ARTIKEL PELAJARAN 48
Tetaplah Berpikiran Jernih Saat Kesetiaan Saudara Diuji
”Jagalah pikiran kalian tetap jernih, dan waspadalah!”—1 PTR. 5:8.
NYANYIAN 123 Setia dan Tunduk pada Pengaturan Allah
YANG DIBAHAS a
1. Apa artinya ’menjaga pikiran tetap jernih’? (1 Petrus 5:8)
SEWAKTU kita menghadapi kesulitan, kesetiaan kita kepada Yehuwa dan organisasi-Nya mungkin diuji. Bagaimana kita bisa mengatasinya? Kita perlu tetap beriman dan ’menjaga pikiran tetap jernih’. (Baca 1 Petrus 5:8.) Apa artinya ’menjaga pikiran tetap jernih’? Itu berarti kita tetap tenang dan berupaya melihat situasinya dari sudut pandang Yehuwa. Dengan begitu, pikiran kita tidak akan dikendalikan oleh perasaan kita.
2. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?
2 Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas tiga kesulitan yang berasal dari luar sidang. Di artikel ini, kita akan membahas tiga kesulitan dari dalam sidang, yang juga bisa menguji kesetiaan kita kepada Yehuwa: (1) Kita merasa diperlakukan dengan buruk oleh rekan seiman kita, (2) kita mendapat disiplin, dan (3) kita sulit menerima perubahan dalam organisasi. Kalau kita mengalami hal-hal itu, bagaimana kita bisa tetap berpikiran jernih dan tetap setia kepada Yehuwa dan organisasi-Nya?
SAAT KITA MERASA DIPERLAKUKAN DENGAN BURUK
3. Apa yang mungkin kita pikirkan sewaktu kita merasa diperlakukan dengan buruk oleh seorang rekan seiman?
3 Apakah Saudara pernah merasa diperlakukan dengan buruk oleh seorang rekan seiman, mungkin oleh seseorang yang memiliki tanggung jawab di sidang? Dia mungkin tidak berniat untuk menyakiti hati Saudara. (Rm. 3:23; Yak. 3:2) Tapi, Saudara mungkin tetap merasa sakit hati, bahkan sampai tidak bisa tidur karena memikirkan masalah itu. Saudara mungkin berpikir, ’Kenapa di organisasi ada orang yang bertindak seperti itu? Apa ini memang organisasi Allah?’ Setan ingin Saudara meragukan organisasi Yehuwa. (2 Kor. 2:11) Pikiran negatif seperti itu bisa membuat kita memisahkan diri dari Yehuwa dan organisasi-Nya. Jadi, kalau kita merasa diperlakukan dengan buruk oleh seorang rekan seiman, bagaimana kita bisa tetap berpikiran positif?
4. Bagaimana reaksi Yusuf sewaktu diperlakukan dengan buruk, dan apa yang bisa kita pelajari dari teladannya? (Kejadian 50:19-21)
4 Jangan memendam kekesalan. Sewaktu Yusuf masih remaja, dia diperlakukan dengan buruk oleh kakak-kakaknya. Mereka membenci dia, dan beberapa dari mereka bahkan mau membunuh dia. (Kej. 37:4, 18-22) Yusuf pun dijual sebagai budak, dan dia harus menghadapi berbagai kesulitan yang berat selama kira-kira 13 tahun. Yusuf bisa saja berpikir bahwa Yehuwa tidak menyayangi dia. Dan, dia bisa saja merasa bahwa Yehuwa meninggalkan dia di saat dia butuh bantuan. Tapi, Yusuf tidak berpikiran negatif seperti itu. Dia juga tidak memendam kekesalan. Sewaktu dia mendapat kesempatan untuk membalas kakak-kakaknya, dia tidak melakukan itu. Dia menunjukkan kasih kepada mereka dan mengampuni mereka. (Kej. 45:4, 5) Mengapa dia bisa bersikap seperti itu? Karena dia tetap berpikir dengan jernih. Dia berfokus pada kehendak Yehuwa, bukan pada masalahnya sendiri. (Baca Kejadian 50:19-21.) Apa pelajarannya? Kalau Saudara diperlakukan dengan buruk, jangan marah kepada Yehuwa atau berpikir bahwa Dia sudah meninggalkan Saudara. Sebaliknya, renungkan bagaimana Dia membantu Saudara bertekun menghadapi kesulitan itu. Dan, berusahalah memaafkan orang yang memperlakukan Saudara dengan buruk. Ingatlah, ”kasih menutup banyak sekali dosa”.—1 Ptr. 4:8, catatan kaki.
5. Apa yang Miguel lakukan sewaktu dia merasa diperlakukan dengan buruk?
5 Perhatikan pengalaman Miguel, b seorang penatua dari Amerika Selatan. Dia pernah merasa diperlakukan dengan buruk oleh beberapa saudara yang memiliki tanggung jawab. Dia bercerita, ”Saya belum pernah merasa stres seperti itu. Saya sangat gelisah. Saya tidak bisa tidur, dan saya menangis karena saya merasa tidak bisa berbuat apa-apa.” Tapi, Miguel tetap berpikiran jernih dan berupaya keras untuk mengendalikan perasaannya. Dia sering berdoa dan meminta agar Yehuwa memberinya kuasa kudus dan kekuatan untuk bertekun. Dia juga mencari informasi dalam publikasi kita yang bisa membantu dia. Apa pelajarannya? Kalau Saudara merasa diperlakukan dengan buruk oleh seorang rekan seiman, tetaplah tenang dan berupayalah mengendalikan perasaan Saudara. Saudara mungkin tidak tahu apa yang membuat orang itu mengatakan atau melakukan hal yang menyakiti Saudara. Jadi, berdoalah kepada Yehuwa. Mintalah bantuan-Nya agar Saudara bisa melihat situasinya dari sudut pandang orang itu. Dengan begitu, Saudara akan bisa berpikir bahwa orang itu sebenarnya tidak berniat menyakiti Saudara, dan Saudara pun bisa mengampuni dia. (Ams. 19:11) Ingatlah, Yehuwa memahami situasi Saudara, dan Dia akan memberi Saudara kekuatan untuk bertekun.—2 Taw. 16:9; Pkh. 5:8.
SAAT KITA MENDAPAT DISIPLIN
6. Mengapa kita perlu ingat bahwa disiplin adalah bukti kasih Yehuwa? (Ibrani 12:5, 6, 11)
6 Disiplin bisa membuat kita sangat sedih dan sakit hati. Tapi, kalau kita terus berfokus pada perasaan itu, kita bisa mulai berpikir bahwa disiplin itu tidak adil atau terlalu keras. Akibatnya, kita bisa melupakan hal yang penting ini: Disiplin adalah bukti bahwa Yehuwa menyayangi kita. (Ibr. 12:5, 6, 11.) Kalau kita tidak mengendalikan perasaan kita, kita memberi Setan kesempatan untuk menyerang kita. Dia ingin kita menolak disiplin dan akhirnya menjauh dari Yehuwa dan sidang. Kalau Saudara mendapat disiplin, bagaimana Saudara bisa tetap berpikiran jernih?
7. (a) Seperti yang ditunjukkan pada gambar, bagaimana Petrus digunakan oleh Yehuwa setelah dia menerima disiplin? (b) Apa yang Saudara pelajari dari teladan Petrus?
7 Terimalah disiplin, dan buatlah perubahan. Petrus beberapa kali dikoreksi oleh Yesus di depan para rasul lainnya. (Mrk. 8:33; Luk. 22:31-34) Petrus pasti sangat malu. Meski begitu, dia tetap setia kepada Yesus. Dia mau menerima disiplin itu dan belajar dari kesalahannya. Yehuwa pun memberkati kesetiaan Petrus dan memberi dia berbagai tanggung jawab penting di sidang. (Yoh. 21:15-17; Kis. 10:24-33; 1 Ptr. 1:1) Apa pelajarannya? Kalau Saudara mendapat disiplin, jangan berfokus pada perasaan malu Saudara. Sebaliknya, terimalah disiplin itu dan buatlah perubahan. Kalau Saudara melakukan itu, Saudara akan merasakan manfaatnya dan menjadi lebih berguna bagi Yehuwa dan sidang.
8-9. Bagaimana perasaan Bernardo sewaktu mendapat disiplin, tapi apa yang membantu dia mengubah cara berpikirnya?
8 Perhatikan pengalaman Bernardo, seorang saudara di Mozambik. Dia sempat mendapat disiplin, dan tanggung jawabnya sebagai penatua dicabut. Bagaimana perasaan Bernardo? Dia berkata, ”Awalnya saya sangat kesal, karena saya tidak senang dengan disiplin yang diberikan.” Dia khawatir saudara-saudari di sidang akan berpikiran negatif tentang dia. Dia mengakui, ”Saya butuh waktu beberapa bulan untuk punya pandangan yang benar tentang disiplin itu dan untuk percaya lagi kepada Yehuwa dan organisasi-Nya.” Apa yang membantu Bernardo memiliki pandangan yang benar?
9 Bernardo mengubah cara berpikirnya. Dia menjelaskan, ”Sewaktu saya masih menjadi penatua, saya menggunakan Ibrani 12:7 untuk membantu orang lain memiliki pandangan yang benar tentang disiplin dari Yehuwa. Jadi saya berpikir, ’Ayat ini berlaku untuk siapa?’ Untuk semua hamba Yehuwa, termasuk saya.” Bernardo juga melakukan hal-hal lain untuk membangun kembali kepercayaannya kepada Yehuwa dan organisasi-Nya. Dia lebih sering membaca Alkitab dan merenungkannya. Meskipun dia masih khawatir dengan pandangan saudara-saudari terhadap dia, dia tetap berdinas dengan mereka dan memberikan komentar di perhimpunan. Belakangan, Bernardo dilantik sebagai penatua lagi. Seperti Bernardo, kalau Saudara mendapat disiplin, jangan berfokus pada perasaan malu Saudara. Terimalah nasihat yang diberikan, dan buatlah perubahan. c (Ams. 8:33; 22:4) Dengan begitu, Yehuwa pasti akan memberkati Saudara karena Saudara tetap setia kepada Dia dan organisasi-Nya.
SAAT KITA MERASA SULIT MENERIMA PERUBAHAN
10. Perubahan apa yang mungkin menguji kesetiaan orang-orang Israel?
10 Kesetiaan kita mungkin diuji sewaktu ada perubahan dalam organisasi. Kalau kita tidak mau menerimanya, itu bisa memisahkan kita dari Yehuwa. Coba perhatikan perubahan yang terjadi pada zaman Israel. Sebelum ada Hukum Musa, para kepala keluargalah yang membuat mezbah dan mempersembahkan korban kepada Yehuwa untuk keluarga mereka. (Kej. 8:20, 21; 12:7; 26:25; 35:1, 6, 7; Ayb. 1:5) Tapi setelah ada Hukum Musa, para kepala keluarga tidak boleh lagi melakukan hal-hal itu, karena Yehuwa menunjuk para imam dari keturunan Harun untuk mempersembahkan korban. Sejak itu, kalau seorang kepala keluarga yang bukan keturunan Harun melakukan tugas imam, dia bisa dihukum mati. d (Im. 17:3-6, 8, 9) Apakah perubahan ini salah satu hal yang membuat Korah, Datan, Abiram, dan 250 pemimpin Israel menentang Musa dan Harun? (Bil. 16:1-3) Kita tidak tahu pasti. Tapi yang jelas, Korah dan rekan-rekannya tidak setia kepada Yehuwa. Kalau ada perubahan dalam organisasi yang menguji kesetiaan Saudara, apa yang perlu Saudara lakukan?
11. Apa yang bisa kita pelajari dari teladan beberapa orang Lewi keturunan Kohat?
11 Dukunglah semua perubahan yang dibuat organisasi. Sewaktu bangsa Israel mengembara di padang belantara, orang Lewi keturunan Kohat memiliki tugas yang istimewa. Setiap kali perkemahan berpindah, beberapa keturunan Kohat ditugasi untuk mengangkat tabut perjanjian di depan seluruh bangsa Israel. (Bil. 3:29, 31; 10:33; Yos. 3:2-4) Itu kehormatan yang besar! Tapi, keadaannya berubah setelah bangsa Israel tinggal di Negeri Perjanjian. Tabut itu tidak perlu dipindah-pindahkan lagi. Jadi, sewaktu Salomo memerintah sebagai raja, keturunan Kohat mendapat perubahan tugas: Ada yang menjadi penyanyi, ada yang menjadi penjaga gerbang, dan yang lainnya menjadi pengurus gudang. (1 Taw. 6:31-33; 26:1, 24) Alkitab tidak mengatakan bahwa keturunan Kohat mengeluh atau menuntut tugas yang kelihatannya lebih terhormat. Mereka mau melakukan tugas baru mereka meskipun tugas mereka sebelumnya sangat istimewa. Apa pelajarannya? Kalau ada perubahan dalam organisasi Yehuwa, dukunglah itu dengan sepenuh hati, bahkan kalau perubahan itu memengaruhi tugas Saudara. Tetaplah bersukacita, tidak soal tugas apa yang Saudara terima. Ingatlah, tugas Saudara tidak menentukan seberapa berharga Saudara di mata Yehuwa. Bagi Yehuwa, ketaatan Saudara jauh lebih berharga daripada tugas apa pun.—1 Sam. 15:22.
12. Bagaimana perasaan Zaina sewaktu dia dipindahtugaskan?
12 Perhatikan pengalaman Zaina, seorang saudari di Timur Tengah. Dia pernah melayani di Betel selama lebih dari 23 tahun, dan dia sangat menyukai tugas itu. Tapi belakangan, dia dipindahtugaskan ke lapangan. Dia bercerita, ”Saya sangat kaget sewaktu mendapat perubahan tugas itu. Saya merasa tidak berguna, dan saya terus memikirkan apa kesalahan saya.” Sayangnya, beberapa saudara-saudari di sidang membuat dia semakin sedih dengan berkata, ”Kalau kamu kerjanya bagus, kamu pasti tidak dikeluarkan dari Betel.” Selama beberapa waktu, Zaina merasa sangat kecil hati sampai-sampai dia menangis setiap malam. Tapi dia mengatakan, ”Saya tidak pernah membiarkan apa pun membuat saya meragukan organisasi dan kasih Yehuwa kepada saya.” Bagaimana Zaina bisa tetap berpikiran jernih?
13. Bagaimana Zaina mengatasi perasaan negatifnya?
13 Zaina berhasil mengatasi perasaan negatifnya. Bagaimana caranya? Dia membaca artikel-artikel dalam publikasi kita yang berhubungan dengan kesulitan yang dia alami. Misalnya, dia mendapat manfaat dari artikel ”Saudara Dapat Mengatasi Perasaan Kecil Hati!” di Menara Pengawal 1 Februari 2001. Artikel itu menjelaskan bahwa Markus, salah satu penulis Alkitab, mungkin pernah merasa kecil hati juga sewaktu mendapat perubahan tugas. Zaina berkata, ”Teladan Markus menjadi seperti obat yang menyembuhkan luka di hati saya.” Zaina juga tetap dekat dengan teman-temannya. Dia tidak mengasingkan diri atau mengasihani diri. Dia tahu bahwa organisasi Yehuwa dibimbing oleh kuasa kudus dan bahwa saudara-saudara yang memimpin dalam organisasi sangat peduli kepadanya. Dia juga mengerti bahwa semua keputusan yang dibuat oleh organisasi Allah bertujuan untuk memajukan kepentingan Kerajaan.
14. Perubahan apa yang sulit diterima oleh Vlado, dan bagaimana dia akhirnya bisa mendukung perubahan itu?
14 Vlado, seorang penatua berusia 73 tahun di Slovenia, pernah merasa sulit untuk menerima perubahan. Sidangnya digabung dengan sidang lain, dan Balai Kerajaan yang dulu digunakan oleh sidangnya tidak dipakai lagi. Vlado bercerita, ”Saya tidak mengerti kenapa Balai Kerajaan yang indah itu tidak dipakai lagi. Saya sedih karena kami baru saja merenovasi Balai itu. Saya tukang kayu, dan saya membuat beberapa perabotan di Balai itu. Dan karena sidang kami digabung, ada banyak penyesuaian yang tidak mudah untuk para penyiar yang sudah berumur seperti kami.” Bagaimana Vlado akhirnya bisa mendukung perubahan itu? Dia menjelaskan, ”Saya yakin, kalau kita mengikuti perubahan yang dibuat organisasi Yehuwa, kita pasti akan mendapat manfaat. Itu sebenarnya mempersiapkan kita untuk perubahan yang lebih besar lagi di masa depan.” Apakah Saudara sedang merasa kesulitan karena sidang Saudara digabung dengan sidang lain atau karena Saudara mendapat perubahan tugas? Yakinlah, Yehuwa memahami perasaan Saudara. Kalau Saudara mendukung perubahan seperti itu dan tetap setia kepada Yehuwa dan organisasi yang Dia gunakan, Saudara pasti akan diberkati.—Mz. 18:25.
TETAPLAH BERPIKIRAN JERNIH
15. Bagaimana kita bisa tetap berpikiran jernih sewaktu menghadapi kesulitan dari dalam sidang?
15 Akhir dunia ini sudah semakin dekat, dan kita bisa saja menghadapi kesulitan dari dalam sidang, yang mungkin menguji kesetiaan kita kepada Yehuwa. Jadi, kita harus tetap berpikiran jernih. Kalau Saudara merasa diperlakukan dengan buruk oleh seorang rekan seiman, jangan memendam kekesalan. Kalau Saudara mendapat disiplin, berupayalah untuk tidak berfokus pada perasaan malu Saudara, terimalah nasihat yang diberikan, dan buatlah perubahan. Dan, kalau ada penyesuaian dalam organisasi Yehuwa yang memengaruhi Saudara, terimalah penyesuaian itu dengan sepenuh hati dan taati petunjuk yang diberikan.
16. Bagaimana Saudara bisa tetap percaya kepada Yehuwa dan organisasi-Nya?
16 Saudara pasti bisa tetap setia kepada Yehuwa dan organisasi-Nya saat kesetiaan Saudara diuji. Tapi untuk itu, Saudara perlu tetap berpikiran jernih. Maksudnya, Saudara perlu tetap tenang dan melihat situasinya dari sudut pandang Yehuwa. Pelajari dan renungkan teladan tokoh-tokoh Alkitab yang berhasil mengatasi kesulitan yang sama. Berdoalah meminta bantuan Yehuwa. Dan, jangan pernah mengasingkan diri dari sidang. Dengan begitu, apa pun yang terjadi, Setan tidak akan bisa memisahkan Saudara dari Yehuwa atau organisasi-Nya.—Yak. 4:7.
NYANYIAN 126 Tetaplah Sadar, Teguh, dan Kuat
a Kadang, kesetiaan kita kepada Yehuwa dan organisasi-Nya mungkin diuji, terutama sewaktu kita menghadapi kesulitan dari dalam sidang. Di artikel ini, kita akan membahas tiga kesulitan yang mungkin kita hadapi dan apa yang bisa kita lakukan agar kita tetap setia kepada Yehuwa dan organisasi-Nya.
b Beberapa nama telah diubah.
c Saudara bisa mendapat saran-saran yang berguna di artikel ”Pernahkah Saudara Melayani? Dapatkah Saudara Melayani Lagi?” di Menara Pengawal 15 Agustus 2009, hlm. 30.
MENARA PENGAWAL—EDISI PELAJARAN