Teruslah Pikirkan Hadiah dari Allah

Teruslah Pikirkan Hadiah dari Allah

”Hati-hati dengan orang yang bisa mencegah kalian menerima hadiah.”—KOL. 2:18.

NYANYIAN: 32, 19

1, 2. (a) Hadiah apa yang dinanti-nantikan umat Allah? (b) Bagaimana agar kita bisa berfokus pada hadiah yang Allah janjikan? (Lihat gambar di awal artikel.)

KAUM terurap punya harapan yang gemilang. Mereka menanti-nantikan untuk hidup di surga. Rasul Paulus menyebut harapan ini sebagai ”hadiah dari Allah, yaitu panggilan ke surga”. (Flp. 3:14) Di surga, mereka akan memerintah bersama Yesus Kristus dalam Kerajaannya dan membantunya memulihkan manusia pada kesempurnaan. (Why. 20:6) Ini adalah harapan yang luar biasa! Domba-domba lain menanti-nantikan hadiah yang berbeda. Harapan mereka adalah untuk hidup selamanya dalam Firdaus di bumi. Harapan ini membuat mereka sangat bahagia!—2 Ptr. 3:13.

2 Paulus mau membantu rekan-rekan terurapnya untuk tetap setia dan mendapatkan hadiah itu. Dia berkata, ”Berfokuslah pada hal-hal yang di atas.” (Kol. 3:2) Mereka perlu berfokus pada harapan mereka yang berharga. (Kol. 1:4, 5) Semua umat Allah, yang punya harapan di bumi maupun di surga, bisa berfokus pada hadiah yang dijanjikan dengan membayangkan berkat-berkat yang akan Yehuwa berikan nanti.—1 Kor. 9:24.

3. Apa yang Paulus peringatkan kepada orang Kristen?

3 Paulus juga memperingatkan orang Kristen bahwa ada bahaya yang bisa membuat mereka tidak mendapat hadiah itu. Misalnya, dia menulis kepada orang-orang di Kolose tentang orang Kristen palsu yang ingin menyenangkan Allah dengan mengikuti Hukum Musa, bukan dengan beriman kepada Kristus. (Kol. 2:16-18) Paulus juga membahas tentang bahaya yang masih ada sekarang yang bisa membuat kita tidak mendapat hadiah itu. Dia mengajarkan cara melawan keinginan seksual yang salah dan apa yang perlu dilakukan saat ada masalah dengan saudara-saudari atau keluarga. Nasihat Paulus ini bisa membantu kita. Jadi, mari kita bahas beberapa peringatan Paulus dalam suratnya kepada orang-orang di Kolose.

MATIKAN KEINGINAN SEKSUAL YANG SALAH

4. Bagaimana keinginan seksual yang salah bisa sampai membuat kita tidak mendapat hadiah dari Allah?

4 Setelah Paulus bercerita tentang harapan yang gemilang kepada saudara-saudarinya, dia menulis, ”Maka, matikan semua keinginan tubuh kalian yang duniawi supaya kalian tidak jatuh karena perbuatan cabul, kenajisan, nafsu seksual yang tak terkendali, kejahatan, ataupun keserakahan.” (Kol. 3:5) Keinginan untuk melakukan perbuatan cabul bisa menjadi sangat kuat sehingga bisa memutuskan persahabatan kita dengan Yehuwa dan membuat kita kehilangan harapan di masa depan. Ada seorang saudara yang menyerah pada keinginannya yang cabul, tapi belakangan bertobat dan kembali ke sidang. Dia berkata bahwa keinginannya pada waktu itu begitu kuat dan dia ”baru sadar saat itu sudah terlambat”.

5. Apa yang bisa kita lakukan saat berada dalam keadaan yang rawan?

5 Kita perlu sangat berhati-hati terutama dalam keadaan rawan yang bisa membuat kita melanggar batasan moral Yehuwa. Misalnya, pasangan yang sedang berpacaran perlu menetapkan batasan sejak awal, seperti soal bersentuhan, berciuman, dan saat berduaan. (Ams. 22:3) Keadaan lain yang berbahaya adalah saat kita melakukan perjalanan bisnis atau bekerja dengan lawan jenis. (Ams. 2:10-12, 16) Bagaimana agar kita bisa tetap aman? Ceritakan bahwa kita adalah seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Jaga tingkah laku kita, dan ingat bahwa menggoda bisa membawa bencana. Kita juga harus waspada saat kita sedang sedih atau kesepian. Di saat seperti itu, kita biasanya ingin dihibur oleh seseorang. Perasaan itu bisa sangat kuat sampai-sampai kita rela dihibur oleh siapa saja. Dan, ini sangat berbahaya. Jika kita mengalaminya, jangan melakukan apa pun yang bisa membuat kita tidak mendapat hadiah dari Allah. Sebaliknya, mintalah bantuan Yehuwa dan saudara-saudari kita.—Baca Mazmur 34:18; Amsal 13:20.

6. Apa yang perlu kita ingat saat memilih hiburan?

6 Untuk mematikan keinginan seksual yang salah, kita harus menghindari hiburan yang cabul. Kebanyakan hiburan yang ada sekarang mengingatkan kita akan keadaan di Sodom dan Gomora. (Yud. 7) Hiburan-hiburan itu dirancang sedemikian rupa sehingga percabulan kelihatannya seperti sesuatu yang wajar dan tidak ada akibat buruknya. Jadi, kita harus selalu waspada. Kita harus memilih dengan baik hiburan apa yang kita nikmati. Jangan sampai pilihan hiburan kita membuat kita tidak mendapat hadiah dari Allah.—Ams. 4:23.

KENAKANLAH KASIH DAN KEBAIKAN HATI

7. Masalah apa yang bisa terjadi di sidang?

7 Kita senang karena bisa berada dalam sidang. Di perhimpunan, kita mempelajari Firman Allah dan mendukung satu sama lain. Ini membantu kita untuk berfokus pada hadiah yang Allah janjikan. Tapi, kadang-kadang bisa terjadi kesalahpahaman di antara kita, dan ini bisa menjadi masalah. Jika masalah ini tidak diselesaikan, ini bisa cepat berkembang menjadi perasaan dendam.—Baca 1 Petrus 3:8, 9.

8, 9. (a) Sifat apa yang kita butuhkan agar bisa mendapat hadiah dari Allah? (b) Apa yang bisa membantu kita menjaga perdamaian saat disakiti oleh saudara kita?

8 Jangan sampai perasaan dendam membuat kita tidak mendapat hadiah yang Allah janjikan. Paulus menjelaskan apa yang perlu orang Kristen lakukan, ”Sebagai orang-orang pilihan Allah, yang suci dan dikasihi, kenakanlah kasih sayang, keibaan hati, kebaikan hati, kerendahan hati, kelembutan, dan kesabaran. Kalaupun ada alasan untuk tersinggung, kalian harus tetap bersabar satu sama lain dan saling memaafkan dengan tulus. Sama seperti Yehuwa dengan tulus memaafkan kalian, lakukan itu juga. Tapi selain semua hal itu, kenakanlah kasih, karena kasih adalah ikatan pemersatu yang sempurna.”—Kol. 3:12-14.

9 Kasih dan kebaikan hati bisa membantu kita memaafkan orang lain. Jika kita sakit hati karena kata-kata atau tindakan seseorang, coba pikirkan ketika kita menyakiti orang lain dengan kata-kata atau tindakan kita. Saat orang itu mengampuni kita, kita pasti sangat bersyukur karena kasih dan kebaikan hatinya! (Baca Pengkhotbah 7:21, 22.) Kita juga bersyukur karena Yesus dengan baik hati mempersatukan orang-orang yang ingin beribadah kepada Yehuwa. (Kol. 3:15) Kita semua menyayangi Yehuwa, menyampaikan berita yang sama, dan menghadapi banyak masalah yang sama. Jika kita menunjukkan kasih dan kebaikan hati serta saling mengampuni, sidang akan semakin bersatu dan kita bisa berfokus pada hadiah yang Allah janjikan.

10, 11. (a) Apa bahayanya perasaan iri? (b) Bagaimana agar kita tidak merasa iri?

10 Perasaan iri juga bisa membuat kita tidak mendapat hadiah dari Allah. Alkitab menunjukkan bahwa iri hati sangat berbahaya. Misalnya, Kain iri kepada Habel sehingga dia membunuhnya. Korah, Datan, dan Abiram iri kepada Musa dan akhirnya memberontak melawannya. Raja Saul iri kepada Daud sehingga berusaha membunuhnya. Sungguh tepat Firman Allah yang berkata, ”Di mana pun ada perasaan iri dan dorongan untuk bertengkar, akan ada juga kekacauan dan segala kejahatan.”—Yak. 3:16.

11 Jika kita berusaha keras untuk menunjukkan kasih dan kebaikan hati, kita tidak akan cepat merasa iri. Alkitab berkata, ”Orang yang punya kasih itu sabar dan baik hati. Dia tidak iri hati.” (1 Kor. 13:4) Agar perasaan iri tidak berakar dalam diri kita, kita perlu berusaha melihat segala sesuatu dengan cara Yehuwa. Kita semua adalah anggota dari tubuh yang sama, yaitu sidang Kristen. Alkitab berkata, ”Kalau satu anggota dipuji, semua anggota lain ikut senang.” (1 Kor. 12:16-18, 26) Jadi, jika salah satu saudara kita mengalami hal baik, kita juga akan ikut senang dan tidak iri kepadanya. Coba pikirkan teladan Yonatan, putra Raja Saul. Yonatan tidak iri ketika Daud yang dipilih menjadi raja, dan bukan dirinya. Dia bahkan menguatkan dan mendukung Daud. (1 Sam. 23:16-18) Bisakah kita meniru kebaikan hati dan kasih yang Yonatan tunjukkan?

DAPATKAN HADIAH ITU SEBAGAI SATU KELUARGA

12. Nasihat bagus apa yang Paulus berikan kepada keluarga-keluarga?

12 Jika setiap anggota keluarga menerapkan prinsip Alkitab, keluarga akan damai, bahagia, dan bisa mendapat hadiah dari Allah. Paulus memberikan nasihat ini kepada keluarga-keluarga, ”Istri-istri, tunduklah kepada suami kalian, seperti yang seharusnya bagi pengikut Tuan. Suami-suami, teruslah kasihi istri kalian, dan jangan geram terhadap mereka. Anak-anak, taati orang tua kalian dalam segala hal, karena ini menyenangkan Tuan. Para ayah, jangan mengesalkan anak-anak kalian, supaya mereka tidak patah semangat.” (Kol. 3:18-21) Apakah nasihat ini bisa membantu keluarga Saudara?

13. Bagaimana seorang saudari Kristen bisa membantu suaminya agar ingin menyembah Yehuwa?

13 Bayangkan seorang saudari yang suaminya tidak menyembah Yehuwa. Bagaimana jika suaminya tidak memperlakukan dia dengan baik? Saudari ini bisa saja marah dan mulai berdebat. Tapi, apakah itu berguna? Jika dia memenangkan perdebatan itu, apakah suaminya akan mau melayani Yehuwa? Kemungkinan tidak. Tapi, jika dia merespek suaminya sebagai kepala keluarga, kehidupan keluarganya akan lebih damai dan itu akan menghormati Yehuwa. Tingkah laku saudari ini bahkan bisa membuat suaminya ingin melayani Yehuwa sehingga mereka berdua bisa mendapat hadiah yang Allah janjikan.—Baca 1 Petrus 3:1, 2.

14. Apa yang perlu dilakukan seorang suami jika istrinya yang tidak seiman tidak merespek dia?

14 Bayangkan seorang saudara yang istrinya tidak menyembah Yehuwa. Apa yang akan dia lakukan jika istrinya tidak merespek dia? Jika dia mulai marah-marah dan membentak agar istrinya merespek dia, apakah itu berguna? Tentu tidak! Allah ingin agar dia menjadi suami yang baik dan meniru teladan Yesus. (Ef. 5:23) Yesus adalah kepala sidang Kristen, dan dia selalu sabar dan baik hati. (Luk. 9:46-48) Jika saudara itu meniru Yesus, pada akhirnya istrinya mungkin ingin ikut melayani Yehuwa.

15. Bagaimana seorang suami bisa menunjukkan bahwa dia menyayangi istrinya?

15 Yehuwa memerintahkan para suami, ”Teruslah kasihi istri kalian, dan jangan geram terhadap mereka.” (Kol. 3:19) Seorang suami yang baik akan menghormati istrinya dengan mendengarkan pendapat sang istri dan memberi tahu istrinya bahwa pendapat dia itu penting. (1 Ptr. 3:7) Walaupun sang suami tidak bisa selalu mengikuti keinginannya, mendengarkan pendapat sang istri bisa membantu suami membuat keputusan yang lebih baik. (Ams. 15:22) Seorang suami yang baik tidak menuntut istrinya untuk merespek dia. Sebaliknya, dia berusaha mendapatkan respek itu. Jika seorang suami menyayangi istri dan anak-anaknya, keluarga mereka akan lebih bahagia saat melayani Yehuwa dan kemungkinan besar bisa mendapat hadiah dari Yehuwa.

Bagaimana agar kita bisa tetap mendapatkan hadiah yang Allah janjikan meski ada masalah keluarga? (Lihat paragraf 13-15)

ANAK MUDA—JANGAN BERHENTI SAMPAI KALIAN MENDAPAT HADIAH ITU!

16, 17. Sebagai anak muda, bagaimana agar kalian tidak terlalu kesal saat orang tua mendisiplin kalian?

16 Kalau kalian seorang anak muda, kalian mungkin merasa bahwa orang tua kalian terlalu kaku dan tidak mengerti apa yang kalian alami. Perasaan ini mungkin membuat kalian sangat kesal sampai-sampai kalian merasa malas melayani Yehuwa. Tapi jika kalian meninggalkan Yehuwa, pada akhirnya kalian akan menyadari bahwa yang sebenarnya paling menyayangi kalian adalah orang tua Kristen dan teman-teman kalian di sidang.

17 Coba pikirkan: Jika orang tua kalian tidak pernah mengoreksi kalian, itu berarti mereka tidak menyayangi kalian. (Ibr. 12:8) Memang, mereka tidak sempurna. Jadi, cara mereka mendisiplin mungkin bisa membuat kalian kesal. Tapi, jangan berfokus pada cara disiplin itu diberikan. Coba pahami alasan orang tua kalian memberikan disiplin itu. Tetaplah tenang dan jangan bereaksi berlebihan. Firman Allah berkata, ”Orang yang punya pengetahuan menahan kata-katanya, dan orang yang punya pengertian akan tetap tenang.” (Ams. 17:27) Berusahalah untuk menjadi orang yang dewasa yang bisa menerima nasihat dan belajar dari nasihat itu tidak soal bagaimana itu diberikan. (Ams. 1:8) Jangan lupa bahwa jika kalian punya orang tua yang menyayangi Yehuwa, itu adalah hadiah yang sangat berharga dari Allah. Mereka ingin membantu kalian agar bisa hidup selama-lamanya.

18. Mengapa Saudara bertekad untuk terus berfokus pada hadiah yang Allah janjikan?

18 Kita semua punya masa depan yang gemilang, yaitu kehidupan abadi di surga ataupun dalam Firdaus di bumi. Harapan ini akan terwujud. Ini didasarkan atas janji dari Pencipta seluruh alam semesta yang berkata, ”Bumi pasti akan dipenuhi pengetahuan tentang Yehuwa.” (Yes. 11:9) Sebentar lagi, semua orang di bumi akan diajar oleh Allah. Walaupun kita harus bersusah payah sekarang, ini tidak akan sia-sia. Jadi, jangan lupakan apa yang Yehuwa janjikan kepada kita. Jangan berhenti berjuang sampai kita mendapatkan hadiah yang Allah janjikan!