ARTIKEL PELAJARAN 37

”Jangan Biarkan Tanganmu Beristirahat”

”Jangan Biarkan Tanganmu Beristirahat”

”Taburlah benihmu di pagi hari, dan jangan biarkan tanganmu beristirahat sampai malam hari.”​—PKH. 11:6.

NYANYIAN 153 Betapa Bahagianya Mengabar

YANG DIBAHAS *

1-2. Apa hubungan Pengkhotbah 11:6 dengan pengabaran?

DI BEBERAPA negeri, banyak orang senang menyambut kabar baik. Itulah yang mereka cari selama ini! Tapi, di negeri-negeri lain, orang-orang kurang tertarik untuk membahas tentang Allah atau Alkitab. Bagaimana dengan daerah Saudara? Tidak soal bagaimana tanggapan orang, Yehuwa ingin kita terus mengabar sampai Dia mengatakan bahwa pekerjaan ini sudah selesai.

2 Pada waktu yang sudah Yehuwa tentukan, pengabaran akan berakhir. Kemudian, ”akhir itu akan datang”. (Mat. 24:14, 36) Sambil menunggu itu terjadi, bagaimana kita bisa mengikuti nasihat untuk ’tidak membiarkan tangan kita beristirahat’? *Baca Pengkhotbah 11:6.

3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

3 Di artikel sebelumnya, kita membahas empat hal yang perlu kita lakukan supaya kita bisa melakukan tugas kita sebagai ”penjala manusia” dengan sebaik-baiknya. (Mat. 4:19) Di artikel ini, kita akan membahas tiga hal yang perlu kita lakukan agar kita semakin bertekad untuk mengabar, tidak soal kesulitan apa yang kita hadapi. Kita perlu (1) tetap berfokus melakukan tugas kita, (2) terus bersabar, dan (3) menjaga iman kita tetap kuat.

TETAPLAH BERFOKUS

4. Mengapa kita perlu berupaya untuk tetap berfokus melakukan tugas dari Yehuwa?

4 Yesus memberitahukan bahwa pada hari-hari terakhir, keadaannya akan mirip dengan zaman Nuh. Pada zaman Nuh, ada banyak hal yang membuat orang-orang tidak memperhatikan peringatan yang Nuh berikan. Yesus tahu bahwa pada zaman kita, hal-hal yang sama juga bisa membuat kita tersimpangkan dari tugas kita untuk mengabar. Jadi, dia mengingatkan para pengikutnya untuk ’terus berjaga-jaga’. (Mat. 24:37-39, 42; 2 Ptr. 2:5) Kita perlu mengikuti nasihat itu dan berupaya untuk terus berfokus melakukan tugas yang Yehuwa berikan.

5. Menurut Kisah 1:6-8, seberapa luaskah pekerjaan pengabaran akan dilakukan?

5 Sekarang ini, pekerjaan pengabaran sangatlah penting. Yesus memberitahukan bahwa setelah dia naik ke surga, pekerjaan ini akan terus dilakukan dan akan menjangkau lebih banyak orang. (Yoh. 14:12) Setelah Yesus meninggal, beberapa muridnya kembali menjadi nelayan. Belakangan, setelah Yesus dibangkitkan, dia secara mukjizat membuat murid-muridnya bisa menangkap banyak sekali ikan. Saat itu, Yesus menekankan bahwa tugas mereka sebagai penjala manusia lebih penting daripada pekerjaan lain mana pun. (Yoh. 21:15-17) Persis sebelum Yesus naik ke surga, dia memberi tahu murid-muridnya bahwa pengabaran yang sudah dia mulai akan dilakukan di seluruh dunia, bukan hanya di Israel. (Baca Kisah 1:8; Kis. 1:6,7) Bertahun-tahun kemudian, Yesus memberikan penglihatan yang luar biasa kepada Rasul Yohanes untuk menunjukkan apa yang akan terjadi ”pada hari Tuan”. * Apa saja yang Yohanes lihat? Salah satunya, dia melihat seorang malaikat membawa ”kabar baik yang abadi” untuk diberitakan kepada ”semua orang di bumi, kepada setiap suku, ras, bahasa, dan bangsa”. (Why. 1:10; 14:6) Jadi jelaslah, Yehuwa ingin agar kita sekarang ikut dalam pekerjaan pengabaran di seluruh dunia sampai pekerjaan itu selesai.

6. Apa salah satu hal yang bisa membantu kita berfokus mengabar?

6 Kita bisa semakin berfokus mengabar kalau kita merenungkan semua hal yang Yehuwa lakukan untuk membantu kita. Misalnya, Dia menyediakan makanan rohani yang berlimpah dalam bentuk publikasi tercetak dan elektronik, rekaman audio dan video, dan acara JW Broadcasting®. Coba pikirkan: Di situs web resmi kita, ada informasi dalam lebih dari 1.000 bahasa! (Mat. 24:45-47) Selain itu, di tengah dunia yang terpecah belah karena perbedaan pandangan politik, agama, dan status ekonomi, kita bisa menikmati persatuan dengan lebih dari delapan juta saudara-saudari di seluruh dunia. Misalnya, pada hari Jumat, 19 April 2019, Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia bersama-sama menonton pembahasan ayat harian. Sorenya, 20.919.041 orang berkumpul untuk memperingati kematian Yesus. Kita pasti sangat bersyukur karena bisa mendapat kehormatan untuk menjadi bagian dari persaudaraan yang luar biasa ini. Kalau kita merenungkan kehormatan ini, kita akan tergerak untuk terus berfokus mengabar.

Yesus tidak mau tersimpangkan dari tugasnya untuk memberitakan kabar baik (Lihat paragraf 7)

7. Teladan apa yang Yesus berikan, yang bisa membantu kita berfokus mengabar?

7 Cara lain kita bisa tetap berfokus mengabar adalah dengan mengikuti teladan Yesus. Meski ada banyak hal yang bisa membuat dia tersimpangkan, dia tetap berfokus memberitakan kebenaran. (Yoh. 18:37) Misalnya, Yesus tidak tergoda sewaktu Setan menawarkan ”semua kerajaan di dunia dan kemuliaannya”. (Mat. 4:8, 9) Yesus juga tidak tergoda saat orang-orang ingin menjadikan dia raja. (Yoh. 6:15) Yesus tidak tertarik untuk mengejar kekayaan, dan dia tidak merasa takut meski mendapat tentangan yang keras. (Luk. 9:58; Yoh. 8:59) Rasul Paulus menasihati orang Kristen untuk meniru teladan Yesus supaya mereka ”tidak kelelahan dan menyerah”. (Ibr. 12:3) Kalau kita mengingat nasihat Paulus ini, kita bisa tetap berfokus mengabar meski iman kita diuji.

TERUSLAH BERSABAR

8. Apa kesabaran itu, dan mengapa kita perlu bersabar khususnya sekarang?

8 Kesabaran adalah kesanggupan untuk menunggu dengan tenang sampai keadaan berubah. Ada berbagai situasi yang membuat kita harus sabar. Ketika keadaan kita tidak menyenangkan, kita mungkin ingin itu segera berakhir. Atau, kita mungkin sedang menunggu-nunggu sesuatu yang sudah lama kita inginkan. Itulah yang dulu Nabi Habakuk rasakan. Dia sangat ingin agar kekerasan di Yehuda segera berakhir. (Hab. 1:2) Selain itu, murid-murid Yesus berharap bahwa Kerajaan Allah akan segera datang dan membebaskan mereka dari penindasan orang Romawi. (Luk. 19:11) Dan sekarang, kita sangat menantikan saatnya Kerajaan Allah menyingkirkan kejahatan sehingga bumi ini akhirnya dipenuhi orang-orang yang taat kepada Allah. (2 Ptr. 3:13) Tapi, kita harus bersabar sampai hal itu terjadi pada waktu yang Yehuwa tentukan. Sekarang, mari kita bahas cara apa saja yang Yehuwa gunakan untuk mengajar kita bersikap sabar.

9. Bagaimana Yehuwa memberikan teladan dalam menunjukkan kesabaran?

9 Salah satu cara Yehuwa mengajar kita untuk bersikap sabar adalah dengan memberikan teladan yang sempurna. Misalnya, Yehuwa memberi Nuh cukup waktu untuk membangun bahtera dan memperingatkan orang-orang. (1 Ptr. 3:20; 2 Ptr. 2:5) Yehuwa juga mendengarkan dengan sabar sewaktu Abraham berkali-kali bertanya tentang keputusan-Nya untuk membinasakan orang-orang jahat di Sodom dan Gomora. (Kej. 18:20-33) Selain itu, Yehuwa menunjukkan kesabaran yang luar biasa selama berabad-abad kepada bangsa Israel yang tidak setia. (Neh. 9:30, 31) Sekarang ini, kesabaran Yehuwa juga terlihat dengan jelas. Dia masih memberi semua orang kesempatan untuk bertobat. (Yoh. 6:44; 1 Tim. 2:3, 4; 2 Ptr. 3:9) Teladan Yehuwa pasti membuat kita tergerak untuk selalu bersabar sambil terus mengabar dan mengajar. Yehuwa juga mengajar kita untuk bersabar melalui sebuah perumpamaan dalam Firman-Nya.

Seperti seorang petani yang rajin dan sabar, kita juga dengan sabar menunggu hasil kerja keras kita (Lihat paragraf 10-11)

10. Apa yang bisa kita pelajari dari contoh petani di Yakobus 5:7, 8?

10 Baca Yakobus 5:7, 8Kita bisa belajar tentang kesabaran dari perumpamaan tentang seorang petani yang menunggu tanamannya tumbuh. Memang, beberapa tanaman bisa tumbuh dengan cepat. Tapi, kebanyakan tanaman, khususnya yang menghasilkan buah, butuh waktu lebih lama untuk tumbuh dan siap dipanen. Di Israel, tanaman seperti itu baru siap dipanen setelah kira-kira enam bulan. Seorang petani biasanya menanam benih saat musim hujan dimulai, yaitu sekitar pertengahan Oktober. Lalu dia akan memanen tanaman itu saat musim hujan berakhir, yaitu sekitar pertengahan April. (Mrk. 4:28) Seperti petani tersebut, kita juga perlu bersabar. Tapi, itu mungkin tidak mudah.

11. Apa manfaatnya kalau kita bersabar dalam pelayanan?

11 Karena kita manusia tidak sempurna, kita biasanya ingin secepat mungkin mendapatkan hasil dari pekerjaan kita. Tapi kita perlu mengingat contoh petani tadi. Kalau dia mau tanamannya bertumbuh dan menghasilkan buah, dia harus terus mengurusnya dengan sabar. Dia harus menggali tanah, menanam tanaman itu, menyiraminya, dan mencabut tanaman liar di sekitarnya. Sewaktu membuat murid, kita juga perlu menunjukkan kesabaran seperti petani itu. Misalnya, kalau kita bersabar saat mengabar, kita tidak akan kecil hati saat orang menolak kita. Sebaliknya, kita akan terus berupaya mencari orang yang mau mendengarkan. Kalaupun seseorang berminat dan mau belajar dengan kita, kita masih harus bersabar. Mengapa? Karena kita tidak bisa memaksa seorang pelajar Alkitab untuk langsung beriman. Dulu, murid-murid Yesus pun kadang tidak langsung memahami apa yang Yesus ajarkan. (Yoh. 14:9) Selain itu, kita juga butuh waktu untuk membantu pelajar Alkitab menjadi lebih pengasih dan tidak berat sebelah. Ingatlah bahwa tugas kita hanyalah menanam dan menyiram benih kebenaran, tapi yang membuat benih itu bertumbuh adalah Allah Yehuwa.​—1 Kor. 3:6.

12. Bagaimana kita menunjukkan kesabaran sewaktu mengabar kepada anggota keluarga yang tidak seiman?

12 Kita mungkin merasa sulit untuk bersabar sewaktu kita mengabar kepada anggota keluarga kita yang tidak seiman. Kita bisa belajar dari prinsip di Pengkhotbah 3:1, 7. Ayat itu mengatakan, ”Ada waktu . . . untuk diam dan waktu untuk bicara.” Kadang, kita mungkin perlu diam dan hanya bisa memberikan kesaksian lewat tingkah laku kita yang baik. (1 Ptr. 3:1, 2) Tapi saat ada kesempatan, kita juga harus selalu siap menyampaikan kabar baik kepada mereka. Ya, kita memang harus mengabar dan mengajar dengan bersemangat, tapi kita juga harus menunjukkan kesabaran kepada semua orang, termasuk anggota keluarga kita.

13-14. Teladan apa yang diberikan beberapa hamba Yehuwa dalam menunjukkan kesabaran?

13 Kita juga bisa belajar tentang kesabaran dari contoh hamba-hamba Yehuwa yang setia di zaman Alkitab maupun di zaman sekarang. Salah satunya adalah Habakuk. Meski dia ingin kejahatan segera dilenyapkan, dia tetap bersabar dan mengatakan, ”Aku akan terus berjaga-jaga.” (Hab. 2:1) Contoh lainnya adalah Rasul Paulus. Dia pernah mengatakan bahwa dia ingin sekali ”menyelesaikan” pelayanannya di bumi. Meski begitu, dia tetap bersabar dan terus ”bersaksi dengan saksama tentang kabar baik”.​—Kis. 20:24.

14 Perhatikan sebuah contoh di zaman sekarang. Setelah lulus dari Sekolah Gilead, sepasang suami istri ditugaskan untuk melayani di negeri lain. Di negeri itu, hanya ada sedikit Saksi Yehuwa. Kebanyakan penduduknya tidak beragama Kristen, dan hanya ada sedikit orang yang tertarik untuk belajar Alkitab. Teman-teman sekelas mereka yang melayani di negeri-negeri lain sering bercerita bahwa mereka bertemu dengan banyak orang yang berminat belajar Alkitab dan bahkan sampai dibaptis. Meski pasangan suami istri itu tidak mendapat hasil yang sama, mereka tidak menyerah dan terus mengabar dengan sabar. Setelah mereka melayani selama delapan tahun di negeri itu, satu pelajar Alkitab mereka akhirnya dibaptis. Apa yang bisa kita pelajari dari contoh-contoh yang baru saja kita bahas? Hamba-hamba Yehuwa itu terus bersemangat mengabar dan ’tidak membiarkan tangan mereka beristirahat’. Yehuwa pun memberkati kesabaran mereka. Semoga kita semua meniru ”orang-orang yang mewarisi janji-janji itu karena beriman dan sabar”.​—Ibr. 6:10-12.

JAGALAH IMAN SAUDARA TETAP KUAT

15. Bagaimana iman kita pada kabar baik bisa memperkuat tekad kita untuk terus mengabar?

15 Kita mau menyampaikan kabar baik kepada sebanyak mungkin orang karena kita beriman pada berita yang kita sampaikan. Kita yakin bahwa janji-janji Allah dalam Alkitab pasti akan terwujud. (Mz. 119:42; Yes. 40:8) Kita juga sudah melihat nubuat-nubuat Alkitab menjadi kenyataan pada zaman kita. Dan kita melihat sendiri bagaimana kehidupan banyak orang menjadi lebih baik karena mereka mengikuti nasihat Alkitab. Hal-hal ini membuat kita semakin bertekad untuk memberitakan kabar baik kepada semua orang.

16. (a) Menurut Mazmur 46:1-3, bagaimana iman kepada Yehuwa bisa memperkuat tekad kita untuk terus mengabar? (b) Bagaimana iman kepada Yesus juga bisa memperkuat tekad kita?

16 Kita juga beriman kepada Yehuwa, Sumber dari berita yang kita sampaikan, dan kepada Yesus, yang telah Yehuwa lantik sebagai Raja dari Kerajaan Allah. (Yoh. 14:1) Tidak soal kesulitan apa yang kita hadapi, Yehuwa akan selalu melindungi dan menguatkan kita. (Baca Mazmur 46:1; Mz. 46:2, 3) Selain itu, kita yakin bahwa Yesus terus mengarahkan pekerjaan pengabaran dari surga, dengan menggunakan wewenang dan kuasa yang telah Yehuwa berikan kepadanya.​—Mat. 28:18-20.

17. Berikan contoh yang menunjukkan mengapa kita perlu terus mengabar.

17 Iman juga bisa membuat kita yakin bahwa Yehuwa akan memberkati upaya kita untuk terus mengabar. Kadang, Dia melakukannya dengan cara yang tidak terduga. (Pkh. 11:6) Misalnya, setiap hari ada ribuan orang yang melihat publikasi yang kita pajang di rak beroda atau meja. Apakah kesaksian di tempat umum seperti ini ada hasilnya? Ya! Pelayanan Kerajaan Kita bulan November 2014 memuat cerita tentang seorang mahasiswi yang ingin membuat karya tulis tentang Saksi Yehuwa. Dia tidak bisa menemukan Balai Kerajaan. Tapi di kampus, dia melihat sebuah meja yang memajang publikasi kita, dan dia juga mendapat informasi yang dia butuhkan untuk karya tulisnya. Belakangan, dia mulai belajar Alkitab dan akhirnya dibaptis. Sekarang dia melayani sebagai perintis biasa. Pengalaman seperti ini menunjukkan bahwa masih ada orang-orang yang perlu mendengarkan kabar baik Kerajaan. Ini pasti membuat kita bersemangat untuk terus mengabar.

BERTEKADLAH UNTUK ’TIDAK MEMBIARKAN TANGAN SAUDARA BERISTIRAHAT’

18. Mengapa kita bisa yakin bahwa pekerjaan pengabaran akan selesai pada waktu yang Yehuwa inginkan?

18 Mengapa kita bisa yakin bahwa pekerjaan pengabaran akan selesai pada waktu yang Yehuwa inginkan? Perhatikan apa yang terjadi pada zaman Nuh. Yehuwa sudah menentukan kapan Air Bah akan terjadi sejak kira-kira 120 tahun sebelumnya. Puluhan tahun kemudian, Yehuwa memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera. Selama kira-kira 40 atau 50 tahun sebelum Air Bah, Nuh terus bekerja keras melakukan tugasnya. Meski orang-orang tidak mau mendengarkan dia, dia terus memperingatkan mereka. Nuh melakukan ini sampai Yehuwa memerintahkan dia untuk membawa binatang-binatang ke dalam bahtera. Lalu, pada waktu yang sudah Yehuwa tetapkan, ”Yehuwa menutup pintu bahtera”. (Kej. 6:3; 7:1, 2, 16) Semua itu membuktikan bahwa Yehuwa selalu mengikuti jadwal yang sudah Dia tentukan.

19. Apa yang sebentar lagi akan Yehuwa lakukan?

19 Sebentar lagi, Yehuwa akan mengakhiri pekerjaan pengabaran. Lalu, Dia akan menghancurkan dunia Setan sehingga bumi ini akhirnya dipenuhi dengan orang-orang yang taat kepada Allah. Sambil menunggu itu terjadi, semoga kita terus meniru teladan Nuh, Habakuk, dan hamba-hamba Allah lainnya yang ’tidak membiarkan tangan mereka beristirahat’. Semoga kita terus berfokus mengabar, selalu bersabar, dan tetap beriman kepada Yehuwa dan janji-janji-Nya.

NYANYIAN 10 ”Ini Aku! Utuslah Aku”

^ par. 5 Di artikel sebelumnya, kita belajar bahwa pelajar Alkitab yang sudah maju perlu menyambut undangan Yesus untuk menjadi penjala manusia. Di artikel ini, kita akan membahas tiga hal yang perlu dilakukan semua penyiar, baik yang baru maupun yang sudah berpengalaman, agar mereka semakin bertekad untuk terus mengabar sampai Yehuwa mengakhiri pekerjaan ini.

^ par. 2 PENJELASAN: Di artikel ini, kata-kata ”jangan biarkan tanganmu beristirahat” memaksudkan kita harus bertekad untuk terus mengabar sampai Yehuwa mengatakan bahwa pekerjaan ini selesai.

^ par. 5 ”Hari Tuan” dimulai sejak Yesus menjadi Raja di surga pada tahun 1914 dan akan terus berlangsung sampai akhir Pemerintahan Seribu Tahun Kristus.