Teruslah Tunjukkan Kasih yang Menguatkan Orang Lain

Teruslah Tunjukkan Kasih yang Menguatkan Orang Lain

”Kasih menguatkan orang.”​—1 KOR. 8:1.

NYANYIAN: 25, 42

1. Hal penting apa yang Yesus bahas pada malam terakhir bersama para muridnya?

PADA malam terakhir bersama para muridnya, Yesus hampir 30 kali menyebutkan tentang kasih. Dia mengatakan bahwa mereka harus ’mengasihi satu sama lain’. (Yoh. 15:12, 17) Kasih mereka akan sangat besar sehingga orang lain bisa melihatnya dan tahu bahwa mereka adalah pengikut Kristus yang sejati. (Yoh. 13:34, 35) Kasih yang Yesus maksud bukan hanya sesuatu yang kita rasakan. Itu adalah sifat yang luar biasa dan ditunjukkan dengan tindakan yang rela berkorban. Yesus berkata, ”Tidak ada yang memiliki kasih yang lebih besar daripada orang yang menyerahkan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kalian adalah sahabat-sahabatku kalau kalian melakukan apa yang kuperintahkan.”​—Yoh. 15:13, 14.

2. (a) Apa yang membuat orang bisa mengenali hamba-hamba Allah? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas?

2 Sekarang, hamba-hamba Yehuwa dikenal karena kasih mereka yang tulus dan rela berkorban serta persatuan mereka yang kuat. (1 Yoh. 3:10, 11) Tidak soal apa bangsa atau suku kita, apa bahasa kita, dari mana kita berasal, atau bagaimana cara kita dibesarkan, hamba-hamba Yehuwa di seluruh dunia benar-benar saling mengasihi. Mengapa kasih sangat penting sekarang? Bagaimana kasih yang Yehuwa dan Yesus tunjukkan menguatkan kita? Dan, bagaimana kita bisa menunjukkan kasih untuk menghibur dan menguatkan orang lain?​—1 Kor. 8:1.

MENGAPA KASIH SANGAT PENTING SEKARANG

3. Apa pengaruh zaman yang ”berbahaya” ini bagi banyak orang?

3 Sekarang, kita hidup pada zaman yang ”berbahaya” dan ”penuh susah derita”. (2 Tim. 3:1-5; Mz. 90:10) Banyak orang sangat menderita dan ingin menyerah saja. Lebih dari 800.000 orang bunuh diri setiap tahun. Itu berarti satu orang tiap 40 detik. Sayangnya, beberapa saudara kita juga sangat tertekan dan memilih untuk mengakhiri hidup mereka.

4. Dalam Alkitab, siapa yang pernah merasa ingin mati saja?

4 Pada zaman Alkitab, beberapa hamba Allah yang setia merasa sangat tertekan karena masalah mereka dan ingin mati saja. Misalnya, Ayub sangat sedih dan mengatakan, ”Aku benci hidupku. Aku tidak mau hidup lagi.” (Ayb. 7:16; 14:13) Yunus merasa sangat kecewa dan mengatakan, ”Sekarang, oh Yehuwa, ambil saja nyawaku. Lebih baik aku mati daripada hidup.” (Yun. 4:3) Nabi Elia yang putus asa mengatakan, ”Sudah cukup! Oh Yehuwa, ambillah nyawaku.” (1 Raj. 19:4) Tapi, Yehuwa mengasihi hamba-hamba-Nya yang setia itu dan ingin agar mereka tetap hidup. Yehuwa tidak marah kepada mereka, tapi Dia membantu mereka untuk punya semangat hidup lagi agar mereka bisa melayani-Nya dengan setia.

5. Mengapa saudara-saudari membutuhkan kasih kita?

5 Sekarang, banyak saudara-saudari harus menghadapi masalah yang sulit, dan mereka membutuhkan kasih kita. Ada yang diejek atau dianiaya. Ada juga yang dihina atau digosipkan di tempat kerja mereka. Atau mereka sangat lelah karena harus bekerja lembur atau melakukan pekerjaan yang sangat sulit. Yang lain lagi punya masalah yang berat dalam keluarga. Mungkin teman hidup mereka tidak melayani Yehuwa dan sering mengkritik mereka. Karena hal-hal itu dan masalah lain, banyak yang merasa sangat lelah dan kecil hati. Siapa yang bisa menguatkan mereka?

KASIH YEHUWA MENGUATKAN KITA

6. Bagaimana kasih Yehuwa menguatkan hamba-hamba-Nya?

6 Yehuwa meyakinkan hamba-hamba-Nya bahwa Dia mengasihi mereka dan akan terus mengasihi mereka. Bayangkan perasaan orang Israel ketika Yehuwa mengatakan, ”Kamu berharga di mata-Ku, kamu terhormat, dan Aku sayang kepadamu. . . . Jangan takut, karena Aku bersamamu”! (Yes. 43:4, 5) Yehuwa menganggap setiap hamba-Nya berharga. * Alkitab berjanji, ”Sebagai Pejuang yang kuat, Dia akan menyelamatkan. Dia akan sangat bahagia karena kamu.”​—Zef. 3:16, 17.

7. Bagaimana kasih Yehuwa bisa digambarkan seperti kasih seorang ibu? (Lihat gambar di awal artikel.)

7 Yehuwa berjanji bahwa Dia akan menguatkan dan menghibur umat-Nya tidak soal apa masalah mereka. Dia mengatakan, ”Kalian akan menyusu dan digendong, serta ditimang-timang di pangkuan. Seperti seorang ibu menghibur anaknya, Aku akan terus menghibur kalian.” (Yes. 66:12, 13) Bayi pasti merasa aman sewaktu digendong dan ditimang-timang di pangkuan ibunya! Yehuwa sangat mengasihi Saudara dan ingin agar Saudara merasa aman. Yakinlah bahwa Yehuwa menganggap Saudara sangat berharga.​—Yer. 31:3.

8, 9. Bagaimana kasih Yesus menguatkan kita?

8 Ada hal lain yang meyakinkan kita bahwa Yehuwa mengasihi kita. Alkitab berkata, ”Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia memberikan Putra tunggal-Nya, supaya setiap orang yang beriman kepadanya tidak dibinasakan tapi mendapat kehidupan abadi.” (Yoh. 3:16) Pengorbanan Yesus membuktikan bahwa dia juga mengasihi kita, dan kasih ini menguatkan kita. Alkitab mengatakan bahwa bahkan ”kesengsaraan [atau] tekanan” tidak bisa ”memisahkan kita dari kasih Kristus”.​—Rm. 8:35, 38, 39.

9 Kadang, kita menghadapi masalah yang membuat kita lelah dan kecil hati, atau membuat kita kehilangan sukacita dalam melayani Yehuwa. Tapi, kalau kita ingat bahwa Kristus sangat mengasihi kita, itu bisa menguatkan kita untuk bertekun. (Baca 2 Korintus 5:14, 15.) Karena kasih Yesus, kita akan bersemangat untuk terus hidup dan melayani Yehuwa. Kita tidak akan menyerah, bahkan meski kita mengalami bencana, dianiaya, merasa kecewa, atau merasa khawatir.

SAUDARA-SAUDARI MEMBUTUHKAN KASIH KITA

Contoh Yesus bisa menggerakkan Saudara untuk menguatkan orang lain (Lihat paragraf 10, 11)

10, 11. Siapa yang seharusnya menguatkan saudara-saudari yang sedang kecil hati? Jelaskan.

10 Yehuwa juga menggunakan sidang untuk menguatkan kita. Kalau kita mengasihi saudara-saudari, itu berarti kita mengasihi Yehuwa. Kita ingin meyakinkan saudara-saudari bahwa Yehuwa menganggap mereka berharga dan sangat menyayangi mereka. (1 Yoh. 4:19-21) Paulus menulis, ”Teruslah saling menguatkan dan membangun, seperti yang sedang kalian lakukan.” (1 Tes. 5:11) Yang bisa melakukan hal itu bukan hanya penatua. Kita semua bisa meniru Yehuwa dan Yesus dengan menghibur saudara-saudari.​—Baca Roma 15:1, 2.

11 Beberapa saudara yang stres atau depresi berat mungkin membutuhkan bantuan dokter. (Luk. 5:31) Para penatua dan saudara-saudari di sidang mungkin bukan dokter yang bisa mengatasi masalah itu. Tapi, bantuan dan dukungan mereka sangat penting. Semua yang ada di sidang bisa ’memberikan kata-kata yang menghibur kepada orang yang tertekan, membantu orang yang lemah, dan bersabar terhadap semua orang’. (1 Tes. 5:14) Kita ingin memahami perasaan saudara-saudari. Kalau mereka kecil hati, kita perlu bersabar kepada mereka dan berupaya menghibur mereka. Apakah Saudara berupaya menguatkan orang lain? Apa yang bisa Saudara lakukan supaya bisa lebih menghibur dan menguatkan orang lain?

12. Ceritakan pengalaman seorang saudari yang dikuatkan oleh sidangnya.

12 Seorang saudari di Eropa mengatakan, ”Kadang saya ingin bunuh diri. Tapi, saudara-saudari di sidang selalu menguatkan saya dan menunjukkan kasih. Saya pun tidak jadi bunuh diri. Meski hanya sedikit yang tahu saya depresi, mereka selalu siap membantu saya. Ada sepasang suami istri yang seperti orang tua rohani saya. Mereka memperhatikan saya, dan mereka siap membantu saya 24 jam sehari.” Memang, tidak semua orang bisa membantu seperti itu. Tapi, kita semua bisa berbuat banyak untuk mendukung saudara-saudari. *

CARA MENGUATKAN ORANG LAIN DENGAN KASIH

13. Apa yang perlu kita lakukan untuk menghibur orang lain?

13 Jadilah pendengar yang baik. (Yak. 1:19) Kita menunjukkan kasih dengan mendengarkan dan berupaya memahami orang lain. Ajukan pertanyaan supaya bisa lebih memahami dia, tapi jangan sampai menyinggung perasaannya. Bahkan dari ekspresi wajah Saudara, dia bisa tahu apakah Saudara benar-benar peduli. Dengarkan dia dengan sabar, dan jangan memotong saat dia mengungkapkan perasaannya. Dengan begitu, Saudara bisa memahami dia. Dia pun akan percaya kepada Saudara dan mau mendengarkan apa yang Saudara katakan. Kalau Saudara benar-benar peduli kepada orang lain, mereka akan sangat terhibur.

14. Mengapa kita tidak boleh mengkritik orang lain?

14 Jangan mengkritik mereka. Kalau kita mengkritik orang yang depresi, itu hanya akan memperparah keadaannya. Kita pun akan sulit membantunya. ”Kata-kata yang tidak dipikir itu seperti tikaman-tikaman pedang, tapi lidah orang berhikmat menyembuhkan.” (Ams. 12:18) Meski kita tidak bermaksud menyakiti orang yang depresi, kalau kita berbicara tanpa dipikir, itu bisa sangat menyakiti dia. Kita bisa menghibur dia dengan meyakinkan dia bahwa kita benar-benar ingin memahami keadaannya.​—Mat. 7:12.

15. Apa yang bisa kita gunakan untuk menghibur orang lain?

15 Gunakan Firman Allah untuk menghibur orang lain. (Baca Roma 15:4, 5.) Alkitab berasal dari ”Allah, yang membuat kita bertekun dan terhibur”. Jadi, kata-kata dalam Firman-Nya sangat menghibur kita. Kita juga memiliki Indeks Publikasi Menara Pengawal dan Panduan Riset untuk Saksi-Saksi Yehuwa. Dengan alat-alat bantu itu, kita bisa mencari ayat dan publikasi yang bisa kita gunakan untuk menghibur dan menguatkan saudara-saudari.

16. Sikap apa yang perlu kita miliki untuk menguatkan orang yang kecil hati?

16 Bersikaplah lembut dan iba hati. Yehuwa adalah ”Bapak yang lembut dan berbelaskasihan, dan Allah segala penghiburan”. Dia menunjukkan ”keibaan hati” kepada hamba-hamba-Nya. (Baca 2 Korintus 1:3-6; Luk. 1:78; Rm. 15:13) Paulus adalah teladan dalam hal ini karena dia meniru Yehuwa. Dia menulis, ”Kami lembut terhadap kalian, seperti seorang ibu yang menyusui dan dengan lembut mengurus bayinya. Kasih sayang kami terhadap kalian membuat kami bertekad menyampaikan kabar baik Allah kepada kalian, dan bahkan mengorbankan hidup kami bagi kalian, karena kami sangat menyayangi kalian.” (1 Tes. 2:7, 8) Kalau kita beriba hati seperti Yehuwa, kita mungkin menjadi jawaban atas doa seseorang yang kecil hati!

17. Apa lagi yang bisa kita lakukan untuk menguatkan saudara-saudari?

17 Jangan harapkan kesempurnaan dari saudara-saudari. Bersikaplah masuk akal. Kalau Saudara mengharapkan kesempurnaan dari mereka, Saudara akan kecewa. (Pkh. 7:21, 22) Ingatlah bahwa Yehuwa bersikap masuk akal kepada kita. Jadi, kita perlu bersabar terhadap satu sama lain. (Ef. 4:2, 32) Kita tidak mau membuat saudara-saudari merasa bahwa mereka belum memberikan yang terbaik. Kita juga tidak mau membandingkan mereka dengan orang lain. Sebaliknya, kita menguatkan mereka dan memuji hal-hal baik yang mereka lakukan. Dengan begitu, mereka bisa terus melayani Yehuwa dengan bahagia.​—Gal. 6:4.

18. Mengapa kita ingin menguatkan satu sama lain dengan kasih?

18 Bagi Yehuwa dan Yesus, setiap hamba Allah itu berharga. (Gal. 2:20) Kita sangat mengasihi saudara-saudari kita, jadi kita harus memperlakukan mereka dengan lembut. Kita melakukan ”semua hal yang menghasilkan perdamaian dan yang menguatkan satu sama lain”. (Rm. 14:19) Kita sangat menantikan kehidupan di Firdaus. Nanti, tidak ada lagi yang membuat kita kecil hati! Penyakit dan perang tidak ada lagi. Manusia tidak akan mati karena mewarisi dosa. Penganiayaan, masalah keluarga, atau kekecewaan juga tidak ada lagi. Di akhir seribu tahun, semua manusia sudah sempurna. Mereka yang setia pada ujian akhir akan menjadi putra-putra Yehuwa di bumi dan menikmati ”kemerdekaan yang mulia seperti yang dimiliki anak-anak Allah”. (Rm. 8:21) Jadi, teruslah tunjukkan kasih yang menguatkan orang lain dan teruslah saling membantu supaya bisa masuk ke dunia baru Allah.

^ par. 6 Lihat pasal 24 dari buku Mendekatlah kepada Yehuwa.

^ par. 12 Untuk membantu mereka yang ingin bunuh diri, lihat artikel di Sedarlah! Buat Apa Hidup? Tiga Alasan untuk Terus Hidup” (April 2014); ”Bila Anda Merasa Seperti Tidak Mau Hidup Lagi” (Januari 2012); dan ”Kehidupan Memang Berharga” (22 Oktober 2001).