56

1, 2. Bagaimana Yehuwa menghibur kita saat kita mengalami masalah, dan apa yang Dia janjikan dalam Alkitab?

SEORANG saudara muda yang masih lajang sedang memikirkan kata-kata di 1 Korintus 7:28. Ayat itu berkata bahwa yang menikah ”akan mengalami kesengsaraan dalam daging mereka”. Lalu, saudara itu bertanya kepada penatua yang sudah menikah dan berpengalaman, ”Kalau saya menikah, ’kesengsaraan’ apa yang akan saya alami, dan bagaimana cara mengatasinya?” Sebelum menjawab pertanyaan itu, sang penatua meminta saudara ini untuk memikirkan kata-kata Rasul Paulus yang menyatakan bahwa Yehuwa adalah ”Allah segala penghiburan, yang menghibur kami dalam semua kesengsaraan kami”.​—2 Kor. 1:3, 4

2 Kita tahu bahwa Bapak kita, Yehuwa, menyayangi kita dan siap menghibur kita saat mengalami masalah. Saudara mungkin ingat sewaktu Yehuwa mendukung dan membimbing Saudara melalui kata-kata di Alkitab. Yakinlah bahwa Yehuwa ingin agar Saudara mendapatkan yang terbaik. Itulah yang Dia lakukan bagi hamba-hamba-Nya di masa lalu.​—Baca Yeremia 29:11, 12.

3. Pertanyaan apa yang akan kita jawab?

3 Biasanya, kita bisa lebih mudah menghadapi kesengsaraan jika kita tahu penyebabnya. Jadi, mengapa masalah bisa muncul dalam perkawinan atau keluarga kita? Dan, teladan siapa dari Alkitab ataupun dari zaman sekarang yang bisa menghibur kita? Mari kita cari jawabannya agar kita bisa bertekun menghadapi kesengsaraan.

MASALAH DALAM PERKAWINAN

4, 5. Masalah apa yang mungkin dialami suami istri?

4 Setelah menciptakan wanita pertama, Yehuwa membawa dia kepada pria pertama, dan wanita itu menjadi istrinya. Lalu Yehuwa berkata, ”Seorang pria akan meninggalkan bapaknya dan ibunya dan ia harus berpaut pada istrinya dan mereka harus menjadi satu daging.” (Kej. 2:24) Memang, kita semua sekarang tidak sempurna. (Rm. 3:23) Akibatnya, ketika seorang pria dan wanita menikah, mereka akan menghadapi masalah. Sebagai contoh, biasanya sebelum menikah, seorang wanita mematuhi pengarahan orang tuanya. Tapi, Alkitab mengatakan bahwa setelah menikah, kepala dari wanita adalah pria. (1 Kor. 11:3) Awalnya, mungkin tidak mudah bagi sang suami untuk memberi pengarahan kepada istrinya. Sang istri pun mungkin sulit menerima pengarahan dari suaminya, dan bukan dari orang tuanya. Selain itu, ketika baru menikah, suami atau istri mungkin tidak cocok dengan mertua dan ipar mereka, dan ini bisa menjadi masalah.

5 Coba pikirkan juga perasaan suami istri ketika mereka tahu bahwa sang istri hamil. Kemungkinan, mereka sangat senang tapi juga khawatir. Mereka mungkin berpikir apakah semuanya akan berjalan lancar dan apakah bayinya akan lahir dengan sehat. Selain itu, biaya hidup mereka pasti bertambah dan setelah anak itu lahir, perlu ada penyesuaian baru. Misalnya, sang ibu akan sering mengurus bayinya. Jadi, suami istri mungkin tidak punya banyak waktu untuk satu sama lain seperti dulu. Sang ayah juga punya lebih banyak tanggung jawab, karena harus memenuhi kebutuhan istri dan anaknya.

6-8. Kemungkinan, bagaimana perasaan suami istri yang tidak bisa punya anak?

6 Pasangan lain mempunyai masalah yang berbeda. Mereka benar-benar ingin punya anak tapi tidak bisa. Sewaktu sang istri tidak bisa hamil, dia mungkin sangat sedih. (Ams. 13:12) Pada zaman Alkitab, menikah dan mempunyai anak sangat penting bagi wanita. Itulah mengapa istri Yakub, Rakhel, sangat tertekan karena tidak bisa punya anak padahal kakaknya bisa. (Kej. 30:1, 2) Sekarang, di beberapa negeri, banyak orang menganggap bahwa mempunyai banyak anak itu sangat penting. Para utusan injil yang tinggal di negeri-negeri itu sering ditanya mengapa mereka tidak punya anak. Bahkan setelah sang utusan injil memberitahukan alasannya dengan jelas, beberapa tetap berkata, ”Oh, nanti kami doakan ya.”

7 Coba pikirkan contoh lain. Seorang saudari di Inggris sangat ingin punya anak. Tapi, sewaktu tahu bahwa dia tidak bisa punya anak di sistem ini, hatinya pun hancur. Lalu, dia dan suaminya memutuskan untuk mengadopsi anak. Tapi kadang, dia masih merasa sedih. Dia berkata, ”Memang beda rasanya mengadopsi dengan punya anak sendiri.”

8 Alkitab berkata bahwa seorang wanita ”akan terlindung dengan melahirkan anak”. (1 Tim. 2:15) Tapi, ini tidak berarti bahwa seorang wanita pasti mendapat kehidupan abadi jika dia punya anak. Jadi, apa maksud ayat ini? Seorang ibu rumah tangga akan sangat sibuk mengurus anak dan rumah. Jadi, dia tidak punya banyak waktu untuk bergosip atau mencampuri urusan orang lain. (1 Tim. 5:13) Meski begitu, dia tidak kebal dari masalah perkawinan dan keluarga.

Jika teman hidup meninggal, apa saja yang bisa menghibur kita? (Lihat paragraf 9, 12)

9. Kesengsaraan apa lagi yang mungkin dialami suami istri?

9 Kesengsaraan lain yang mungkin dialami suami istri adalah kematian teman hidup. Ada yang mungkin berpikir bahwa mereka tidak akan mengalaminya. Tapi, banyak dari antara mereka harus merasakan kesengsaraan ini. Orang-orang Kristen sangat terhibur karena yakin dengan janji kebangkitan. (Yoh. 5:28, 29) Yehuwa, yang adalah Bapak kita, memberikan banyak janji dalam Alkitab untuk menghibur kita saat mengalami kesengsaraan. Sekarang, mari kita lihat bagaimana Yehuwa menghibur dan membantu umat-Nya.

TERHIBUR SAAT SENGSARA

10. Apa yang membuat Hana terhibur? (Lihat gambar di awal artikel.)

10 Coba bayangkan istri tersayang Elkana, Hana, yang ingin punya anak tapi tidak bisa. Sedangkan, istri kedua suaminya, Penina, punya banyak anak. (Baca 1 Samuel 1:4-7.) Yang lebih parah, Penina mengejek Hana ”tahun demi tahun” karena dia mandul. Perasaan Hana sangat terluka. Jadi, apa yang dia lakukan? Dia berdoa kepada Yehuwa. Hana bahkan pergi ke rumah Yehuwa dan berdoa lama sekali. Dia meminta seorang putra dari Yehuwa, dan dia yakin akan dibantu. Setelah berdoa, dia merasa lebih lega dan ”mukanya tidak lagi menunjukkan kecemasan”. (1 Sam. 1:12, 17, 18) Dia yakin bahwa Yehuwa akan memberinya seorang putra atau menghiburnya dengan cara lain.

11. Mengapa doa bisa menghibur kita?

11 Karena tidak sempurna dan hidup di dunia Setan, kita masih akan mengalami masalah. (1 Yoh. 5:19) Tapi, kita bisa berdoa kepada Yehuwa yang adalah ”Allah segala penghiburan”. Itulah yang Hana lakukan. Dia mencurahkan perasaannya kepada Yehuwa dan memohon bantuan-Nya. Jadi, sewaktu kita sedang sengsara, sebaiknya jangan hanya menyampaikan doa singkat kepada Yehuwa. Kita perlu memohon bantuan-Nya dan menceritakan semua perasaan kita kepada-Nya.​—Flp. 4:6, 7.

12. Mengapa Hana bisa tetap bahagia walaupun mengalami masalah?

12 Jika kita tidak bisa punya anak atau ditinggal mati orang yang kita sayangi, perasaan kita mungkin hancur. Tapi, ada yang bisa menghibur kita. Coba pikirkan contoh seorang wanita di zaman Yesus yang juga bernama Hana. Hanya tujuh tahun setelah dia menikah, suaminya meninggal, dan sepertinya dia tidak punya anak sama sekali. Tapi, apa yang menghiburnya? Dia ”tidak pernah meninggalkan bait”. Bahkan sewaktu sudah berusia 84 tahun, Hana masih pergi ke bait untuk berdoa dan menyembah Yehuwa. (Luk. 2:37) Itulah yang menghibur dia sehingga dia bisa tetap bahagia walaupun mengalami masalah.

13. Bagaimana sahabat bisa menghibur kita bahkan ketika kita dikecewakan oleh keluarga?

13 Sahabat kita di sidang juga bisa menghibur kita. (Ams. 18:24) Paula baru berusia lima tahun ketika ibunya berhenti melayani Yehuwa. Paula sangat sedih, dan keadaannya jadi susah. Tapi, ada seorang saudari perintis bernama Ann yang terus menyemangati dan sangat memperhatikan dia. Paula menjelaskan, ”Memang, Ann bukan keluarga saya. Tapi, perhatian yang dia berikan sangat membantu saya untuk terus melayani Yehuwa.” Sekarang, Paula sangat senang karena dia dan ibunya bisa bersama-sama lagi melayani Yehuwa di sidang. Ann juga senang karena bisa membantu Paula untuk terus menyembah Yehuwa.

14. Apa manfaatnya jika kita menghibur orang lain?

14 Jika kita sering berbuat baik kepada orang lain, biasanya kita jadi lupa dengan masalah kita sendiri. Misalnya, banyak saudari, yang lajang ataupun sudah menikah, tahu bahwa jika mereka berdinas, mereka sedang bekerja sama dengan Yehuwa dan melakukan kehendak-Nya. Ini membuat mereka bahagia. Sebenarnya, kita semua bisa menunjukkan kepedulian kepada orang lain dengan mengabar. Dan, jika kita berbuat baik kepada saudara-saudari, kita akan semakin akrab dengan mereka. (Flp. 2:4) Itulah yang dilakukan Rasul Paulus. Dia peduli kepada orang lain seperti ”seorang ibu yang sedang menyusui [yang] menyayangi anak-anaknya sendiri”. Paulus juga menghibur dan menyemangati saudara-saudari ”seperti seorang bapak terhadap anak-anaknya”.​—Baca 1 Tesalonika 2:7, 11, 12.

PENGHIBURAN BAGI KELUARGA

15. Siapa yang bertanggung jawab mengajar anak-anak tentang Yehuwa?

15 Bagaimana kita bisa menghibur keluarga-keluarga di sidang? Kadang, saudara-saudari yang masih baru mungkin meminta bantuan kita untuk mengajar anak mereka tentang Yehuwa. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa memberikan tanggung jawab untuk mengajar dan melatih anak kepada orang tua. (Ams. 23:22; Ef. 6:1-4) Memang, kadang orang lain bisa membantu. Tapi, sangat penting bagi orang tua untuk mengajar sendiri anak mereka. Orang tua perlu berkomunikasi dengan anak mereka secara teratur.

16. Sewaktu mengajar anak-anak, apa yang perlu kita ingat?

16 Jika ada orang tua yang meminta kita mengajarkan Alkitab kepada anaknya, ingatlah bahwa kita bukan orang tua anak itu. Kadang, kita mungkin memberikan pelajaran Alkitab kepada anak yang orang tuanya bukan Saksi-Saksi Yehuwa. Sewaktu mengajar anak orang lain, Saudara hendaknya melakukan itu di rumahnya saat ada orang tuanya atau orang Kristen matang lain. Atau, kita juga bisa melakukannya di tempat umum. Dengan begitu, orang lain tidak akan berpikir yang aneh-aneh. Dan mungkin suatu hari, orang tua anak itu sendiri akan mengajar anak mereka tentang Yehuwa.

17. Apa yang bisa dilakukan anak-anak untuk menghibur anggota keluarga mereka?

17 Anak-anak yang sudah belajar tentang Yehuwa bisa menghibur dan menguatkan anggota keluarga mereka. Bagaimana caranya? Dengan menghormati dan berusaha membantu orang tua mereka. Selain itu, jika anak-anak tetap setia kepada Yehuwa, seluruh keluarga pasti dikuatkan. Sebelum Air Bah, ada seorang penyembah Yehuwa yang bernama Lamekh. Dia berkata tentang Nuh, anaknya, ”Anak ini akan mendatangkan penghiburan bagi kita dalam pekerjaan kita dan dalam rasa sakit tangan kita karena tanah yang telah Yehuwa kutuk.” Nubuat ini menjadi kenyataan setelah Air Bah, yaitu saat Yehuwa menghapus kutukan dari tanah. (Kej. 5:29; 8:21) Sekarang, anak-anak yang tetap setia kepada Yehuwa juga bisa menghibur keluarga mereka. Mereka bisa membantu keluarga mereka untuk bertekun menghadapi masalah yang ada sekarang dan yang akan datang.

18. Apa yang bisa membantu kita bertekun menghadapi masalah?

18 Sekarang, ada jutaan umat Yehuwa yang merasa terhibur karena berdoa, merenungkan teladan dari Alkitab, dan mempunyai sahabat di sidang. (Baca Mazmur 145:18, 19.) Yakinlah bahwa Yehuwa selalu siap menghibur kita dan siap membantu kita bertekun menghadapi masalah apa pun!