Yehuwa Menyayangi Orang yang ”Menghasilkan Buah Sambil Bertekun”

Yehuwa Menyayangi Orang yang ”Menghasilkan Buah Sambil Bertekun”

”Tanah yang baik . . . adalah orang-orang yang . . . menghasilkan buah sambil bertekun.”​—LUK. 8:15.

NYANYIAN: 45, 17

1, 2. (a) Bagaimana kita dikuatkan oleh teladan saudara-saudari yang terus mengabar meskipun tidak banyak yang mendengarkan? (Lihat gambar di awal artikel.) (b) Apa yang Yesus katakan tentang mengabar di ”daerah asalnya”? (Lihat catatan kaki.)

SERGIO DAN OLINDA adalah sepasang perintis di Amerika Serikat. Mereka sudah berumur 80 tahun lebih. Akhir-akhir ini, mereka sudah sulit berjalan. Tapi pada jam tujuh pagi, mereka berjalan menuju pusat kota yang ramai, lalu berdiri di dekat halte bus untuk menawarkan publikasi kita kepada orang yang lewat. Kebanyakan orang tidak peduli, tapi Sergio dan Olinda tetap di tempat mereka dan tersenyum pada semua orang yang melihat mereka. Siangnya, mereka berjalan pulang. Besoknya, pada jam tujuh pagi, mereka kembali ke sana. Mereka melakukan ini enam hari seminggu, selama bertahun-tahun.

2 Seperti Sergio dan Olinda, banyak saudara-saudari terus mengabar di daerah tempat tinggal mereka selama bertahun-tahun, meskipun kebanyakan orang tidak mendengarkan. Jika Saudara adalah salah satunya, Saudara patut dipuji karena bertekun dan terus mengabar meskipun sulit. * Teladan Saudara menguatkan banyak saudara-saudari, bahkan yang sudah kawakan. Perhatikan komentar beberapa pengawas wilayah: ”Saat mengabar bersama saudara-saudari yang setia, saya dikuatkan oleh teladan mereka.” ”Melihat kesetiaan mereka membuat saya ingin terus bertekun dan mengabar dengan berani.” ”Teladan mereka menyentuh hati saya.”

3. Tiga pertanyaan apa yang akan kita bahas, dan mengapa?

3 Di artikel ini, kita akan membahas tiga pertanyaan: Mengapa kita kadang kecil hati? Apa artinya menghasilkan buah? Bagaimana kita bisa terus ”menghasilkan buah sambil bertekun”? Jawabannya akan membuat kita tetap semangat dalam melakukan pengabaran yang Yesus perintahkan.

MENGAPA KITA KADANG KECIL HATI?

4. (a) Bagaimana perasaan Paulus sewaktu kebanyakan orang Yahudi menolak beritanya? (b) Mengapa Paulus merasa begitu?

4 Pernahkah Saudara kecil hati karena orang-orang di daerah Saudara tidak mau mendengarkan berita Kerajaan? Jika ya, Saudara bisa mengerti perasaan Rasul Paulus. Dia mengabar selama kira-kira 30 tahun dan telah membantu banyak orang menjadi Kristen. (Kis. 14:21; 2 Kor. 3:2, 3) Tapi, banyak orang Yahudi, yaitu bangsanya sendiri, tidak mau menjadi orang Kristen. Sebagian besar dari mereka tidak mau mendengarkan, dan bahkan menganiaya dia. (Kis. 14:19; 17:1, 4, 5, 13) Bagaimana perasaan Paulus? Dia berkata, ”Hati saya sangat sedih dan selalu pedih.” (Rm. 9:1-3) Mengapa dia merasa begitu? Karena dia mengasihi orang-orang dan sangat suka mengabar. Dia benar-benar peduli kepada orang Yahudi dan sedih karena mereka menolak belas kasihan Allah.

5. (a) Mengapa kita ingin mengabar? (b) Mengapa wajar jika kita kadang kecil hati?

5 Seperti Paulus, kita mengabar karena peduli kepada orang-orang dan ingin membantu mereka. (Mat. 22:39; 1 Kor. 11:1) Kita sudah merasakan sendiri bahwa melayani Yehuwa adalah jalan hidup terbaik. Kita pun ingin agar orang-orang merasakannya juga! Karena itulah kita terus mengajak mereka belajar kebenaran tentang Yehuwa dan kehendak-Nya bagi manusia. Kita seolah-olah membawa hadiah berharga untuk mereka dan memohon, ”Tolong terima ini.” Saat mereka menolaknya, wajar saja kalau kita ”sangat sedih” seperti Paulus. Itu bukan karena kita kurang beriman, tapi karena kita sangat mengasihi orang-orang. Jadi meski kadang kita kecil hati, kita terus mengabar. Kita mungkin setuju dengan Elena, yang sudah merintis selama 25 tahun lebih. Dia berkata, ”Bagi saya, mengabar itu sulit. Tapi, itu pekerjaan yang paling saya sukai.”

APA ARTINYA MENGHASILKAN BUAH?

6. Pertanyaan apa yang akan kita bahas?

6 Mengapa kita bisa yakin bahwa pelayanan kita akan berhasil, tidak soal di mana kita mengabar? Untuk menjawab pertanyaan penting ini, mari kita bahas dua perumpamaan Yesus tentang perlunya ”menghasilkan buah”. (Mat. 13:23) Yang pertama adalah perumpamaan tentang tanaman anggur.

7. (a) Di perumpamaan Yesus, siapa ”penggarapnya”, ”tanaman anggurnya”, dan ”cabang-cabangnya”? (b) Pertanyaan apa yang perlu kita jawab?

7 Baca Yohanes 15:1-5, 8Di perumpamaan ini, Yesus menjelaskan bahwa ”penggarapnya” adalah Yehuwa, ”tanaman anggurnya” adalah Yesus sendiri, dan ”cabang-cabangnya” adalah para muridnya. * Lalu Yesus memberi tahu para rasulnya, ”Bapakku dimuliakan kalau kalian terus menghasilkan banyak buah dan membuktikan diri sebagai muridku.” Buah apa yang Yesus maksudkan? Yesus tidak menjelaskannya. Tapi dari kata-katanya, kita bisa tahu apa maksudnya menghasilkan buah.

8. (a) Apakah ”menghasilkan buah” berarti membuat seseorang menjadi murid? Jelaskan. (b) Apa yang Yehuwa minta dari kita?

8 Yesus berkata tentang Bapaknya, ”Dia membuang setiap cabangku yang tidak berbuah.” Dengan kata lain, untuk menjadi hamba Yehuwa, kita harus menghasilkan buah. (Mat. 13:23; 21:43) Apakah menghasilkan buah berarti membuat seseorang menjadi murid? (Mat. 28:19) Tidak, karena kalau artinya seperti itu, para Saksi yang belum membantu seseorang menjadi murid Yesus adalah cabang yang tidak berbuah. Padahal, kita tidak bisa memaksa orang menjadi murid. Lagi pula, Yehuwa itu pengasih. Dia tidak mungkin meminta kita melakukan sesuatu di luar kemampuan kita. Dia hanya meminta kita melakukan apa yang bisa kita lakukan.​—Ul. 30:11-14.

9. (a) Bagaimana kita menghasilkan buah? (b) Perumpamaan apa yang akan kita bahas?

9 Jadi, apa maksudnya menghasilkan buah? Itu pasti sesuatu yang bisa dilakukan kita semua. Tugas apa yang Yehuwa berikan kepada semua hamba-Nya? Memberitakan kabar baik Kerajaan Allah. * (Mat. 24:14) Itulah yang Yesus bicarakan di perumpamaannya tentang penabur. Mari kita bahas perumpamaan ini.

10. (a) Apa yang dimaksud dengan benih dan tanah di perumpamaan Yesus? (b) Apa yang dihasilkan tangkai gandum?

10 Baca Lukas 8:5-8, 11-15. Di perumpamaan tentang penabur, Yesus menjelaskan bahwa benihnya adalah ”firman Allah”, atau berita Kerajaan Allah. Tanahnya adalah hati seseorang. Benih yang jatuh di tanah yang baik itu berakar, bertunas, dan menjadi tanaman. Lalu, tanaman itu ”menghasilkan buah 100 kali lipat”. Jika tanaman itu adalah setangkai gandum, apa yang dihasilkannya? Yang dihasilkan bukan tangkai-tangkai gandum kecil, tapi benih yang akan bertumbuh menjadi tangkai-tangkai gandum. Di perumpamaan ini, satu benih menghasilkan 100 benih lainnya. Apa pelajarannya?

Bagaimana kita bisa ”menghasilkan buah sambil bertekun”? (Lihat paragraf 11)

11. (a) Apa yang kita pelajari dari perumpamaan tentang penabur? (b) Bagaimana kita menghasilkan benih?

11 Ketika orang tua kita atau Saksi lainnya pertama kali mengajar kita tentang Kerajaan Allah, mereka seolah-olah menanamkan benih di tanah yang baik. Mereka senang sekali saat kita menerima berita itu. Lalu, benih itu bertumbuh menjadi tangkai gandum dan akhirnya menghasilkan benih yang baru, bukan tangkai gandum yang baru. Begitu juga, buah yang kita hasilkan adalah benih yang baru, bukan murid baru. * Setiap kali kita memberi tahu orang lain tentang Kerajaan Allah, kita seolah-olah memperbanyak dan menaburkan benih yang ada di hati kita. (Luk. 6:45; 8:1) Jadi, dengan terus memberitakan Kerajaan Allah, kita ”menghasilkan buah sambil bertekun”.

12. (a) Apa yang kita pelajari dari perumpamaan Yesus tentang tanaman anggur dan penabur? (b) Bagaimana perasaan Saudara setelah tahu hal ini?

12 Apa yang kita pelajari dari perumpamaan Yesus tentang tanaman anggur dan penabur? Kita belajar bahwa kita ”menghasilkan buah” jika kita terus mengabar, tidak soal orang mendengarkan berita kita atau tidak. Paulus berkata bahwa setiap orang ”akan mendapat upah sesuai dengan kerja mereka masing-masing”. (1 Kor. 3:8) Jadi, Yehuwa mengupahi kita karena kerja keras kita, bukan karena hasil kerja kita. Matilda, yang sudah merintis selama 20 tahun, berkata, ”Saya senang karena tahu bahwa Yehuwa mengupahi upaya kita.”

BAGAIMANA KITA BISA MENGHASILKAN BUAH SAMBIL BERTEKUN?

13, 14. Menurut Roma 10:1, 2, mengapa Paulus tidak pernah berhenti mengabar?

13 Bagaimana kita bisa ”menghasilkan buah sambil bertekun”? Coba pikirkan teladan Paulus. Dia kecewa karena orang Yahudi menolak berita Kerajaan, tapi dia tidak pernah berhenti mengabar kepada mereka. Dia menjelaskan, ”Keinginan hati dan permohonan saya kepada Allah adalah agar mereka diselamatkan. Saya bisa bersaksi bahwa mereka bersemangat melayani Allah, tapi tidak sesuai dengan pengetahuan yang tepat tentang Allah.” (Rm. 10:1, 2) Jadi mengapa Paulus terus mengabar kepada mereka?

14 Pertama, Paulus berkata bahwa itu adalah ’keinginan hatinya’. Dia sangat ingin agar orang-orang Yahudi diselamatkan. (Rm. 11:13, 14) Kedua, itu adalah ’permohonannya kepada Allah’. Paulus memohon kepada Yehuwa agar orang Yahudi mau menerima berita Kerajaan. Ketiga, Paulus berkata bahwa ”mereka bersemangat melayani Allah”. Dia melihat hal-hal baik dalam diri mereka dan merasa bahwa mereka bisa melayani Yehuwa sebagai murid Kristus yang bersemangat, sama seperti dia.

15. Bagaimana kita bisa meniru Paulus? Berikan contoh.

15 Bagaimana kita bisa meniru Paulus? Pertama, kita harus punya keinginan untuk menemukan orang yang ”memiliki sikap yang benar untuk mendapat kehidupan abadi”. Kedua, kita berdoa agar Yehuwa ’membuka hati’ orang yang tulus. (Kis. 13:48; 16:14) Itulah yang dilakukan Silvana, yang sudah merintis selama hampir 30 tahun. Dia berkata, ”Sebelum mengunjungi sebuah rumah, saya berdoa kepada Yehuwa supaya bisa berpikir positif.” Kita juga berdoa agar para malaikat membantu kita menemukan orang yang tulus. (Mat. 10:11-13; Why. 14:6) Robert, yang sudah merintis selama 30 tahun lebih, berkata, ”Senang sekali bisa bekerja sama dengan para malaikat, yang tahu seperti apa kehidupan tuan rumah.” Ketiga, kita mencari hal baik dalam diri orang-orang dan berharap mereka bisa melayani Yehuwa. Carl, seorang penatua yang sudah dibaptis selama 50 tahun lebih, berkata, ”Saya mencari hal-hal kecil yang menunjukkan bahwa seseorang tulus, seperti senyuman, keramahan, atau pertanyaannya yang tulus.” Dengan melakukan hal-hal itu, kita bisa ”menghasilkan buah sambil bertekun” seperti Paulus.

”JANGAN BIARKAN TANGANMU BERISTIRAHAT”

16, 17. (a) Apa yang bisa kita pelajari dari Pengkhotbah 11:6? (b) Apa pengaruh pengabaran kita terhadap orang yang melihat kita?

16 Ingatlah bahwa pengabaran kita ada pengaruhnya pada orang lain, bahkan jika kelihatannya tidak ada yang mendengarkan. (Baca Pengkhotbah 11:6.) Orang lain memperhatikan kita. Mereka bisa terkesan melihat penampilan kita yang rapi serta sikap kita yang sopan dan ramah. Hasilnya, orang yang berpikir negatif tentang kita pun bisa mulai berpikir positif. Seperti itulah pengalaman Sergio dan Olinda.

17 Sergio berkata, ”Karena sakit, kami tidak pergi ke pusat kota selama beberapa waktu. Saat kami kembali, seseorang datang dan berkata, ’Kalian ke mana? Sudah lama kami tidak lihat kalian.’” Olinda tersenyum dan menambahkan, ”Beberapa sopir bus melambai ke arah kami. Ada juga sopir yang berseru dari dalam bus, ’Kalian hebat!’ Mereka bahkan meminta majalah.” Sergio dan Olinda kaget sekali ketika seorang pria datang ke rak beroda mereka, memberi mereka rangkaian bunga, dan berterima kasih atas apa yang mereka lakukan.

18. Mengapa Saudara bertekad untuk ”menghasilkan buah sambil bertekun”?

18 Jika Saudara ’tidak membiarkan tangan Saudara beristirahat’ dan terus memberitakan Kerajaan Allah, Saudara berperan penting dalam memberikan ”kesaksian bagi semua bangsa”. (Mat. 24:14) Yang terutama, Saudara akan merasa puas karena tahu bahwa Saudara menyenangkan Yehuwa. Ya, Dia menyayangi semua orang yang ”menghasilkan buah sambil bertekun”!

^ par. 2 Yesus sendiri berkata bahwa mengabar di ”daerah asalnya” tidak mudah. Ini dicatat di keempat Injil.​—Mat. 13:57; Mrk. 6:4; Luk. 4:24; Yoh. 4:44.

^ par. 7 Meskipun cabang-cabang ini menggambarkan orang Kristen terurap, semua hamba Allah bisa belajar dari perumpamaan ini.

^ par. 9 Ungkapan ”menghasilkan buah” juga bisa berarti menghasilkan ’buah kuasa kudus’. Tapi, artikel ini dan artikel berikutnya membahas tentang menghasilkan ”buah bibir”, atau memberitakan Kerajaan Allah.​—Gal. 5:22, 23; Ibr. 13:15, ctk.

^ par. 11 Yesus juga pernah berbicara tentang menabur dan memanen untuk menggambarkan pekerjaan membuat murid.​—Mat. 9:37; Yoh. 4:35-38.